Nyobeng

Ritual suku dayak Bidayuh

Nyobeng merupakan ritual penghormatan terhadap hasil pengayauan (kayau) yang telah dilakukan sejak dahulu kala.[1] Nyobeng adalah ritual memandikan atau membersihkan tengkorak manusia hasil mengayau nenek moyang.[2] Upacara Nyobeng dilakukan oleh Suku Bidayu, Dusun Sebujit, Desa Hlibuei, Kecamatan Siding, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat.[3]

Berkas:Nyobeng1.jpg
upacara Nyobeng, Kalimantan Barat

Pelaksanaan

Upacara ini dilakukan dengan mengayau atau memenggal kepala manusia, dan tengkoraknya diawetkan.[2] Upacara ini dilaksanakan sela tiga hari, dari 15 hingga 17 Juni.[2] Tradisi ini sudah ditinggalkan lama sejak tahun 1894.[2] Upacara Nyobeng dipimpin oleh tetua adat Sebujit.[3]Kegiatan utamanya adalah memandikan tengkorak yang disimpan di rumah adat.[2] Upacara Nyobeng dimulai dengan tembakan senjata lantak selama tujuh kali rentetan.[3] Letupan dari senapan tersebut berguna untuk memanggil ruh leluhur, sekaligus minta izin untuk pelaksanaan ritual Nyobeng.Kegiatan utamanya adalah memandikan tengkorak yang disimpan di rumah adat.[2] Setelah tembakan, kepala suku dan rombongan pengiring berjalan menuju rombongan tamu dari luar desa yang datang menyaksikan Nyobeng.[3] Makna penyambutan tamu tersebut adalah mengikat tali silaturahmi antar Desa Sebujit dengan masyarakat luar desa.[3] Tetua adat melempar anjing ke atas.[2] Kemudian, tamu rombongan harus menebas anjing tersebut.[2] Jika masih hidup, maka harus ditebas di tanah.[2] Prosesi tersebut juga dilakukan dengan menggunakan telur ayam.[2] Tetua adat melempat telur ayam kepada rombongan tamu.[2] Jika telur tersebut tidak pecah, maka artinya tamu yang datang tidak tulus.[2] Sebalinya, jika telur yang dilempar pecah, maka tamu ritual tersebut ikhlas.[2] Selama acara Nyobeng, para tamu dihormati.[4]

Para tetua adat memandikan batok kepala manusia yang disimpan di sebuah kotak, bersama kalung babi hutan.[4] Kepala menjadi pilihan utama karena Suku Dayak Bidayuh meyakini bagian leher ke atas adalah simbol jati diri manusia.[4] Tengkorang kepala manusia yang teah dikeringkan bisa menjadi sihir paling kuat di dunia.[4] Tengkorak yang telah dibubuhi ramuan, dianggap memiliki sihir cukup kuat untuk menghadirkan hujan sekaligus meningkatkan hasil panen, dan mengusir roh jahat.[4]


Referensi

  1. ^ "Upacara Nyobeng". warisanbudayaindonesia.info. Diakses tanggal 30 Mei 2014.23.00. 
  2. ^ a b c d e f g h i j k l m "Ritual Nyobeng; Memandikan Tengkorak Manusia Hasil Mengayau". indonesia.go.id. Diakses tanggal 30 Mei 2014.23.00. 
  3. ^ a b c d e ""Nyobeng" Tradisi Leluhur Dayak Bidayu ". beritaduniapendidikan.com. Diakses tanggal 1 Juni 2014.16.10. 
  4. ^ a b c d e "Nyobeng Dayak: Damai dengan Tengkorak Musuh". kalbariana.net. Diakses tanggal 1 Juni 2014.17.00.