I Goesti Ngoerah Gde Ngoerah

Tepat tanggal 18 September pukul 12.30 WITA pada tahun 2001, Prof. dr. I Goesti Ngoerah Gde Ngoerah wafat dengan tenang. Beliau yang terlahir tanggal 31 Maret 1922 (tercatat 1923) merupakan seorang tokoh. Hal ini secara lengkap dituliskan dalam buku Prof. dr. I Goesti Ngoerah Gde Ngoerah, Sebuah Biografi Pendidikan yang ditulis oleh Tim Fakultas Sastra Universitas Udayana. Seorang tokoh menurut Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan adalah seorang yang pada masa hidupnya, karena terdorong oleh rasa cinta tanah air sangat berjasa dalam memimpin suatu kegiatan yang teratur guna menentang penjajahan di Indonesia, melawan musuh atau sangat berjasa dalam lapangan politik, sosial-ekonomi, kebudayaan maupun dalam lapangan ilmu pengetahuan yang erat hubungannya dengan perjuangan kemerdekaan dan perkembangan masyarakat Indonesia.

Berkas:DrNgoerah.jpg
I Goesti Ngoerah Gde Ngoerah

Prof. Ngoerah, demikian biasanya beliau disebut, merupakan Anggota Pejuang Prapatan 10 Jakarta yaitu kelompok mahasiswa pejuang yang bermarkas di asrama Jalan Prapatan 10 Jakarta (Lahirnya Satu Bangsa dan Negara, hal 397). Pada jaman perjuangan, beliau juga sebagai dokter bedah unit Palang Merah di Jakarta dan Purwakarta (Jawa Barat). Beliau adalah dokter pejuang berjiwa nasionalis yang mengabdikan dirinya bagi nusa dan bangsa.

Ketokohan Prof Ngoerah dalam bidang pengabdian masyarakat, dimulai pada 1953 setelah beliau mulai bertugas di Bali sebagai dokter Dinas Kesehatan Wilayah Badung dan Distrik Marga (1953-1959). Setiap hari beliau bertugas ke desa-desa membantu masyarakat dalam bidang kesehatan. Pengabdian di bidang penyakit jiwa dan saraf sekaligus sebagai kepala bagian Neorologi di Rumah Sakit Umum Wangaya (1959-1988). Pada 1 Maret 1959 beliau diangkat sebagai Kepala Rumah Sakit RSU Wangaya Denpasar (1959-1968). Selain tugas tersebut, beliau juga membantu pelayanan di rumah sakit Sanglah. Selama RSUP Sanglah hanya memiliki satu–dua orang dokter (antara lain dr. Angsar, dr Sukarjo), Prof Ngoerah selalu membantu proses kelahiran baik operasi maupun kelahiran normal di rumah sakit ini. Demikian pula saat RSUP Sanglah mengalami kehilangan pimpinan saat G30S 1965. Prof Ngoerah meskipun tidak pernah menjabat sebagai kepala RSUP Sanglah namun jasanya untuk RSUP Sanglah sangatlah besar. Hal ini menjadi kenangan bagi para perawat dan bidan senior maupun yang sudah pensiun dari RSUP Sanglah seperti Bidan Rai Murni, Bidan Siti, Bidan Sagung Mas, Bidan Oka Daryati dan banyak lagi lainnya. Selain memberikan pelayanan kesehatan di rumah sakit, Prof. Ngoerah juga sebagai pengajar bagi pendidikan bidan. Prof Ngoerah juga menciptakan alat penyembuhan bagi pasien penyakit jiwa dan saraf yang kini tersimpan di Museum Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta. Dapat disimpulkan bahwa pengabdian Prof Ngoerah pada pengembangan kedokteran di Bali tidak dapat diragukan lagi. Selain itu, karena kepribadiannya dan keahliannya, Prof. Ngoerah juga merupakan dokter kepresidenan disaat Presiden Sukarno berada di Bali. Merupakan tugas rutinnya melakukan pemeriksaan atas kesehatan Bapak Presiden selama menginap di Istana Tampak Siring. Meskipun menjadi dokter kepresidenan namun bila ada masyarakat kurang mampu berobat padanya tidak akan diberikan untuk membayar jasa pengobatannya karena beliau juga mengabdikan ilmunya untuk kemanusiaan. Prof Ngoerah sebagai pendidik dan cendikiawan juga tidak diragukan. Pengabdiannya pada Universitas Udayana dimulai pada tahun 1961. Beliau menduduki jabatan sebagai wakil ketua Badan Perguruan Tinggi untuk pendirian Universitas Udayana. Pada tahun 1963 menjadi dosen luar biasa dalam mata kuliah Penyakit Jiwa dan Saraf, dan 1965 diangkat menjadi dosen tetap. Gelar Professor Fakultas Kedokteran Universitas Udayana disandangnya pada tahun 1967 (guru besar pertama yang dikukuhkan di Universitas Udayana). Pada saat pelantikannya (2 Mei 1967) untuk pertama kalinya Hymne Universitas Udayana dinyanyikan. Prof. Ngoerah merupakan Profesor Emeritus setelah pensiun pada tahun 1988. Kecintaan pada pendidikan mengantarnya untuk menulis buku Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Syaraf(Penerbit: Airlangga University Press (1991)), yang dipakai di Fakultas Kedokteran pada universitas-universitas terkenal di Indonesia. Juga kecintaan Prof Ngoerah pada Fakultas Kedokteran dan Universitas Udayana, mengantarkannya selama dua periode menjabat sebagai Dekan Fakultas Kedokteran (1965-1968) dan selama dua periode juga menjabat sebagai Rektor Universitas Udayana (1968-1977). Selama menjadi Dekan Fakultas Kedokteran, Prof. Ngoerah mengembangkan pendirian bagian-bagian klinik di RSUP Sanglah. Selain itu beliau juga pernah menjabat sebagai anggota MPRS Republik Indonesia (1968). Prof. Ngoerah, karena jasa-jasanya, beliau tercatat dalam buku Men of Achievement, England, 1982 dan buku Who’s Who in the World, USA, 1988 (hal. 829). Dalam masa tugas keprofesiannya, beliau tercatat sebagai anggota PNPNch, IDASI, PERDOSSI, WFN dan IDI. Tanda penghargaan yang diterima berupa Satya Lencana Karya Satya 1976 (Jakarta), Alma Nugraha UNUD 1987 (Denpasar), Adi Karya Satya PERDOSI 1996 (Palembang).

Di luar kesibukan beliau dalam dunia profesi dan pelayanan masyarakat, lingkungan keluarga Puri Gerenceng, membentuk Prof. Ngoerah menjadi seorang seniman lukis aliran Denpasar (seperti disebutkan oleh Prof Ngurah Bagus dalam Bali Post 26-12-2000). Lukisannya yang terkenal adalah ‘Sutasoma Gajah Waktra’. Selain melukis, beliau juga seorang pengukir sama dengan ayah dan kakeknya. Kecintaan Prof. Ngoerah pada dunia seni mengantarkan beliau mengetuai penelitian tentang arsitektur yang terbit sebagai buku Arsitektur Tradisional Bali (1981).

Demikian kenangan-kenangan Prof. Ngoerah sebagai seorang tokoh dokter pejuang, pendidik, cendikiawan dan abdi masyarakat.

Referensi:

  1. Parimartha, I Gde. Prof. dr. I Goesti Ngoerah Gde Ngoerah: Sebuah Biografi Pendidikan. Denpasar: Upada Sastra, 1998. Engelen, OE, Lubis, Aboe Bakar, dkk. Lahirnya Satu Bangsa dan Negara. Jakarta: UIP, 1997.
  2. In Memoriam Prof. dr. Ngoerah---- Dokter Pejuang, Pendidik, dan Abdi Masyarakat, dapat diakses di [1]
  3. Upacara Maligia Punggel Prof. Gusti Ngoerah Gde Ngoerah, dapat diakses di [2]
  4. Prof. dr. I Goesti Ngoerah Gde Ngoerah, Spesialis Saraf dan Jiwa , dapat diakses di [3]
  5. Unud Anugerahkan Udayana Award, dapat diakses di [4]