Halo, Daphne, selamat datang di Wikipedia bahasa Indonesia!
Memulai
Memulai
Memulai
  • Para pengguna baru dapat melihat Pengantar terlebih dahulu.
  • Untuk mencoba-coba menyunting, silakan gunakan bak pasir.
  • Tuliskan juga sedikit profil Anda di Pengguna:Daphne, halaman profil dan ruang pribadi Anda, agar kami dapat lebih mengenal Anda.
  • Baca juga Pancapilar sebelum melanjutkan. Ini adalah lima hal penting yang mendasari hari-hari Anda bersama Wikipedia di seluruh dunia.
Bantuan
Bantuan
Bantuan
  • Bantuan:Isi - tempat mencari informasi tentang berkontribusi di Wikipedia, sebelum bertanya kepada pengguna lain.
  • FAQ - pertanyaan yang sering diajukan tentang Wikipedia.
  • Portal:Komunitas - informasi aktivitas di Wikipedia.
Tips
Tips
Tips
Membuat kesalahan?
Membuat kesalahan?
Membuat kesalahan?
  • Jangan takut! Anda tidak perlu takut salah ketika menyunting atau membuat halaman baru, menambahkan atau menghapus kalimat.

    Pengurus dan para pengguna lainnya yang memantau perubahan terbaru akan segera menemukan kesalahan Anda dan mengembalikannya seperti semula.

Welcome! If you are not an Indonesian speaker, you may want to visit the Indonesian Wikipedia embassy or a slight info to find users speaking your language. Enjoy!
Selamat menjelajah, kami menunggu suntingan Anda di Wikipedia bahasa Indonesia!

ABODA

ABODA adalah sebuah band instrumental asal Jakarta dimana alunan musiknya dipengaruhi oleh nuansa light jazz, fusion dan black music. ABODA, yang merupakan nama dari band ini diambil dari sebuah kata baku dalam bahasa Ibrani (Semit) yang memiliki arti mengabdikan diri.

  • Sejarah
  • Karier
  • Profile Anggota


SEJARAH

Band yang beranggotakan 4 orang kakak-beradik yang terdiri dari Timotius Noya (piano & keyboard), Fanuel Noya (drum), Filemon Noya (gitar), dan Clement Noya (bass) lahir dari pengaruh musik gospel yang kuat. Konsep utama dari band ini adalah instrumental, namun tak jarang mereka pun membawakan lagu-lagu dengan vokal.


Empat bersaudara ini memang sudah belajar musik secara formal sejak usia dini di sekolah musik klasik. Sejak itu pun, orang tua mereka (Marthinus Noya & Wahyuni Sukamto) sering atau bahkan hampir setiap kali mengajak mereka dalam acara-acara pelayanan di gereja-gereja untuk menyanyi dan bermain musik. Pada awalnya, sekitar tahun 1993, formasi band ini adalah Timotius pada piano, Fanuel pada drum, Filemon pada keyboard dan Clement pada vokal bersama sang ayah serta bass oleh Dwi, salah seorang sahabat mereka yang kala itu duduk di bangku SMA. Tahun 1995, Dwi pergi ke Amerika Serikat untuk melanjutkan sekolahnya sehingga Filemon pun beralih bermain bass - mengingat basic Filemon yang menekuni permainan gitar - sedangkan Clement sempat bermain perkusi dan keyboard. Atas suruhan sang ayah, Filemon mengajari adiknya, Clement, untuk bermain gitar sehingga ia dapat mengisi posisi bass dan Filemon dapat beralih ke posisi gitar. Maka pada tahun 1998, formasi dimana Timotius (piano), Filemon (Gitar), Fanuel (drum) dan Clement (bass) terbentuk hingga saat ini.


Seiring berjalannya waktu, mereka pun aktif dalam beberapa penyelenggaraan event rohani sejak format band ini terbentuk. ketertarikan mereka membuat ulang aransemen lagu-lagu lama - khususnya lagu hymn - dan kecenderungan kalangan muda menganggap lagu-lagu tersebut sudah usang, merupakan awal dari terciptanya gagasan visi dan misi band ini. Menurut ABODA, seringkali kemasanlah yang harus menjadi perhatian utama dari sebuah karya musik. Hal ini pun mereka tunjukkan, salah satunya dengan berhasil menjadi juara pertama dalam Psallö Christian Music Festival tahun 2004 di Kota Bogor, yaitu sebuah ajang tahunan untuk mencari bakat-bakat musik dan memang lebih menitikberatkan pada song arrangement yang kreatif. Kala itu band ini masih bernama Worshippers.


KARIER

Pada tahun 2006, label Victorious Music Jazz menawarkan band ini untuk masuk ke dalam dapur rekaman, walaupun saat itu materi lagi yang dimiliki amat sangat terbatas. Akhirnya, pada Juni 2007 keempat saudara ini berhasil merilis album perdana mereka yang bertajuk Today in Paradise. Sesaat sebelum album ini berhasil dirilis, mereka memilih nama ABODA sebagai nama band mereka. Nama ini dipilih karena mudah diingat, mudah untuk dilafalkan dan antara penulisan serta pengucapannya pun persis sama. Yang terpenting adalah makna dari kata ABODA ini sebenarnya sama dengan nama yang mereka gunkan pertama kali, yaitu worship.


Album perdana mereka bermaterikan empat buah lagu hasil karya mereka sendiri serta enam buah lagu yang sudah cukup dikenal. Beberapa lagu diantaranya, seperti Extricate dan Vida Eterna menunjukkan suasana fusion dan light jazz yang cukup kental. Sedangkan One Way merupakan satu-satunya lagu yang dibawakan dengan vokal dan dihadirkan dengan sentuhan soul yang sangat berbeda dengan aransemen aslinya. Yang menarik dalam album ini yakni hampir semua lagu di album tersebut disajikan tanpa suara-suara digital agar kesan live music-nya tetap terdengar. Tahun 2008, albun ini berhasil meraih penghargaan The Best Instrumental Album pada ajang Indonesia Gospel Music Award 2008. Pada Desember 2009, ABODA merilis sebuah album repackage berlabel indie. Album bertajuk Lite Edtion ini bermaterikan lima lagu dari album pertama serta satu lagu baru yang mendapat sedikit sentuhan nuansa etnik, yang berjudul Journey to the Fatherland. Lagu instrumental ini menceritakan tentang perjalanan pulang ke kampung halaman.


Selama perjalanan kariernya, ABODA mendapat banyak permintaan untuk tampil mengisi dalam sebuah acara, event maupun pelayanan. Di antaranya seperti Sunday Breakout!! (FX Lifestyle X'nter, Jakarta), Christmas with ABODA (EX Plaza Jakarta), Komunitas Jazz Kemayoran (KJK), Margo Friday Jazz Depok, Jazztaga! Friday Jazz Night Bogor, serta berbagai pentas seni. Tak hanya itu, personil ABODA sendiri aktif membagi ilmu bermusik dalam berbagai kesempatan pada music workshop dan juga mengajar. Dan sekarang, ABODA lebih luas hadir sebagai teman untuk berinspirasi dan berekspresi bagi para penikmat musik di berbagai macam kalangan.


PROFILE ANGGOTA

Nama Lengkap : Timotius Noya
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta/4 Maret 1983
Posisi : Piano & Keyboard
Musisi Favorite : Bob James, David Foster, Craig David, Kirk Franklin

Perkenalan Timotius dengan dunia musik cukup unik, yaitu pada usianya sekitar 3 tahun. Ketika itu Fanuel – adiknya - dihadiahkan sebuah keyboard mainan sebagai hadiah ulang tahun. Akan tetapi Timotius yang tertarik memainkannya. Timmy, panggilan akrabnya, kemudian dapat memainkan lagu anak-anak tanpa ada yang mengajarinya terlebih dahulu. Melihat bakat inilah, kedua orangtuanya memutuskan untuk menyekolahkannya di sekolah musik Yamaha pada usia 5 tahun untuk belajar keyboard. Kemudian ia terus melanjutkan belajar piano klasik hingga tahun 2000. Musiknya sangat dipengaruhi oleh Bob James, pemain piano band jazz Fourplay. Chord, alunan melodi yang manis, dan tekniknya yang luar biasa menjadi daya tarik tersendiri untuk Timotius. Selain itu keindahan komposisi musik David Foster pun juga menjadi favoritnya. Dan seperti personel ABODA lainnya, ia pun sangat dipengaruhi oleh black music. Sulung dari 4 bersaudara ini semenjak dini memang telah aktif dalam banyak kesempatan acara-acara musik –khususnya rohani. Ia pun aktif dalam mengajar piano untuk semua kalangan usia. Dan juga beberapa kali menjadi juri, baik secara pribadi maupun bersama ABODA. Penyuka warna hijau ini sangat memperhatikan sound-sound yang dipakainya dalam menciptakan nuansa yang pas dan cocok dalam sebuah lagu, agar pesan yang ingin diutarakan dapat tersampaikan. Dan bukan hanya itu, menurut Timotius sendiri cara memainkan piano dan keyboard sangat berperan penting untuk keberhasilan sebuah harmonisasi dalam sebuah band.


Nama Lengkap : Fanuel Noya
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta/30 April 1984
Posisi : Drum
Musisi Favorit : Akira Jimbo, Dennis Chambers, Thomas Pridgens, Tom Brooks

Berbeda dengan tiga saudaranya yang lain, Fanuel tidak mengawali pendidikan musiknya dari belajar piano. Ia langsung belajar drum sejak usia 7 tahun. Dan tahun 1994, ia lulus dari sekolah musik Yamaha sebagai siswa drum termuda yang menyelesaikan pendidikan di sekolah musik tersebut. Baru setelah itu ia belajar piano klasik. Anak kedua dari 4 bersaudara ini sangat dipengaruhi oleh Akira Jimbo oleh karena kecepatan dan intelegensia pemain drum asal Jepang itu. Selain itu, permainan drum Fanuel pun sangat kental bernuansa black music (gospel), dengan pukulan-pukulan beat yang khas dan terkadang tak terduga. Baginya, rhythm section yang “beres” menjadi hal yang penting dalam membuat sebuah komposisi lagu. Drummer yang satu ini pun sangat memperhatikan unsur melodi dalam bermain musik –hal yang tak lazim mengingat drum bergerak di alur ritmis. Dalam hal ini ia sangat mengagumi permainan keyboard Tom Brooks. Oleh karena itu, ia sering disebut sebagai drummer yang melodis. Penyuka keteraturan ini aktif mengajar drum dalam kesehariannya. Oleh karena itu, membaca not bukanlah menjadi suatu kesulitan bagi pribadi Fanuel sendiri, bahkan menjadi suatu standard tertentu dalam bermain musik menurutnya. Bagi dia, ketekunan dalam latihan itu sangat penting bagi pemusik yang ingin mencapai hasil yang lebih baik.


Nama Lengkap : Filemon Noya
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta/11 Juni 1985
Posisi : Gitar
Musisi Favorit : Lee Ritenour, Paul Jackson, jr., Issei Noro, Israel Houghton

Awal dari perjalanan musiknya dimulai sejak berusia 5 tahun saat ia disekolahkan di Sekolah Music Yamaha oleh orangtuanya. Alat musik pertama yang dimainkannya adalah keyboard. Tiga tahun kemudian melanjutkan belajar piano klasik, juga di Yamaha. Kemudian baru setahun kemudian sambil belajar piano, ia pun belajar gitar klasik di Yamaha. Beberapa tahun kemudian, barulah Fanuel mengenal permainan gitar elektrik. Meski begitu, Fanuel masih terus aktif bermain piano sampai sekarang serta mengajar piano maupun gitar yang memang dikuasainya.Filemon langsung jatuh cinta pada permainan gitar Lee Ritenour dari Band Jazz Fourplay saat pertama kali mendengarnya. Ia sangat tertarik pula oleh black musik karena menurutnya selalu memberikan kesegaran baru. Dan seperti pada umumnya para gitaris, penyuka warna oranye ini pun juga dipengaruhi oleh musik blues dan mengaku memiliki sisi rock dalam bermusiknya. Kesemuanya itu menjadi modal baginya untuk mencetuskan ide-ide awal dari melodi lagu yang hendak diciptakan selanjutnya. Pada awalnya, anak ketiga dari 4 bersaudara ini pun sangat fanatik terhadap gitar akustik serta agak anti terhadap efek gitar karena terbiasa sejak belajar gitar klasik. Namun dalam 5 tahun terakhir justru sangat tertarik dengan efek-efek gitar. Gitaris yang kerap dipanggil File ini bermimpi agar suatu hari dapat membuat album solo. Bersama ABODA pun Fanuel yakin bahwa band ini dapat menjadi sebuah band yang menghadirkan suasana baru di blantika musik serta berdampak bagi para penikmat musik yang ada.


Nama Lengkap : Clement Noya
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta/19 November 1988
Posisi : Bass
Musisi Favorit : Abraham Laboriel, Marcus Miller, Victor Wooten, Jaco Pastorius

Bungsu dari 4 bersaudara ini adalah yang termuda dalam memulai pendidikan musik. Ia belajar piano di Yamaha saat berusia 3,5 tahun. Dan terus melanjutkannya hingga berusia 12 tahun. Faktanya, ia tidak pernah belajar bass secara formal. Perkenalannya dengan alat musik ini dimulai saat posisi bass saat itu masih dipegang oleh Filemon. Karena Clement hanya menyanyi saja, sang ayah menyuruh File agar mengajar adiknya bermain gitar, agar kelak nantinya juga dapat bermain musik di band (saat itu hanya bertiga saja yang bermain musik) dan menjanjikan sebuah gitar sebagai hadiah kalau si adik dapat bermain gitar. Akhirnya dalam waktu yang cukup singkat, Clement pun dapat bermain gitar. Sebuah gitar dihadiahkan kepada File. Akhirnya, kemudian posisi bass dipegang oleh Clement sejak tahun 1999. Dan sejak itu pulalah formasi ABODA tidak berubah hingga sekarang. Bassist yang kerapkali juga berperan sebagai vokalis ini dipengaruhi pertama kali oleh Abraham Laboriel. Kemudian perkenalannya dengan permainan Victor Wooten, Marcus Miller, dan Jaco Pastorius membuat sebuah konsep bermain bass yang utuh dengan teknik yang kompleks –tidak hanya sebagai pengiring saja, tetapi berperan pula sebagai melodi utama dan fungsi-fungsi dalam band lainnya. Oleh sebab itu, dalam permainannya, pemain bass yang kerap dipanggil Cle ini sering mendapat porsi solo yang setara dengan instrument lainnya. Selain aktif mengajar musik, Cle juga berperan sebagai sound engineer dalam beberapa proyek rekaman ABODA –karena ketertarikannya di bidang tersebut.

ArdBot (bicara|admin) 15:37, 20 Juni 2011 (UTC)

Your account will be renamed

18 Maret 2015 02.14 (UTC)

Penggantian nama

21 April 2015 16.13 (UTC)