Apresiasi sastra
Apresiasi Karya Sastra adalah pembelajaran sastra. Menurut Roestam Effendi dkk.(1998), “Apreasisi adalah kegiatan mengakrabi karya sastra secara sungguh-sungguh.[1] Di dalam mengakrabi tersebut terjadi proses pengenalan, pemahaman, penghayatan, penikmatan, dan setelah itu penerapan.”[1] Pengenalan terhadap karya sastra dapat dilakukan melalui membaca, mendengar, dan menonton.[1] Kesungguhan dalam kegiatan tersebut akan menuju tingkat pemahaman.[1] Pemahaman terhadap karya sastra akan membuat penghayatan.[1] Indikator yang dapat dilihat setelah menghayati karya sastra adalah jika bacaan, dengaran, atau tontonan sedih ia akan ikut sedih, jika gembira ia ikut gembira, begitu seterusnya.[1] Hal itu terjadi seolah-olah ia melihat, mendengar, dan merasakan dari yang dibacanya.[1] Ia benar-benar terlibat dengan karya sastra yang digeluti atau diakrabinya.[1]
Teori
Menurut Moody (1971) pembelajaran apresiasi sastra mengikuti penahapan berikut:[2]
- Pelacakan pendahuluan.[2] Memahamani karya sastra sangat penting agar dapat menentukan strategi yang tepat, dapat menentukan aspek-aspek yang perlu mendapat perhatian yang khusus terhadap karya sastra.[2]
- Penentuan sikap praktis.[2] Maksudnya, pemberian informasi untuk memahami karya sastra.[2] Informasi/ keterangan awal itu hendaknya jelas dan seperlunya.[2]
- Introduksi. Pada tahap ini, pemberian informasi awal berupa uraian singkat mengenai karya yang disajikan, termasuk juga informasi mengenai pengarangnya dan karya pengarangnya yang lain.[2]
- Penyajian.[2]
- Diskusi.[2]
- Pengukuhan.[2]