Negara Islam Irak dan Syam

kelompok militan Islam Sunni

Negara Islam (di) Irak dan Syam (Bahasa Arab: الدولة الاسلامية في العراق والشام / al-Dawlah al-Islāmīyah fī al-ʻIrāq wa-al-Shām, Bahasa Inggris: Islamic State in Iraq and the Levant (ISIL) atau Islamic State in Iraq and Syria atau Islamic State in Iraq and al-Shām (ISIS)) adalah sebuah negara dan kelompok militan jihad yang tidak diakui di Irak dan Suriah. Ada beberapa nama untuk menyebut kelompok militan di Irak dan Suriah ini. Tidak ada konsensus tentang bagaimana harus menyebut kelompok militan tersebut. Pemerintah Amerika Serikat sebagai "Negara Islam di Irak dan Levan" atau ISIL yang merupakan singkatan dari Islamic State in Iraq and the Levant. Beberapa media menyebutnya "Negara Islam di Irak dan Suriah" atau ISIS yang merupakan singkatan dari Islamic State in Iraq and Syria.[2] Kelompok ini dalam bentuk aslinya terdiri dari dan didukung oleh berbagai kelompok pemberontak Sunni, termasuk organisasi-organisasi pendahulunya seperti Dewan Syura Mujahidin[3] dan Al-Qaeda di Irak (AQI)[4], termasuk kelompok pemberontak Jaysh al-Fatiheen, Jund al-Sahaba, Katbiyan Ansar Al-Tawhid wal Sunnah dan Jeish al-Taiifa al-Mansoura, dan sejumlah suku Irak yang mengaku Sunni.

Negara Islam Irak dan Syam

الدولة الاسلامية في العراق والشام
Bendera Negara Islam Irak dan Syam
Bendera
Peta Wilayah Negara Islam Irak dan Syam
Peta Wilayah Negara Islam Irak dan Syam
StatusUnrecognized state
Ibu kotaRaqqah (bahasa Arab: الرقة)
Bahasa resmiArabic
PemerintahanKekhilafahan Islam
• Emir
Abu Bakr al-Baghdadi
Separation from Iraq and Syria
• Diproklamasikan
April 9, 2013[1]
• Recognition
None
Zona waktu
(UTC+3)
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

ISIS dikenal karena memiliki interpretasi atau tafsir yang keras pada Islam dan kekerasan brutal seperti bom bunuh diri,[5] dan menjarah bank.[6] Target serangan ISIS diarahkan terutama terhadap Muslim Syiah[7] dan Kristen[8]. Pemberontak di Irak dan Suriah ini telah menewaskan ribuan orang. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan lebih dari 2.400 warga Irak yang mayoritas warga sipil tewas sepanjang Juni 2014. Jumlah korban tewas ini merupakan yang terburuk dari aksi kekerasan di Irak dalam beberapa tahun terakhir.[9] Aksi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) ini telah menyebabkan tak kurang dari 30.000 warga kota kecil di timur Suriah harus mengungsi.[10]

Tokoh Sentral di Balik Militan ISIS adalah Abu Bakar al-Baghdadi.[11] Di bawah kepemimpinannya, ISIS menyatakan diri untuk bergabung dengan Front Al Nusra, kelompok yang menyatakan diri sebagai satu-satunya afiliasi Al-Qaidah di Suriah. ISIS memiliki hubungan dekat dengan Al-Qaeda hingga tahun 2014. Namun karena misi berbelok dari misi perjuangan nasional dengan menciptakan perang sektarian di Irak dan Suriah dan penggunaan aksi-aksi kekerasan, Al-Qaidah lalu tidak mengakui kelompok ini sebagai bagian darinya lagi.[12] Abu Bakar al-Baghdadi bahkan bersumpah untuk memimpin penaklukan Roma.[13] Pemimpin militan ISIS Abu Bakar al-Baghdadi ini juga menyerukan umat Islam untuk tunduk kepadanya.[14]

Ideologi

ISIS adalah kelompok ekstremis yang mengikuti garis keras ideologi Al-Qaidah dan mematuhi prinsip-prinsip jihad global. Seperti Al-Qaidah dan kelompok-kelompok jihad modern lainnya, ISIS muncul dari ideologi Ikhwanul Muslimin, kelompok pertama di dunia Islam di akhir tahun 1920-an di Mesir yang mengikuti interpretasi anti-Barat yang ekstrim Islam, mempromosikan kekerasan sektarian dan menganggap mereka yang tidak setuju dengan penafsiran sebagai kafir dan murtad. Atas tindakannya yang merusak pusara-pusara suci dan pembongkaran kuburan para nabi dan awliya yang shaleh di Irak, Mufti Pemerintah Mesir, Prof. Dr. Syauqi Allam mengecam tindakan ISIS dan menganggapnya tidak sesuai dengan ajaran mazhab Islam yang mana pun dan bertentangan dengan kewajaran manusia.[15]

Bahkan ISIS dianggap lebih berbahaya ketimbang Al-Qaidah karena mempunyai ribuan personel pasukan perang, yang siap mendeklarasikan perang terhadap mereka yang dianggap bertentangan atau menentang berdirinya negara Islam.[16] Mereka menjadi kekuatan politik baru yang siap melancarkan serangan yang jauh lebih brutal daripada Al-Qaidah. Gerakan revolusi yang mulanya mempunyai misi mulia untuk menggulingkan rezim otoriter ini berubah menjadi tragedi. ISIS menjadi sebuah kekuatan baru yang siap melancarkan perlawanan sengit terhadap rezim yang berkuasa yang dianggap tidak mampu mengemban misi terbentuknya negara Islam. Ironisnya, mereka mengabsahkan kekerasan untuk menindas kaum minoritas dan menyerang rezim yang tidak sejalan dengan paradigma negara Islam.[17] ISIS menjadi kekuatan politik riil dengan ideologi yang jelas dan wilayah yang diduduki dengan cara-cara kekerasan.

Sejarah Negara Islam Iraq dan Syam

ISIS sebelumnya adalah bagian dari Al-Qaidah.[18] Dibawah kepemimpinan Abu Bakar al-Baghdadi ISIS sempat menyatakan diri bergabung dengan Front Al Nusra, kelompok yang menyatakan diri sebagai satu-satunya afiliasi Al-Qaidah di Suriah. Namun karena metode ISIS/ISIL dianggap bertentangan dengan Al-Qaidah lantaran telah berbelok dari misi perjuangan nasional dengan menciptakan perang sektarian di Irak dan Suriah, ISIS dianggap tidak lagi sejalan dengan Al-Qaidah.[19] Sebagai balasannya, Front Al-Nusra lalu melancarkan serangan perlawanan terhadap ISIS/ISIL guna merebut kembali kontrol atas Abu Kamal, wilayah timur Suriah yang berbatasan dengan Irak.[20] Namun karena kebrutalan dan ambisi dari ISIS yang tidak segan melakukan penyiksaan bahkan pembunuhan terhadap para penentangnya, ISIS bisa menguasai sebagian besar wilayah Irak. Bahkan dibawah kepemimpinan Abu Bakar Al-Baghdadi ISIS mendeklarasikan Negara Islam di sepanjang Irak dan Suriah dan juga menyatakan Al-Baghdadi akan menjadi pemimpin bagi umat muslim di seluruh dunia.[21]

Pada 15 Mei 2010 Diangkatlah pemimpin baru yaitu Abu Bakar Al-Baghdady untuk menggantikan Abu Umar Al Baghdady yang telah meninggal. Seiring dengan Revolusi di Jazirah Arab yang dikenal dengan Musim Semi Arab dalam menumbangkan para diktator seperti yang terjadi di Tunisia, Libya dan Mesir, maka terjadi pula revolusi di Suriah, hanya saja demonstrasi rakyat di Suriah disambut dengan kekerasan dari Tentara Presiden Bashar Assad. Akibatnya Rakyat Suriah melakukan perlawaan dalam kelompok-kelompok bersenjata. Kelompok-kelompok ini dibantu oleh para pejuang dari luar negeri termasuk dari Negara Islam Irak. Dan ketika kelompok-kelompok pejuang rakyat Suriah ini akhirnya mampu membebaskan beberapa kota termasuk wilayah perbatasan dengan Irak maka menyatulah beberapa kota di Irak dan di Suriah dalam kontrol Negara Islam Irak.

Kenyataan ini akhirnya membuat Negara Islam Irak mendeklarasikan Negara Islam Irak dan Syam pada 9 April 2013 dengan Pemimpinnya yaitu Abu Bakar Al-Bagdhdady juga. Pada Maret 2014 wilayah yang telah dikontrol oleh Negara Islam Irak dan Syam meliputi sekitar 400.000 km2 yang berarti lebih luas dari beberapa negara Arab seperti Qatar, Emirat Arab, Bahrain, Yaman, Lebanon dan lain-lain. Pada kota-kota yang berhasil dikuasai Negara Islam Irak dan Syam menyediakan fasilitas umum meliputi penyediaan listrik, transportasi, sekolah dengan buku-bukunya, kegiatan ekonomi seperti pasar, toko, pabrik roti, layanan internet, media (koran) , pengadilan dan pengamanan dari kriminalitas.[butuh rujukan]

Tidak seperti di wilayah Irak, maka di wilayah Syuriah ISIS terlibat konflik dengan kelompok pejuang Syuriah lain seperti Jabhat An Nusrah, Jabhah Islamiyah, Ahrar AS Syam dan lain-lain. Untuk meredakan konflik antar kelompok pejuang Suriah ini kemudian para ulama yang dianggap netral menggelar inisiatif untuk membentuk mahkamah syariah. Tetapi inisiatif ini tidak berjalan karena ISIS menolak pembentukan mahkamah syariah. Akibat dari penolakan ini dan karena statemen-statemen ISIS yang menyatakan bahwa kelompok-kelompok lain sebagai kafir (takfiri), maka kelompok lainnya menganggap ISIS sebagai khawarij. Sehingga para ulama membagi konflik di Suriah ini menjadi 3 pertentangan aliran yaitu Syiah (dari pemerintah pimpinan Presiden Bashar Assad) kemudian kelompok Khawarij (ISIS) dan kelompok Ahlussunnah waljamaah (dari kelompok pejuang Syuriah lainnya seperti Jabhat An Nusra, Ahrar As Syam, Jabhah Islamiyah dan lain-lain)

Tujuan

Dari awal sampai pada pembentukan negara Islam murni telah menjadi salah satu tujuan utama dari ISIS ini.[22] Menurut wartawan Sarah Birke, salah satu "perbedaan yang signifikan" antara Al-Nusra depan dan ISIS adalah bahwa ISIS "cenderung lebih fokus pada membangun pemerintahan sendiri di wilayah yang ditaklukkan". Sementara kedua kelompok berbagi ambisi untuk membangun sebuah negara Islam, ISIS dengan "jauh lebih kejam ... melakukan serangan sektarian dan memaksakan hukum syariah secara segera".[23] ISIS akhirnya mencapai tujuannya pada tanggal 29 Juni 2014, ketika itu dihapus "Irak dan Levant" dari namanya, dengan mulai menyebut dirinya sebagai Negara Islam, dan menyatakan wilayah okupasi di Irak dan Suriah sebagai kekhalifahan baru.[24]

Pada pertengahan 2014, kelompok ini merilis sebuah video berjudul "The End of Sykes-Picot" berbahasa Inggris kebangsaan Chili bernama Abu Safiya. Video ini mengumumkan niatan kelompok ini untuk menghilangkan semua perbatasan modern antara negara-negara Islam Timur Tengah, khususnya mengacu pada perbatasan yang ditetapkan oleh Perjanjian Sykes-Picot selama Perang Dunia I.[25][26]

Pusat Manajemen Pelayanan Publik

Negara Islam Irak dan Syam mendirikan satu lembaga pusat khusus yang membawahi berbagai aktivitas Negara terkait pelayanan publik. Departemen itu bernama “Al Idaaroh Al Islaamiyyah lil Khidmati al ‘Aammah” atau ↵yang berarti “Administrasi Islami Untuk Pelayanan Publik”, dengan dikepalai oleh seorang Direktur bernama Abu Jihad asy Syami. Kantor Al Idaaroh Al Islamiyyah menyediakan semua layanan kebutuhan dasar bagi warga dan kebutuhan umum lain seperti air, listrik , tepung (sembako), perawatan fasilitas umum, kebersihan lingkungan jalur komunikasi, sampai transportasi umum.Dalam penyediaan listrik dan saluran komunikasi, Al Idarooh Al Islamiyyah merilis daftar tarif ↵listrik hingga batas maksimal serta tarif internet dengan harga murah.Al Idarooh Al Islamiyyah sudah bekerja di hampir seluruh penjuru negeri, terutama Suriah Utara yang menjadi basis terkuat Negara Islam Irak dan Syam.

Wilayah Administrasi

Negara Islam Irak dan Syam merilis peta wilayah administrasi pada awal tahun 2014, peta tersebut merinci 16 wilayah administrasi Negara Islam Irak dan Syam, yakni sebagai berikut:

Di Irak:

  • Wilayah Selatan
  • Wilayah Diyala
  • Wilayah Baghdad
  • Wilayah Kirkuk
  • Wilayah Salahuddin
  • Wilayah Anbar
  • Wilayah Ninewa

Di Syam :

  • Wilayah Al Barakah (Hasaka)
  • Wilayah Al Kheir (Deir al Zour)
  • Wilayah Al Raqqah
  • Wilayah Al Badiya
  • Wilayah Halab (Aleppo)
  • Wilayah Idlib
  • Wilayah Hama
  • Wilayah Damaskus
  • Wilayah Pesisir (Al Sahel)

Lihat juga

Referensi

  1. ^ "Iraqi City in Hands of Al-Qaida-Linked Militants". Voice of America. 4 January 2014. Diakses tanggal 16 January 2014. 
  2. ^ New York Times misalnya menyebut kelompok militan ini dengan Negara Islam di Irak dan Suriah atau ISIS yang merupakan singkatan dari Islamic State in Iraq and Syria. Kompas.com diakses 16 Juli 2014
  3. ^ http://www.trackingterrorism.org/group/mujahideen-shura-council-islamic-state-iraq
  4. ^ http://www.cfr.org/iraq/islamic-state-iraq-greater-syria/p14811
  5. ^ ISIS Klaim Dalangi Bom Bunuh Diri di Beirut. KOMPAS.com diakses 8 Juli 2014
  6. ^ ISIS juga menghalalkan berbagai cara untuk mendanai gerakannya seperti dengan menjarah Bank. ISIS Jarah Rp 5 Triliun dari Berbagai Bank di Mosul. KOMPAS.com diakses 8 Juli 2014
  7. ^ ISIS memburu orang-orang non-Sunni dan kelompok yang berlawanan dengannya. BBC Indonesia, Diakses 8 Juli 2014
  8. ^ Militan ISIS juga menargetkan rumah-rumah dan gereja-gereja mereka. Padahal komunitas Kristen Irak keberadaannya di negeri itu hampir sama tuanya dengan agama itu sendiri. Warga Kristen di Irak Kian Terjepit. Tempo Online. Diakses 8 Juli 2014.
  9. ^ http://www.tempo.co/read/news/2014/07/02/115589734/Sudah-2400-Warga-Irak-Tewas-Akibat-Konflik-
  10. ^ 30.000 orang mengungsi karena ISIS. KOMPAS.com diakses 8 Juli 2014
  11. ^ Abu Bakar al-Baghdadi adalah Tokoh Sentral di Balik Militan ISIS, Tempo.co diakses 14 Juli 2014
  12. ^ Meski pada awalnya Negara Islam di Irak dan Levant (ISIL) atau yang juga dikenal sebagai Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) lahir dan tumbuh dari kelompok jihad Al-Qaidah pada April 2013 tapi dalam perkembangannya, Al-Qaidah tidak lagi mengakui kelompok ini sebagai bagian darinya. Misi Berbelok, ISIS Tak Akur dengan Al-Qaidah. Tempo.co diakses 8 Juli 2014
  13. ^ Abu Bakar al-Baghdadi bersumpah untuk memimpin penaklukan Roma dan mengundang umat Muslim untuk berperang bersama ISIS di seluruh dunia. Kompas.com diakses 8 Juli 2014
  14. ^ Selain mengajak berperang, Pemimpin Militan ISIS juga Minta Umat Islam Tunduk Padanya. Liputan6.com diakses 8 Juli 2014
  15. ^ Mufti Mesir Syauqi juga menegaskan bahwa aksi brutal organisasi teroris ISIS yang berujung pada agresi atas kesucian pusara-pusara dan makam-makam itu sama sekali tidak berhubungan dengan Islam. islamindonesia.co.id diakses 16 Juli 2014
  16. ^ Zuhairi Misrawi, Dilema Isis di Timur Tengah, Majalah Detik Edisi 14 - 20 Juli 2014. Hlm 72. Download di http://majalah.detik.com
  17. ^ Zuhairi Misrawi, Dilema Isis... Hlm. 72
  18. ^ Bahkan dibawah kepemimpinan Abu Bakar al-Baghdadi ISIS menyatakan diri bergabung dengan Front Al Nusra, kelompok yang menyatakan diri sebagai satu-satunya afiliasi Al-Qaeda di Suriah. Tempo.co diakses tanggal 16 Juli 2014
  19. ^ Ketegangan ISIS dengan Al-Qaidah semakin memanas setelah niat Abu Bakar Al-Baghdadi untuk menyatukan Al-Nusra dengan ISIL ditolak. Pemimpin Al-Nusra, Zawahiri kemudian mendesak ISIL untuk meninggalkan Suriah. Namun Baghdadi dan pasukannya secara terbuka menentang mereka. Tempo.co diakses tanggal 16 juli 2014
  20. ^ Misi Berbelok, ISIS Tak Akur dengan Al-Qaidah. Tempo.co diakses tanggal 16 Juli 2014
  21. ^ Baghdadi, Tokoh Sentral di Balik Militan ISIS. Tempo.co diakses tanggal 16 Juli 2014
  22. ^ Abu Mohammad. "Letter dated 9 July 2005" (PDF). Office of the Director of National Intelligence. Diakses tanggal 22 July 2014.  See page 2 onwards.
  23. ^ Birke, Sarah (27 December 2013). "How al-Qaeda Changed the Syrian War". New York Review of Books. Diakses tanggal 22 July 2014. 
  24. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama newname
  25. ^ Tran, Mark; Weaver, Matthew (30 June 2014). "Isis announces Islamic caliphate in area straddling Iraq and Syria". The Guardian. Diakses tanggal 6 July 2014. 
  26. ^ McGrath, Timothy (2 July 2014). "Watch this English-speaking ISIS fighter explain how a 98-year-old colonial map created today's conflict". Los Angeles Times. GlobalPost. Diakses tanggal 22 July 2014. 

Pranala luar