Jusuf Kalla

Wakil Presiden Indonesia ke-10 (2004–2009) dan ke-12 (2014–2019)
Revisi sejak 1 Agustus 2014 12.20 oleh Relly Komaruzaman (bicara | kontrib) (Menolak 9 perubahan teks terakhir dan mengembalikan revisi 8084868 oleh Amirhusein08)

Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla (lahir 15 Mei 1942), atau sering ditulis Jusuf Kalla saja atau JK, adalah mantan Wakil Presiden Indonesia yang menjabat pada 2004 – 2009 dan Ketua Umum Partai Golongan Karya pada periode yang sama. JK menjadi capres bersama Wiranto dalam Pilpres 2009 yang diusung Golkar dan Hanura. Pada 19 Mei 2014, JK secara resmi dicalonkan sebagai cawapres mendampingi Jokowi dalam deklarasi pasangan capres-cawapres Jokowi-JK, di Gedung Joang '45, Jakarta Pusat. Pasangan ini diusung oleh empat partai yaitu PDI Perjuangan, Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Hanura[1][2].

Muhammad Jusuf Kalla
Wakil Presiden Indonesia terpilih
Mulai menjabat
20 Oktober 2014
PresidenJoko Widodo
MenggantikanBoediono
Masa jabatan
20 Oktober 2004 – 20 Oktober 2009
PresidenSusilo Bambang Yudhoyono
Sebelum
Pendahulu
Hamzah Haz
Pengganti
Boediono
Sebelum
Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia 9
Masa jabatan
9 Agustus 2001 – 22 April 2004
PresidenMegawati Soekarnoputri
Sebelum
Pengganti
Abdul Malik Fadjar (ad-interim)
Sebelum
Menteri Perdagangan Republik Indonesia 27
Masa jabatan
26 Oktober 1999 – 24 Agustus 2000
PresidenAbdurahman Wahid
Ketua Umum Palang Merah Indonesia
Mulai menjabat
2009
Sebelum
Pengganti
Petahana
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir15 Mei 1942 (umur 82)
Jepang Watampone, Sulawesi Selatan, Masa Pendudukan Jepang
Kebangsaan Indonesia
Partai politikBerkas:Logo GOLKAR.jpg Partai Golongan Karya
Suami/istriMufidah Miad Saad
ProfesiPengusaha
X: Pak_JK Instagram: jusufkalla Modifica els identificadors a Wikidata
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Kehidupan awal

 
Prangko Wakil Presiden Jusuf Kalla

Jusuf Kalla lahir di Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan pada tanggal 15 Mei 1942 sebagai anak ke-2 dari 17 bersaudara[3] dari pasangan Haji Kalla dan Athirah, pengusaha keturunan Bugis yang memiliki bendera usaha Kalla Group. Bisnis keluarga Kalla tersebut meliputi beberapa kelompok perusahaan di berbagai bidang industri. Di Makassar, Jusuf Kalla dikenal akrab disapa oleh masyarakat dengan panggilan Daeng Ucu.

Pengalaman organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan Jusuf Kalla antara lain adalah Pelajar Islam Indonesia (PII) Cabang Sulawesi Selatan 1960 - 1964, Ketua HMI Cabang Makassar tahun 1965-1966, Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Hasanuddin (UNHAS) 1965-1966, serta Ketua Presidium Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) tahun 1967-1969. Sebelum terjun ke politik, Jusuf Kalla pernah menjabat sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri Daerah (Kadinda) Sulawesi Selatan. Hingga kini, ia pun masih menjabat Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) di alamamaternya Universitas Hasanuddin, setelah terpilih kembali pada musyawarah September 2006.

Pengusaha

Tahun 1968, Jusuf Kalla menjadi CEO dari NV Hadji Kalla. Di bawah kepemimpinannya, NV Hadji Kalla berkembang dari sekedar bisnis ekspor-impor, meluas ke bidang-bidang perhotelan, konstruksi, pejualan kendaraan, perkapalan, real estate, transportasi, peternakan udang, kelapa sawit, dan telekomunikasi.

Karier politik

Jusuf Kalla menjabat sebagai menteri di era pemerintahan Abdurrahman Wahid (Presiden RI yang ke-4), tetapi diberhentikan dengan tuduhan terlibat KKN. Jusuf Kalla kembali diangkat sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat di bawah pemerintahan Megawati Soekarnoputri (Presiden RI yang ke-5). Jusuf Kalla kemudian mengundurkan diri sebagai menteri karena maju sebagai calon wakil presiden, mendampingi calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Dengan kemenangan yang diraih oleh Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden RI yang ke-6, secara otomatis Jusuf Kalla juga berhasil meraih jabatan sebagai Wakil Presiden RI yang ke-10. Bersama-sama dengan Susilo Bambang Yudhoyono, keduanya menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI yang pertama kali dipilih secara langsung oleh rakyat.

Ia menjabat sebagai ketua umum Partai Golongan Karya menggantikan Akbar Tanjung sejak Desember 2004 hingga 9 Oktober 2009. Pada 10 Januari 2007, ia melantik 185 pengurus Badan Penelitian dan Pengembangan Kekaryaan Partai Golkar di Kantor DPP Partai Golongan Karya di Slipi, Jakarta Barat, yang mayoritas anggotanya adalah cendekiawan, pejabat publik, pegawai negeri sipil, pensiunan jenderal, dan pengamat politik yang kebanyakan bergelar master, doktor, dan profesor.

Saat ini, melalui Munas Palang Merah Indonesia ke XIX, Jusuf Kalla terpilih menjadi ketua umum Palang Merah Indonesia periode 2009-2014. Selain itu beliau juga terpilih sebagai ketua umum Pengurus Pusat Dewan Masjid Indonesia periode 2012-2017 dalam Muktamar VI DMI di Jakarta.

Kehidupan pribadi

Jusuf Kalla menikah dengan Hj. Mufidah Jusuf, dan dikaruniai seorang putra dan empat putri, serta sembilan orang cucu.

Pada tanggal 10 September 2011, Jusuf Kalla mendapat penganugerahan doktor Honoris Causa dari Universitas Hasanuddin, Makassar.[4]

Pendidikan

Menjelang Pemilu Presiden 2009

Setelah tidak berkomitmen untuk koalisi dengan Partai Demokrat, ia ditetapkan dalam Rapat Pimpinan Nasional Khusus Partai Partai Golkar sebagai Calon Presiden dalam Pemilihan Presiden 2009. Dalam perkembangan terakhir, JK memutuskan menggandeng Ketua Umum Partai Hanura Wiranto sebagai cawapresnya. Namun JK dinyatakan kalah dalam quick count (hitung cepat) yang dilakukan oleh sejumlah lembaga survei maupun hasil tabulasi Komisi Pemilihan Umum. [butuh rujukan]

Referensi

Pranala luar

Jabatan politik
Didahului oleh:
Hamzah Haz
Wakil Presiden Indonesia
20 Oktober 2004 - 20 Oktober 2009
Diteruskan oleh:
Boediono
Didahului oleh:
Basri Hasanuddin
Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat
20012004
Diteruskan oleh:
Abdul Malik Fadjar
Didahului oleh:
Rahardi Ramelan
Menteri Perindustrian dan Perdagangan
19992000
Diteruskan oleh:
Luhut Binsar Panjaitan
Jabatan partai politik
Didahului oleh:
Akbar Tandjung
Ketua Umum Partai Golkar
Desember 20049 Oktober 2009
Diteruskan oleh:
Aburizal Bakrie
Jabatan pemerintahan
Didahului oleh:
Rahardi Ramelan
Kepala Bulog
19992000
Diteruskan oleh:
Rizal Ramli