Daftar episode OB
Daftar ini belum tentu lengkap. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya. |
Berikut adalah daftar episode dari sinetron OB yang ditayangkan oleh RCTI. Sinetron ini mulai ditayangkan dari 17 April 2006 sampai sekarang yang telah mencapai 182 episode plus 1 episode Natal 2006 dan 1 episode tahun baru 2007.
Catatan: Daftar bisa terus bertambah sesuai dengan pertambahan episode
Daftar Episode
Sumber: RCTI
# | Ditayangkan | Judul | Sinopsis |
---|---|---|---|
1 | 17 April 2006 | Mimpi Buruk Sayuti | Sayuti, seorang Office Boy baru di kantor OKTV mengalami hari pertama bekerja yang sangat tidak menyenangkan. Baru datang saja dia sudah merasa gerah dengan kelakuan Susi seorang Cleaning Service yang jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Sayuti. Kebetulan Sayuti ditempatkan di Pantry HRD yang ‘dikuasai’ oleh Odah. Odah adalah seorang Office Girl yang sangat diktator, kerjanya memerintah OB-OB yang lain. Di pantry itu pula ada seorang OB lain bernama Ma’il. Ma’il adalah seorang OB asal betawi yang tajir, gagap teknologi tetapi punya HP. Di kantor HRD tersebut ada beberapa karyawan diantaranya adalah Pak Hendra yang pelit dan teliti, Gusti yang gayanya sok asik, dan Saschya yang cantik tapi pelupa dan punya tertawa yang sangat khas. Selain itu ada pula pak Taka, Manager HRD yang sangat galak, suka memberi hukuman fisik pada karyawannya dan diam-diam menyukai Saschya, sekertarisnya. Pada saat hari pertama Sayuti bertugas di Pantry HRD, dia sudah diberikan berbagai tugas yang berat oleh Odah. Hampir semua tugas di Pantry HRD itu Sayuti yang mengerjakannya. Mulai dari mengangkat galon sampai Mengantarkan air minum ke tempat para karyawan HRD. Dan ketika mengerjakan tugas-tugas tersebutlah Sayuti menemui kesialan-kesialan yang beruntun dari mulai dikejar-kejar Susi sampai dihukum Pak Taka -manager HRD- akibat galon air yang jatuh menimpanya. |
2 | Nasibmu Sayuti | Pagi hari Sayuti sudah datang untuk bekerja tiba-tiba dia menemukan pesanan Tugas dari Odah untuk dirinya. Tak lama kemudian Ma’il datang dan juga menyuruh Sayuti untuk mengantarkan air minum ke meja karyawan sesuai dengan gelasnya masing-masing, Sementara Ma’il pun pergi. Sayuti yang ditinggal bingung karena tidak mengerti akan tugas-tugas yang diberikan oleh kedua seniornya itu. Kesalahan demi kesalahan dilakukan Sayuti pada saat melaksanakan tugas dari Ma’il dan Odah. Pada saat mengantarkan minuman ke meja karyawan, Sayuti salah menempatkan gelas di meja masing-masing sehingga Pak Taka marah karena gelasnya tertukar dengan gelas Saschya. Belum selesai Sayuti melepas lelah karena telah dihukum Pak Taka, Odah sudah datang dan marah-marah karena tugas-tugas yang diberikannya tidak dilaksanakan dengan baik oleh Sayuti, Ketika disuruh membeli makanan untuk karyawan, Sayuti bingung lagi karena di semua pesanan hanya tertulis “sama seperti kemarin” sedangkan Sayuti tidak pernah tahu apa yang dipesan oleh para karyawan tersebut kemarin, Dan akhirnya Sayuti membelikan makanan yang salah karena diberi tahu oleh Susi yang sebenarnya hanya sok tahu. Maka Sayuti dimarahin lagi oleh Odah. Ketika Ma’il datang,barulah diketahui bahwa sebenernya makanan yang dipesan oleh semua karyawan tersebut adalah gado-gado. | |
3 | Gara-gara Saschya | Pagi-pagi Saschya mencari-cari sesuatu di mejanya. Ketika dia mencari, Hendra dan Gusti memperhatikan Saschya dan bukannya menolong Saschya. Ketika Pak Taka datang, Gusti dan Hendra kena marah karena kelakuan mereka yang kurang sopan itu, Namun pada akhirnya Pak Taka melihat Saschya dengan mupeng juga. Sementara itu Susi yang membuatkan makanan untuk Sayuti dititip ke Odah. Odah tanpa rasa berdosa memakan semua makanan yang diberikan Susi untuk Sayuti dan menyembunyikan rantang bekas makanan Susi. Saschya yang putus asa mencari, mulai mengeluh kepada rekan-rekannya bahwa dia kehilangan uang untuk membayar kartu kreditnya. Satu kantor pun heboh sampai Pak Taka yang baru tahu menghukum Gusti dan Hendra karena tidak memberi tahunya. Berita kehilangan uang Saschya sampai pula ke geng Pantry, Susi membicarakan uang hilang tersebut ke Odah dan menghubung-hubungkan kejadian itu dengan rantang yang hilang, Pada saat itupun Odah kehilangan pulpen, dan mereka menyimpulkan bahwa kantor sudah tidak aman lagi. Di kantor HRD, para karyawan berkumpul, Gusti yang tadi pagi melihat Sayuti berada di meja Saschya menduga bahwa Sayuti yang mengambil uang, Mereka pun akhirnya mengadili Sayuti, Tapi Sayuti tidak merasa mengambil uang tersebut. Ketika Ma’il datang dari bengkel, barulah ketahuan bahwa uang Saschya sebenarnya tidak hilang akan tetapi dititip ke Ma’il untuk dibayarkan. Saschya hanya lupa. | |
4 | Pak Taka & Pak Hendra | Pagi-pagi di Lift Sayuti mendengar Saschya berbicara padanya dan memesan barang-barang untuk dibelikan yaitu coklat dan bunga, Padahal Sayuti tidak tahu kalau Saschya sedang berbicara di Handphone menggunakan handsfree pada pacarnya. Sayuti yang patuh lalu pergi mencari barang-barang “pesanan” Saschya tersebut. Pak Taka yang naksir berat dengan Saschya, curhat ke Pak Hendra, Tapi tidak memberitahukan bahwa yang dia taksir itu Saschya. Gusti heran melihat perubahan kedekatan Pak Taka dengan Pak Hendra. Dia melihatnya sebagai sesuatu yang tidak wajar. Gusti beberapa kali memergoki Pak Taka dengan Pak Hendra sedang berduaan dan seperti sedang melakukan adegan yang mesra. Sayuti datang ke Kantor membawa bunga dan coklat pesanan Saschya, dia bertemu dengan Susi. Susi yang kege-eran mengira bunga dan coklat itu untuk dirinya dan merebut bunga dan coklat tersebut. Sayuti tidak bisa berbuat apa-apa selain membeli bunga lagi. Pak Taka disarankan oleh Hendra untuk membeli bunga. Odah yang diperintahkan Pak Taka membeli bunga, merampas bunga yang dibeli Sayuti untuk Saschya.Sayuti akhirnya membeli bunga ke tiga untuk Saschya dan kali ini berhasil disampaikan ke Saschya, Saschya yang tidak merasa memesan bunga keheranan. Ketika itu kebetulan Pak Taka dan Susi melihat dan salah paham dengan Sayuti. Akhirnya Pak Taka menghukum Sayuti tanpa alasan yang jelas. | |
5 | Susahnya Cari Pinjaman | Odah sedang pusing mencari pinjaman untuk membayar kontrakan. Dia mencoba meminjam ke semua OB termasuk Ma’il dan Susi, tapi semua gagal. Odah yang marah menyuruh Sayuti mengepel parkiran, Sayuti yang lugu mau saja disuruh mengepel parkiran sampai ketika ketahuan Taka, Sayuti dihukum push-up oleh Taka. Sementara itu Gusti juga sedang pusing karena ingin mengajak pacarnya dinner di ulang tahunnya, tapi dia tidak punya uang. Maka Gusti membujuk Semua orang dikantor untuk meminjamkan dia uang. Tapi tidak berhasil pula. Odah yang sudah putus asa, mencoba meminjam ke Saschya. Saschya tidak meminjamkan uang, tapi berjanji akan membantu meminjamkan uang ke Pak Taka. Pak Taka yang menguping pembicaraan mereka lalu langsung meminjam uang ke Pak Hendra untuk dipinjamkan kembali ke Odah dengan harapan mendapat perhatian dan simpati dari Saschya. Odah seperti mendapat durian runtuh ketika Pak Taka memberikan pinjaman kepada dia. Saking kagetnya Odah sampai pingsan sehingga semua orang heboh. | |
6 | Selamatan Sayuti | Sayuti dipanggil menghadap Pak Taka, Saschya yang pelupa sampai harus mencatat di board biar dia tidak lupa untuk memanggil sayuti. Sayuti yang tidak merasa melakukan kesalahan merasa gugup dan takut sebelum masuk ke ruangan Pak Taka. Tapi setelah masuk ternyata Pak Taka ingin memberi tahu Sayuti bahwa ternyata dia berhasil diangkat menjadi karyawan tetap. Ketika sayuti keluar dari ruangan, Saschya menyelamati Sayuti dan menanyakan acara makan-makan, Sayuti mengira Saschya menanyakan tempat dia makan,Tapi Saschya salah paham dan menganggap bahwa Sayuti akan mengadakan selamatan di Pantry. Ketika sampai di Pantry, Sayuti menyampaikan kabar baik tersebut ke teman-temannya, Semua OB mengira Sayuti benar-benar akan mengadakan pesta selamatan dan semua gembira. Susi yang gembira membawakan donat untuk selamatannya Sayuti. Sayuti yang tidak merasa akan mengadakan selamatan malah bingung dan hanya mampu untuk membeli gorengan untuk semuanya. Tapi semua orang gembira dan tetap senang walaupun hanya makan gorengan. | |
7 | Bonus Tahunan | Ada Isu kalau Bonus dari kantor akan keluar tahun ini. Semua orang mengharapkan bonus akan segera keluar, termasuk Odah yang berencana akan meminjam uang bonus para OB untuk merenovasi rumah. Kesalah pahaman terjadi ketika Ma’il mendengar percakapan para karyawan HRD tentang Bonus. Omongan Pak Hendra yang sedang bercanda dengan karyawan lain dianggap serius oleh Ma’il. Ma’il yang girang segera memberitahukan berita yang salah itu kepada para OB yang lain. Berita itu diperkuat dengan Memo dari Pak Taka kepada Pak Hendra tentang pemberian Bonus. Pak Hendra segera menyuruh Sayuti untuk memperbanyak memo dan menyebarkannya, tapi Pak Hendra tidak melihat kalau kertas memo tersebut ada dua halaman, sehingga terjadi kesalahpahaman lagi, Karena sebenarnya bonus hanya akan diberikan apabila perusahaan untung lima kali tahun lalu, dan ternyata perusahaan tidak untung sampai lima kali pada tahun lalu. | |
8 | Selamat Pagi, Pak! | Pak Taka Kesal karena karyawan jarang ada yang menyapa apabila bertemu. Hanya Saschya yang selalu menyapanya setiap hari. Oleh karena itu Pak Taka menerapkan peraturan baru yang mengharuskan semua karyawan termasuk para OB untuk selalu menyapa ketika bertemu. Pak Taka yang tidak sengaja masuk ke Pantry menemukan Ma’il yang sedang main kartu, Ma’il yang tidak tahu kalau Pak Taka masuk mengira itu Sayuti dan akhirnya Pak Taka menghukum Ma’il. Pada siang hari Pak Taka berkeliling untuk mengecek apakah para karyawannya mematuhi peraturan barunya atau tidak. Odah dan Ma’il yang tidak tahu tentang peraturan baru tersebut dihukum Pak taka karena tidak menyapa. | |
9 | Sayuti mulai Nakal | Ma’il menantang Sayuti untuk taruhan kecil-kecilan ketika melihat Saschya datang dan menyela antrian absen.Sayuti awalnya tidak mau tapi lama-lama dia mau juga. Pada awalnya Sayuti menang taruhan siapa yang paling dulu sampai pantry. Tapi Ma’il mengajak taruhan lagi tebak-tebakan cutex yang akan dipakai oleh Saschya besok. Sementara itu, Gusti sedang merayu Pak Hendra untuk meminjam uang di toilet, Tetapi Pak Hendra tidak mau meminjamkan dan malah masuk ke WC, Gusti yang kecewa juga ikut masuk ke WC dan tetap merayu Hendra. Hendra yang tetap tidak mau meminjamkan uang, menyarankan untuk meminjam ke Pak Taka. Ketika sedang membicarakan Pak Taka, Mereka tidak tahu bahwa Pak taka sudah masuk ke Toilet dan mendengar pembicaraan mereka. Akhirnya Pak Taka menghukum Gusti Push Up 50 kali. Sayuti dan Ma’il masih berkompetisi untuk memenangkan taruhan, diam-diam mereka merayu Saschya untuk memakai warna cutex sesuai dengan apa yang mereka pertaruhkan. Ketika ketahuan Saschya, Pak Taka menghukum Ma’il dan Sayuti dengan cara jewer-jeweran. | |
10 | Siaran Ulangan Episode 5 | Sinopsis Episode 5 | |
11 | Sayuti Dimana | Sayuti disuruh mengambilkan HP Ma’il di mobil. Ketika akan menggunakan lift untuk naik, Sayuti bertemu dengan Susi yang ingin ikut Sayuti naik. Tiba-tiba lift yang mereka gunakan rusak dan macet ditengah-tengah. Sayuti dan Susi yang panik menggedor-gedor pintu lift, tapi tidak ada yang mendengar. Ma’il kebingungan mencari Sayuti yang tiba-tiba menghilang tanpa jejak, tidak ada orang yang melihat Sayuti, karena Sayuti tidak ada, terpaksa Ma’il yang mengerjakan seluruh tugas yang biasanya dilakukan Sayuti dari mulai mengantarkan air minum sampai mengambil galon. Tapi Ma’il masih terus mencari Sayuti sampai ke parkiran mobil,tetapi tetap tidak ketemu. Sementara itu Sayuti yang terjebak di dalam lift bersama Susi, menghabiskan waktu dengan mengobrol banyak hal dan bermain catur jawa sampai akhirnya lift bisa diperbaiki lagi. | |
12 | Titip Absen membawa bencana | Pak Taka menegur Gusti yang telat datang ke kantor dan akan menghukum Gusti. Tapi Gusti beralasan bahwa sebenarnya dia sudah datang dari pagi, tapi pergi ke Produksi terlebih dahulu. Pak Taka yang tidak percaya lalu mengecek kartu absen Gusti, dan ternyata di kartu absen tertera kalau Gusti memang datang pagi. Tetapi dibalik itu ternyata Gusti menitip diabsenkan kepada Susi. Susi yang takut ketahuan Pak Taka, menolak untuk mengabsenkan Gusti lagi. Gusti lalu menitip absen ke Sayuti, tapi ketika Sayuti menolak, Odah mendengar dan malah menjadikan itu usaha untuk mendapatkan uang banyak. Odah lalu mendata orang-orang yang ingin menitip absen dan mau membayarnya. Tapi tanpa disangka ternyata usaha Odah ketahuan Pak Taka, dan Odah pun dihukum. | |
13 | Devide et Impera | Odah sedang kesal dengan Sayuti yang terkesan tidak mau membantu Odah. Padahal saat itu Sayuti sedang sibuk membuat minuman untuk tamu Pak Taka.Tapi Odah yang sudah keburu sakit hati rupanya ingin membalas Sayuti dengan menyampaikan berita bohong ke Ma’il bahwa Sayuti mengadukan Ma’il sering main internet ke Saschya. Ma’il yang marah mencari Sayuti ke mana-mana di seluruh kantor tapi tidak ketemu karena Sayuti sedang membeli makanan untuk para karyawan. Tahu bahwa Ma’il belum juga menemukan Sayuti, Odah kembali memanas-manasi Ma’il bahwa sayuti mengatakan bapaknya Ma’il kaya karena korupsi. Ma’il yang makin marah akhirnya bertemu dengan Sayuti dan langsung berantem. Semua orang yang ada di HRD heboh dan menyoraki Ma’il dan Sayuti. Setelah dipisahkan ternyata baru ketahuan bahwa biang keladi dari semuanya adalah Odah yang mengadu domba Ma’il dan Sayuti. | |
14 | Siaran Ulangan Episode 3 | Sinopsis Episode 3 | |
15 | Bisnis Kertas Bekas | Ma’il punya bisnis baru yaitu menjual koran bekas yang tidak dipakai lagi di Kantor. Setiap ada majalah atau koran yang terlihat menganggur pasti langsung diambil oleh Ma’il untuk dijual. Gusti mengeluh karena kehilangan majalahnya, Pak Taka juga mengeluh karena kehilangan koran baru yang belum dibacanya. Demikian juga Pak Hendra yang kehilangan beberapa berkas kerja kantor. Ternyata semuanya diambil oleh Susi yang juga ingin menyaingi usaha Ma’il untuk menjual koran. Ma’il dan Susi bersaing untuk mendapatkan kertas bekas yang paling banyak. Sampai Ma’il berusaha untuk mencuri naskah crew yang sedang shooting di lobby utama. Susi dan Ma’il bertengkar karena berebut majalah bekas sampai mengganggu shooting. Ma’il dan Susi pun terus berebutan majalah bekas sampai malam hari. | |
16 | Pemilihan Karyawan Teladan | Pak Taka mengadakan uji coba pemilihan karyawan teladan selama sehari untuk memacu kinerja karyawan-karyawannya. Maka semua karyawan pun berlomba-lomba untuk dapat menjadi karyawan teladan pilihan Pak Taka. Mulai dari Pak Hendra yang kepedean akan terpilih menjadi karyawan teladan, Gusti yang mencari muka di depan Pak Taka, dan Odah yang mengaku-ngaku mengerjakan semua pekerjaan. Pak Taka sendiri sepertinya sudah mempunyai pilihan sendiri untuk dijadikan karyawan Teladan. Dia merayu Saschya bahwa pasti Saschya yang akan menjadi karyawan teladan. Tetapi ketika saatnya diumumkan pemenang karyawan teladan, Susi menggoda Sayuti dan akhirya mengacaukan suasana pengumuman pemilihan karyawan teladan. | |
17 | Siaran Ulangan Episode 4 | Sinopsis Episode 4 | |
18 | Surat Cinta Pak Taka | Pak Taka ingin memberikan surat cinta untuk Saschya, tapi ketika menerima telepon, surat itu jatuh dan dikira sampah oleh Ma’il. Ketika Pak Taka ingin meneruskan surat yang tadi, ternyata surat itu sudah hilang. Kesalah pahaman terjadi ketika Sayuti juga ingin menulis surat untuk Susi, dan yang Susi temukan ternyata surat dari Pak Taka. Susi mengira surat tersebut ditulis oleh Sayuti untuk dirinya. Susi pun ke geeran sendiri. Sementara itu, Pak Taka terus mencari-cari surat yang hilang tersebut sampai ke Pantry dan mencari Ma’il,Tapi tetap tidak ketemu. | |
19 | Jangan Telepon Sembarangan | Pak Taka ditegur atasan karena tagihan telepon membengkak. Pak Taka pun marah dan mengumpulkan karyawan lalu menanyakan siapa yang telah memakai telepon sampai ke luar negeri dan ke nomor 0809. Karyawan tidak ada yang mau mengaku, Saschya lalu menuduh kalau Para OB telah memakai telepon ke Luar Negeri. Ketika dikumpulkan, Para OB yang tidak tahu apa-apa kesal karena telah dituduh memakai telepon oleh Saschya, mereka pun akhirnya merencanakan strategi balas dendam kepada para karyawan. Dalam sehari, para karyawan tidak dilayani oleh OB, Karyawan pun akhirnya kerepotan sendiri karena para OB tidak mau melayani mereka. Pada akhirnya baru ketahuan kalau yang memakai telepon ke luar negeri adalah Saschya yang menelepon pacarnya di Australia, dan Gusti yang selalu memakai telepon ke nomor 0809. Akhirnya Gusti di hukum push up oleh Pak Taka. | |
20 | Pak Hendra memang pelit | Ma’il kena musibah jatuh dari tangga ketika sedang bekerja di ruang HRD. Esoknya Sayuti bekerja lebih keras karena Ma’il tidak masuk. Odah menugaskan Sayuti macam-macam tanpa melihat bahwa Sayuti sedang sakit. Para karyawan meminta rembers pengobatan kepada Pak Hendra tapi tak ada satupun yang berhasil termasuk satu karyawan yang telah dibalut perban seluruh tubuhnya tapi Pak Hendra saking pelitnya masih tidak percaya dan masih meminta bukti. Sayuti yang juga ingin rembers pengobatan ditanya nama dokternya oleh hendra. Ketika lewat Pantry, Karyawan berbalut perban itu disangka Ma’il oleh Susi lalu dibawa ke Pantry, ketika sudah ditanya-tanya tiba-tiba Ma’il yang Asli datang dengan memakai penyangga leher, Semua orang yang ada di Pantry bengong dan terheran-heran siapa sebenarnya karyawan berbalut perban tersebut. Pak Taka sedang sakit tangan karena keseringan gebrak meja, Saschya yang tahu memanggilkan tukang urut untuk Pak Taka. Pak Taka ingin mengajak Saschya makan malam sebagai rasa terimakasih, tapi Saschya yang tidak ‘ngeh’ malah mengajak pacarnya ikut. Sayuti yang sudah ingat nama dokternya kembali mencoba meminta reimburst ke Hendra tapi hendra masih tetap tidak mau memberi. Akhirnya ketika di Lift Sayuti masih bersin-bersin, Pak Hendra memberi tanda tangan reimburst karena Sayuti mengaku harus menunggu bulan depan untuk kembali lagi ke dokter sampai dia punya uang lagi. | |
21 | Siaran Ulangan salah satu Episode sebelumnya | Sinopsis sesuai dengan Episode ini | |
22 | Siaran Ulangan salah satu Episode sebelumnya | Sinopsis sesuai dengan Episode ini | |
23 | Siaran Ulangan salah satu Episode sebelumnya | Sinopsis sesuai dengan Episode ini | |
24 | Siaran Ulangan salah satu Episode sebelumnya | Sinopsis sesuai dengan Episode ini | |
25 | Siaran Ulangan salah satu Episode sebelumnya | Sinopsis sesuai dengan Episode ini | |
26 | Siaran Ulangan salah satu Episode sebelumnya | Sinopsis sesuai dengan Episode ini | |
27 | Siaran Ulangan salah satu Episode sebelumnya | Sinopsis sesuai dengan Episode ini | |
28 | Siaran Ulangan salah satu Episode sebelumnya | Sinopsis sesuai dengan Episode ini | |
29 | Siaran Ulangan salah satu Episode sebelumnya | Sinopsis sesuai dengan Episode ini | |
30 | Siaran Ulangan salah satu Episode sebelumnya | Sinopsis sesuai dengan Episode ini | |
31 | Mahasiswi Magang | Bintang Tamu : Fairus Faisal – Vira Vira adalah mahasiswi magang yang akan ditempatkan di bagian produksi, tapi untuk sementara akan dititipkan dahulu di bagian HRD. Gusti dan Hendra langsung terkesima melihat paras Vira yang cantik. Mereka pun berebut ingin mendapatkan perhatian dari Vira. Tapi ternyata bukan hanya Gusti dan Hendra saja, karena Ma’il pun diam-diam menyukai Vira. Seharian itu ada saja ulah mereka yang ingin mencoba mencari perhatian Vira. Gusti mencoba untuk mengajak Vira makan siang, namun karena Pak Hendra yang menyindir-nyindir terus akhirnya Gusti gagal mengajak Vira Makan siang. Vira akhirnya pergi makan siang sendiri di Pantry dimana dia bertemu dengan Odah dengan gaya “malak” yang khas. | |
32 | Ramalan Bintang bikin Meriang | Saschya membacakan ramalan bintang beberapa orang di HRD, beberapa ada yang benar beberapa ada yang salah. Odah berubah sikap menjadi baik kepada Sayuti karena percaya bahwa Sayuti akan naik jabatan sesuai dengan ramalan bintang Saschya. Ma’il yang kebetulan datang ke HRD penasaran lalu mengambil majalah Saschya untuk dibaca di toilet, Lalu karena ramalan bintang Ma’il tidak bagus, Ma’il emosi dan merobek majalah punya Saschya. Tapi dia kaget setelah sadar bahwa Majalah itu punya Saschya. Saschya yang merasa majalahnya hilang mencari-cari sampai ke ruangan Pak Taka. Sementara Pak Hendra yang gengsi tidak mau dibacakan ramalannya ternyata menemukan majalah Saschya di bawah washtafel toilet. Diam-diam Pak Hendra membaca ramalan juga dan ketahuan Pak Taka. Karena majalahnya sobek, Saschya minta ganti ke Pak Hendra. Pak Hendra yang merasa tidak merobek majalah Saschya tidak terima dan tidak mau mengganti, tapi karena ada Pak Taka, akhirnya Pak Hendra mengganti juga. Odah masih saja percaya ramalan bintang SAyuti, Odah tidak mengizinkan Sayuti bekerja terlalu cape, Odah malah menyuruh Sayuti tidur di Pantry. | |
33 | Uang Siapa? | Ma’il menemukan uang seratus ribu di lobby Utama, Mati-matian ma’il berusaha menyembunyikan uang hasil temuannya itu dari Susi yang sedang mengepel dengan cara menginjaknya. Setelah Susi meleng barulah uang dapat diambil Ma’il. Tapi setelah diteliti lagi ternyata uang itu sobek setengah. Dengan kesal Ma’il membuang uang itu di depan Lift Lobby HRD. Kejadian-kejadian lucu terus terjadi ketika satu persatu setiap orang di departemen HRD menemukan uang sobek tersebut dan berusaha menyembunyikan dengan cara menginjaknya sehingga tidak terlihat oleh orang lain. Namun mereka kesal setelah mengetahui bahwa uang tersebut ternyata uang sobek. Sedangkan Sayuti yang pada dasarnya berhati jujur, ketika menemukan uang tersebut dia ingin menyerahkannya kepada sekuriti kantor untuk dicari pemiliknya. | |
34 | Sayuti Mau mandiri | Sayuti berniat ingin hidup mandiri dengan mencari kostan untuk dia tinggal. Ketika mendengar jabar tersebut, Odah langsung melihat peluang untuk mendapat uang dari Sayuti, Odah langsung menawarkan kos-kosan dekat rumahnya yang berharga 100 ribu per bulan. Tapi sejenak kemudian harganya naik menjadi 115 ribu. Sedangkan Susi yang juga mendengar kabar tersebut berniat untuk mengikuti Sayuti tinggal di tempat yang sama dengan yang Odah tawarkan. Sementara itu, Hendra sedang kesal karena tagihan telepon di departemen HRD sangat besar bulan lalu, Hendra pun akhirnya melarang semua karyawan HRD untuk menggunakan telepon, Walaupun itu hanya telepon ke pesawat. Tapi ketika Hendra tidak ada di tempat semua karyawan memakai telepon kantor yang akhirnya ketahuan Pak Taka. | |
35 | Siaran Ulangan salah satu Episode sebelumnya | Sinopsis sesuai dengan Episode ini | |
36 | Siaran Ulangan salah satu Episode sebelumnya | Sinopsis sesuai dengan Episode ini | |
37 | Siaran Ulangan salah satu Episode sebelumnya | Sinopsis sesuai dengan Episode ini | |
38 | Siaran Ulangan salah satu Episode sebelumnya | Sinopsis sesuai dengan Episode ini | |
39 | Anak Boss Bikin Repot | Bintang Tamu : Tina Toon - (Tina-anak odah) Ma’il dan Sayuti dikejutkan oleh seorang anak perempuan yang tiba-tiba masuk Pantry dan mencari mama nya yang katanya bos di kantor OKTV. Ma’il dan Sayuti menyangka bahwa anak itu adalah anak Ibu Cynthia (pemilik OKTV). Tina (Tina Toon) meminta makanan kepada Ma’il dan Sayuti karena dia belum sarapan.Sayuti akhirnya membuatkan Tina mie goreng, tapi setelah makan mie goreng, Tina juga memakan nasi uduk sayuti yang dibelikan Susi. Ketika Gusti datang ke Pantry, Gusti ingin membujuk Tina agar Tina bilang ke mamanya bahwa Gusti selalu bekerja dengan baik. Tapi Tina malah minta dibelikan es krim dan makanan kepada Gusti. Bahkan Tina minta digendong Gusti naik tangga karena Tina takut naik lift. Hendra yang juga ingin mencari muka kepada bos, mengajak main Tina ke ruangan HRD. Tapi karena Tina bandel Hendra memelototi Tina hingga Tina menangis dan kabur. Maka Ma’il, Sayuti, Gusti dan Hendra sibuk mencari dan mengejar-ngejar Tina di kantor HRD. | |
40 | Awas, Mami Galak! | Bintang Tamu : Meriam Bellina - (Ibu Taka) Taka mendapat kunjungan mendadak dari Ibunya. Ibu Tara,Ibunya Taka, ternyata mempunyai perangai yang keras sama seperti Taka. Baru datang di lobby saja, semua orang sudah kena marah Ibu Tara. Ibu Tara ingin menjodohkan Tara dengan beberapa gadis pilihannya. Pak Taka yang tidak mau dijodohkan bilang ke ibunya bahwa dia sudah punya calon sendiri yaitu Saschya. Ibu Tara tidak setuju dengan pilihan Pak Taka karena menurut Ibu Tara ketawa Saschya aneh karena ada ngoroknya. Ibu Tara lebih suka kalau Tara menikah dengan Mala, gadis pilihannya. Gusti sedang membicarakan Ibu Tara di depan para OB dan karyawan. Ketika itulah Ibu Tara masuk ke Pantry dan menghukum mereka semua lari keliling kantor dan lapangan sampai Odah Hampir pingsan. Karena Pak Taka bersikeras tidak mau dijodohkan, Ibu Tara juga menghukum Pak Taka push up di saksikan para karyawan HRD. | |
41 | Sarjana Jadi OB | Bintang Tamu : Wendy Cagur - (Wendi-Cleaning Service) HRD sedang mengadakan pembersihan, Semua kardus-kardus data diturunkan untuk dibereskan. Tapi Hendra hanya mengatur-ngatur saja dan tidak membantu membereskan, Gusti pun akhirnya protes ke Hendra. Tapi Hendra beralasan bahwa dirinya alergi debu dan tidak bisa bekerja. Saschya juga katanya alergi tapi dia alergi bekerja. Lama-lama para karyawan kewalahan dan meminta Susi dan Sayuti saja yang membereskan ruangan HRD. Untuk menggantikan Susi di lantai dua, maka diperbantukan cleaning service dari lantai tiga. Sang cleaning service ini ternyata memiliki tingkah laku yang tidak menyenangkan, terutama karena dia adalah seorang sarjana, jadi dia merasa tidak cocok menjadi cleaning service. Semua orang di HRD tidak menyukai Wendi (Cleaning service) karena sombong dan tidak mau bekerja. Kecuali Saschya yang minta diajarin Wendi bagaimana cara bikin jadwal. Saschya mempromosikan kepada Pak Taka agar Wendi diangkat dari jabatan cleaning service. Akhirnya Pak Taka pun mengabulkan permintaan Saschya dengan mengangkat Wendi. | |
42 | Office Girl Juga Manusia | Bintang Tamu : Uut Permatasari Di pagi hari depan lobby, Mail sedang mengarahkan Sayuti yang membawa beberapa tumpukan kardus, tiba-tiba Mail melihat seorang Office Girl (OG) yang diperankan oleh Uut Permatasari. Mail menggoda dan menemani Uut masuk ke dalam lift tanpa memperdulikan Sayuti. Di pantry Mail bercerita kepada Mpok Odah bahwa ia melihat seorang OG baru di kantor tapi ia lupa menanyakan namanya dan nomor teleponnya. Gusti pun mendengar kalau ada OG baru yang cantik. Ia bertemu dengan Uut di lorong pantry. Gusti mulai bertanya-tanya tapi Uut hanya menjawab dengan singkat dan pergi masuk toilet. Gusti bertanya sama Mpok Odah siapa nama OG cantik itu? Mpok Odah kesal karena semua orang heboh menanyakannya, ia mengatakan pada Gusti bahwa ia sudah bertanya pada Pak Hendra dan tidak ada OG baru, itu mungkin OG yang dulu pernah bunuh diri karena ditolak cintanya jadi sekarang dia gentayangan. Gusti pergi dengan kesal tapi tidak menyerah untuk mendekati Uut. Gusti bertemu lagi dengan Uut, dan mencari perhatian Uut, setelah Uut pergi Mail datang dan mengatakan bahwa OG yang cantik itu sudah menjadi incerannya, Gusti hanya mengatakan, “Siapa cepat, dia dapat…!” Ternyata Sayuti juga mengejar OG yang cantik itu, saat Uut keluar lift, Sayuti mengejarnya dan ingin mengatakan sesuatu tapi grogi, “Kalau grogi bisik-bisik aja sini…” Sayuti ragu tapi akhirnya mendekati Uut dan membisikkan sesuatu. Di saat yang bersamaan Susi datang. | |
43 | Siaran Ulangan salah satu Episode sebelumnya | Sinopsis sesuai dengan Episode ini | |
44 | Gitar Ma’il | Sayuti ingin belajar bermain gitar ke Ma’il, karena Sayuti melihat Ma’il yang selalu bernyanyi setiap hari sambil diiringi gitar. Apalagi Ma’il bercerita bahwa dirinya belajar dari para gitaris-gitaris handal Indonesia. Maka Ma’il pun akhirnya mau mengajari Sayuti.
Sedangkan Gusti mengusulkan bahwa seharusnya karyawan HRD patungan untuk membeli gitar, karena Gusti suka merasa suntuk di waktu-waktu jam kantor. Hendra tidak setuju dengan ide Gusti, Hendra bilang itu melanggar peraturan perusahaan. Gusti mampir ke Pantry untuk meminjam Gitar Ma’il, Ketika Gusti membawa Gitar tersebut, dia malah dimarahi Pak Taka karena menurut peraturan, karyawan tidak boleh membawa barang-barang yang merusak konsentrasi kerja. Sayuti yang dititipi Gitar oleh Gusti malah kena getahnya karena harus bolak-balik membawa gitar ke Pantry dan ke ruangan HRD. | |
45 | Suami Odah Baik Sekali | Bintang Tamu : Surya Saputra Pagi-pagi di ruang pantry Mpok Odah sedang mencari barang miliknya yang hilang. Sampai Sayuti yang sedang makan di meja pantry ikut di geledah. Pada saat Sayuti keluar pantry ia bertemu dengan Mail yang baru keluar dari toilet. Sayuti cerita kalau Mpok Odah lagi marah-marah karena kehilangan sesuatu. Mail cuek aja karena tidak merasa di marahin sama Mpok Odah. Susi yang mendengar pembicaraan mereka, tersenyum dan mengatakan bahwa pasti yang dicari Mpok Odah adalah KTPnya karena Susi menemukannya di depan lift. Lalu Mail berusaha merebutnya dari tangan Susi untuk mengembalikannya tapi Susi tidak mau, Susi ingin mengembalikannya sendiri karena Susi yang menemukannya. Terjadilah tarik menarik antara Susi dan Mail. Sayuti berusaha melerainya. Alhasil KTP Mpok Odah sobek, dan sobekannya jatuh dilantai. Mpok Odah geram, Sayuti dan Mail Kabur. Saat Mpok Odah mencari-cari Mail dan Sayuti, ia dikagetkan dengan kedatangan suaminya (Surya Saputra) yang ingin membuat surprise untuk ulang tahun perkawinannya. Mpok Odah mendadak berubah 180 derajat. Didalam pantry ia membuatkan Surya minuman, juga untuk Sayuti dan Mail. Sayuti dan Mail terheran-heran melihat tingkah laku Mpok Odah. Pada saat Surya ingin ke toilet Mail dan Sayuti ingin ikut ke toilet juga karena takut dimarahin sama Mpok Odah. Terpaksa Mpok Odah menunggu di depan toilet agar Mail dan Sayuti tidak kabur. Surya bertanya kenapa Mama nunggu di depan toilet, Mpok Odah menjawab bahwa ia cemas, Surya pun balik menjawab, “Mama perhatian banget sama Papa. Papa jadi tambah sayang sama Mama yang baik dan penyayang…” Pada saat makan siang Mpok Odah meminta tolong Sayuti untuk membelikan makanan buat suaminya dengan bahasa yang halus tidak seperti biasanya. Sayuti bertanya apakah nasinya satu atau satu setengah seperti yang biasa Mpok Odah pesan, Mpok Odah nyengir sambil menendang kaki Sayuti. Di lain tempat, Pak Taka memanggil Saschya karena ingin memberikan sesuatu kepadanya. Saschya melihat ruangan Pak Taka yang berantakan dengan file-file yang bertumpukan mengatakan ingin membantunya. Tapi bukan membantu membereskannya melainkan membantu menelfon Gusti untuk meminta Gusti yang membereskannya. Pak Taka kemudian memdapatkan kesempatan untuk memberikan sesuatu kepada Saschya. Ia memberikan kotak kecil berwarna ungu yang berisi sebuah cincin. Saschya sangat senang dan terharu atas perbuatan Pak Taka. Ia mengatakan suka sekali dengan tempat cincinnya sambil mengembalikan cincinnya ke Pak Taka. “Ih lucu banget sih, Bapak tau aja kalo Saschya suka warna ungu…” | |
46 | Mail lagi senang mengikuti fitness | Mail lagi senang mengikuti fitness. Ia sedang memamerkan badannya didepan Sayuti yang bingung melihat gerak gerik Mail yang aneh. Mail mengajak Sayuti untuk ikut fitness dan menjelaskan kalau ikut fitness bisa sauna, mandi uap dan angkat barbel. Sayuti dengan polos menanyakan apa artinya. Mail ingin memamerkan badannya kepada temen-temen OB yang lain, dengan gaya yang sok gagah ia mengatakan kalau di ruangan ini kok panas sekali, perlahan-lahan Mail mulai membuka bajunya dan memperlihatkan ototnya. Semua OB mengikuti gerak gerik Mail. Odah baru datang mencari Sayuti untuk pinjam uang, karena Sayuti tidak ada, akhirnya Mail yang meminjamkan uang kepada Odah. Padahal uang tersebut ingin digunakan untuk bayar fitness.
Di lain tempat Gusti juga diajak fitness oleh Mail biar badannya bisa sekeren Mail. Gusti menganggap bentuk badannya sudah bagus, tapi apa salahnya kalau ikutan fitness bareng Mail. Akhirnya Gusti jadi ikut-ikutan bergaya memamerkan ototnya. Tanpa disadari Gusti melangkah memasuki ruangan Pak Taka. Gustipun terkejut ketika ditegur Pak Taka. Langsung Gusti buru-buru merapikan pakaiannya. Selain Mail yang mengajak temen-temen OB untuk ikut fitness, Gusti juga mengajak Pak Hendra dan Saschya. Apakah Pak Hendra dan Saschya mau bergabung dengan Gusti untuk ikut fitness? | |
47 | Siaran Ulangan salah satu Episode sebelumnya | Sinopsis sesuai dengan Episode ini | |
48 | Siaran Ulangan salah satu Episode sebelumnya | Sinopsis sesuai dengan Episode ini | |
49 | Siaran Ulangan salah satu Episode sebelumnya | Sinopsis sesuai dengan Episode ini | |
50 | Sayuti Rindu Solo | Bintang Tamu : Didi Kempot OB kali ini bercerita tentang Sayuti yang sedang rindu ingin pulang ke Solo, Sayuti terlihat sedih di pantry kemudian Susi mencoba menghiburnya. Saat Susi ingin membuat teh untuk Sayuti, terdengar suara ada yang menyanyikan lagu Stasiun Balapan, Susi mengira Sayuti yang bernyanyi, ternyata bukan Sayuti, tetapi Didi Kempot penyanyi Solo yang tiba-tiba masuk ke ruang pantry ingin pinjam sebuah gelas. Sayuti diam terpana lalu Susi memberikan gelasnya. Didi dengan heran melihat Sayuti langsung pergi meninggalkan pantry. Susi ingin menolong Sayuti untuk mengobati rindunya kepada Solo. Ia mengajak Sayuti untuk mencari Mas Didi Kempot dan minta tanda tangannya. Sayuti tersenyum setuju. Susi dan Sayuti bertemu Mail didepan lift. Susi langsung menanyakan apakah Mail melihat Mas Didi di bawah. Mail menjawab iya ia melihatnya di toilet tehnik. Sayutipun langsung bergegas masuk ke dalam lift. Susi heran melihat Mail, kenapa Mas Didi bisa ada di toilet tehnik. Ternyata yang dimaksud Mail adalah Mas Didi yang kerja di bagian tehnik. Susi langsung teriak mengatakan bahwa bukan Mas Didi tehnik tapi Mas Didi Kempot. Mas Didi Kempot yang sedang membaca Koran langsung berdiri melihat Susi, “Iya...Mbak? Mbak manggil saya…?” Susi tersentak kaget dan langsung lari menuju tangga mencari Sayuti. Susi bertemu lagi dengan Mas Didi di lobby, Susi meminta Mas Didi untuk menunggu sebentar karena ia akan memanggil Sayuti sebentar ke pantry. Mas Didi pun bersedia menunggu. Sayuti akhirnya bertemu dengan mas Didi di lobby, tetapi ia lupa membawa buku untuk meminta tanda tangannya, bergegaslah Sayuti kembali naik keatas untuk mengambil buku. Diatas Sayuti bertemu dengan Saschya , Pak Hendra dan Gusti yang meminta Sayuti untuk membelikan makanan di depan. Sayuti pun tidak bisa menolaknya. Setelah lama menunggu, Mas Didi dipanggil untuk melaksanakan shooting. Susi berusaha untuk menahan Mas Didi tapi gagal. Susi kesal tapi tidak menyerah untuk mengobati rindu Sayuti akan kota Solo. Susi berharap bisa mempertemukan Sayuti dan Mas Didi Kempot setelah selesai shooting. Selain meminta tanda tangan Mas Didi Kempot, Susi berusaha mencari pinjaman Handphone Kamera untuk foto Sayuti dengan Mas Didi Kempot. Susi mencoba pinjam handphonenya Mail, tapi tidak diberikan. Usaha Susi tidak sampai disitu, ia mencoba keruang HRD untuk pinjam kamera digital punya Gusti, tetapi Gusti tetap mengatakan tidak, sampai akhirnya Pak Hendra yang memberikan pinjaman kamera digital ke Susi yang ternyata kamera itu milik Gusti yang dipinjamkan kepada Pak Hendra. Apakah Susi bisa mengobati hati Sayuti dan akhirnya bisa bertemu dengan Mas Didi Kempot? |