Ahmad Dhani

musikus Indonesia
Revisi sejak 4 November 2014 02.37 oleh Relly Komaruzaman (bicara | kontrib) (←Suntingan Ega sanjaya (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Relly Komaruzaman)

Ahmad Dhani Prasetyo (lahir 26 Mei 1972) atau yang lebih dikenal dengan Ahmad Dhani adalah seorang musisi rock dan pengusaha berkebangsaan Indonesia. Ia merupakan pendiri dan pemimpin grup musik Dewa 19 yang merupakan salah satu band paling sukses sepanjang dekade 1990-an dan 2000-an. Ia juga telah mencetak beragam karya yang berhasil mengorbitkan banyak penyanyi dan grup musik. Dhani juga merupakan pendiri dan pimpinan dari Republik Cinta Management. Dhani dikenal sebagai tokoh yang kontroversial dan sering memancing pro dan kontra. Ia juga dikenal sebagai musisi dengan eksperimentasi musik dan lirik puitis yang mengutip kata-kata mutiara dari pujangga terkenal.[1] Majalah MTV Trax edisi perdana tahun 2002 menobatkan Dhani sebagai salah satu "25 Musisi/Grup Paling Berpengaruh dalam Musik Indonesia."[1] Majalah Rolling Stone juga menempatkannya ke dalam daftar "The Immortals: 25 Artis Indonesia Terbesar Sepanjang Masa."[2]

Ahmad Dhani Prasetyo
Ahmad Dhani dalam salah satu Konser Dewa 19 di Singapura.
Ahmad Dhani dalam salah satu Konser Dewa 19 di Singapura.
Informasi latar belakang
Nama lahirAhmad Dhani Prasetyo
Nama lainDhani Manaf
Lahir26 Mei 1972 (umur 52)
Indonesia Surabaya, Indonesia
GenreRock, pop
PekerjaanPenyanyi, multi-instrumentalis, pencipta lagu, komposer, produser rekaman, aransir, pengusaha
InstrumenVokal, gitar, kibor, drum
Tahun aktif1992–sekarang
LabelAquarius Musikindo, Republik Cinta Records
Situs webwww.ahmaddhani.com

tanda tangan Ahmad Dhani's

Kehidupan awal

Lahir di Surabaya, Ahmad Dhani adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari pernikahan Eddy Abdul Manaf yang merupakan seorang diplomat berdarah Sunda, dengan Joyce Theresia Pamela Kohler, seorang Indonesia keturunan Yahudi Ashkenazi. Kakeknya, Jan Pieter Friederich Kohler adalah keturunan Yahudi Ashkenazi lahir di Hindia Belanda pada tahun 1883. Kakak tiri Dhani, Dadang S. Manaf adalah musisi Indonesia dan merupakan pengaruh besar pada minat musik Dhani sejak masa kecilnya. Ayah Dhani membelikannya keyboard ketika ia masih muda dan membayar untuk les musik, sangat membujuk dia dan berharap bahwa Dhani akan unggul dalam hal musik klasik. Dia sangat terpengaruh oleh band rock Inggris Queen.

Perjalanan Karier

Dewa 19

Bakat musik Dhani mulai bergejolak saat duduk di bangku SMPN 6 Surabaya. Dhani bersama 3 orang sahabatnya Andra Junaidi, Erwin Prasetya, dan Wawan Juniarso, kemudian mendirikan grup musik DEWA pada tahun 1986. Dhani bertindak pada vokal dan keyboard. Saking tergilanya pada musik, tak jarang Dhani bolos sekolah untuk sekedar berkumpul bersama teman-temannya di DEWA untuk sekedar memainkan alat musik di rumah Wawan di kawasan komplek Universitas Airlangga. Dhani semula yang menteng di jalur rock, kemudian mencoba jalur musik jazz yang kemudian diikuti perubahan nama Dewa menjadi Downbeat. Bersama Downbeat, Dhani sempat menjuarai Festival Jazz Remaja se-Jawa Timur, juara I Festival band SLTA '90 atau juara II Djarum Super Fiesta Musik. Namun akhirnya Dhani kembali ke jalur rock dan mengibarkan bendera DEWA 19 dengan tambahan Ari Lasso.

Karena tidak ada studio yang memadai di Surabaya, pada tahun 1991 Ahmad Dhani hijrah ke Jakarta untuk mencari perusahaan rekaman yang akan melabeli Dewa 19. Dengan modal seadanya, Dhani menginjak rimba ibukota, gentayangan dari satu perusahaan rekaman ke perusahaan rekaman lain menggunakan bus kota. Setelah sempat ditolak sejumlah label, akhirnya dhani dilirik oleh Jan Djuhana dari Team Records. Usaha Dhani tidak sia-sia, album perdana Dewa 19 (1992) sukses besar dengan melejitnya sejumlah hits seperti ”Kangen” dan ”Kita Tidak Sedang Bercinta Lagi”. Album ini tercatat sebagai album terlaris 1993 dan Dewa dianugerahi sebagai pendatang baru terbaik. Sukses Dewa 19 berlanjut di album-album berikutnya. Hingga saat ini tak kurang dari sebelas album yang telah dirilis Dhani bersama Dewa, yaitu Dewa 19 (1992), Format Masa Depan (1994), Terbaik Terbaik (1995), Pandawa Lima (1997), The Best Of Dewa 19 (1999), Bintang Lima (2000), Cintailah Cinta (2002), Atas Nama Cinta I & II (2004), Laskar Cinta (2004), Republik Cinta (2006), dan Kerajaan Cinta (2007). Meski telah beberapa kali mengalami pergantian personel, sampai saat ini Dewa 19 masih tetap eksis di blantika musik Indonesia.

Karier lain

Selain aktif di Dewa 19, Dhani juga sibuk dengan kegiatan lain. Pada tahun 1999, ia sempat melahirkan Ahmad Band, yang sempat dikenal dengan tembang ”Bidadari di Kesunyian” dan ”Aku Cinta Kau Dan Dia”. Selain itu Dhani juga menjadi memproduseri artis lain selain Dewa 19. Pada tahun 1997, Dhani berhasil mengorbitkan penyanyi R&B Reza Artamevia dengan memproduseri dua albumnya, Keajaiban (1997) dan Keabadian (2000). Sejak saat itu, ia mulai sering memproduseri artis lain dan melahirkan bakat-bakat baru dalam dunia musik. Penyanyi pop Krisdayanti juga mengajak Dhani untuk terlibat dalam pembuatan album solonya yang berjudul Mencintaimu (2000). Dhani juga berhasil mengubah Denada dari penyanyi rap menjadi penyanyi R&B saat menggarap album ketiganya bertajuk Awal Baru (2000). Dhani kemudian berhasil menemukan Tere dan memproduseri album pertamanya Awal Yang Indah (2002). Ia juga membimbing istrinya Maia saat membentuk dan membesarkan duo Ratu. Pada tahun 2003, Dhani menjadi salah satu produser di album dewasa pertama Agnes Monica berjudul And the Story Goes (2003), sekaligus berduet di lagu "Cinta Mati".

The Rock

Bermula dari perekaman album solonya di Australia, Dhani bertemu dengan 3 anggota band Hospital The Musical, yaitu Clancy Alexander Tucker, Zachary Haidee-Keene, Michael Bennett di Studio 301, Sydney - Australia. Dari pertemuan itu munculah ide untuk berkolaborasi dalam sebuah grup musik. Dhani yang memiliki niat untuk go international menerima ajakan tersebut dan terbentuklah The Rock yang mana Hospital The Musical tidak bubar dan Dhani juga tidak meninggalkan Dewa 19. Pada Agustus 2007, lahirlah album pertama The Rock dengan tajuk Master Mister Ahmad Dhani I yang mencetak single ”Munajat Cinta”.

Hospital The Musical pernah mengikuti tour Marlboro Kretek di Indonesia, pada bulan Agustus-September 2007. Saat itu mereka menggunakan nama Fire Shark, bersama vokalis Mark Williams

T.R.I.A.D

Pada grup musik ini, Dhani berkolaborasi dengan Cameria Happy Pramita (gitar, backing vocal), Ices (bass), Tharaz Bistara (gitar), Ikmal Tobing (drum), dan Wahyu Sudiro (gitar). Pada perilisaan album TRIAD di The Rock Cafe Jakarta 19 Feberuari 2010 dengan hits singlenya "Makhluk Tuhan Paling Sexy" yang sebelumnya dipopulerkan Mulan Jameela, hits single kedua berjudul "Mustapha" yang diadaptasi dari lagu karya Queen, dan pada tahun 2010 mengeluarkan hits single ketiga berjudul "Selir Hati"

MahaDewa

Pada tahun 2011 bersama Judika dan empat personel lainnya Ahmad Dhani membentuk MahaDewa.

Jazz

Salah satu musik kegemaran Si Jenggot (panggilan akrab Dhani) adalah musik Jazz. Dia berkerja sama dengan Tim Oram, musisi Jazz di Sydney. Bersama Tim dia berkolaborasi dengan musisi-musisi jazz di Australia. Terdapat 4 lagu Jazz di album The Rock, dan April 2009, dia merilis album 100% Jazz dengan judul The Best Is Yet To Come.

Kehidupan Pribadi

Dhani menikah dengan Maia Estianty pada tahun 1994, setelah sekian lama menjalin cinta sejak Dhani masih di SMA Negeri 2 Surabaya. Dari pernikahan mereka, keduanya memiliki 3 anak. Dhani menamai anak-anaknya sesuai tokoh sufi yang dikaguminya, yakni Ahmad Al Ghazali, Ahmad El Jallaludin Rumi, dan Ahmad Abdul Qodir Jaelani. Sejak akhir 2006, Dhani dan istrinya terlibat skandal 'tuduh menuduh' yang berujung pada gugatan cerai yang diajukan oleh Maia Estianty. Rumah tangga mereka resmi berakhir pada 23 September 2008 melalui keputusan hakim di Pengadilan Agama Jakarta Selatan.

Pada Agustus 2013, Dhani mengatakan bahwa Saafeya adalah putrinya dengan Mulan Jameela.[3]

Kasus

Tanggal 1 Maret 2011 Dhani dilaporkan wartawan atas tuduhan pemukulan yang dilakukan di depan rumah Mulan Jameela.[4]

Masalah hukum

Pada 8 September 2013, putra Ahmad Dhani, Abdul Qodir Jaelani, atau lebih dikenal sebagai Dul (13 tahun) terlibat dalam kecelakaan lalu lintas di mana Dul, mengendarai mobil secara ilegal atas dasar umur di jalan tol dekat Jakarta. Kecelakaan itu menyebabkan 7 korban tewas sementara Dul terluka parah. [5] Menurut juru bicara polisi Indonesia, Dul dibebankan atas tuduhan kelalaian dalam mengemudi, sementara Ahmad Dhani sendiri mungkin menghadapi tuduhan lebih karena membahayakan anak dengan sadar dan secara ilegal memberi izin kepada anak di bawah umur untuk mengendarai mobil. Biaya dan sanksi untuk Dhani kurang lebih 6 tahun penjara dan 12 juta rupiah.[6]

Buku

  • Manunggaling Dewa
  • Makrifat Cinta Ahmad Dhani (Ajaran-ajaran Syekh Siti Jenar Dalam Syair-Syair Dhani)

Diskografi

Dewa 19

Ahmad Band

The Rock

T.R.I.A.D

MahaDewa

Album lain

Penampilan lain

Iklan

  • Top Coffee

Referensi

Pranala luar