Kabupaten Poso
Kabupaten Poso adalah sebuah kabupaten di provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia. Kabupaten ini mempunyai luas sebesar 8.712,25 km² dan berpenduduk sebanyak 226.389 jiwa (2012). Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Poso.
Kabupaten Poso | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Motto: Sintuwu Maroso | |
Koordinat: 1°24′S 120°45′E / 1.4°S 120.75°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Sulawesi Tengah |
Ibu kota | Poso Kota |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Plt. Drs.Sin S songgo |
• Wakil Bupati | - |
Luas | |
• Total | 8,712,25 km² km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi) |
Populasi | |
• Total | 226,389 jiwa |
• Kepadatan | 24/km2 (60/sq mi) |
Demografi | |
• Bahasa | Pamona Indonesia |
Zona waktu | UTC+08:00 (WITA) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0452 |
Kode Kemendagri | 72.02 |
APBD | Rp 819.976.065.755 (2013) |
DAU | Rp 642.281.901.000 |
Sejarah
Pada mulanya penduduk yang mendiami daerah Poso berada di bawah kekuasaan Pemerintah Raja-Raja yang terdiri dari Raja Poso, Raja Napu, Raja Mori, Raja Tojo, Raja Una Una dan Raja Bungku yang satu sama lain tidak ada hubungannya.
Keenam wilayah kerajaan tersebut di bawah pengaruh tiga kerajaan, yakni: Wilayah Bagian Selatan tunduk kepada Kerajaan Luwu yang berkedudukan di Palopo, sedangkan Wilayah Bagian Utara tunduk dibawah pengaruh Raja Sigi yang berkedudukan di Sigi (Daerah Kabupaten Donggala) dan khusus wilayah bagian Timur, yakni daerah Bungku termasuk daerah kepulauan tunduk kepada Raja Ternate.
Sejak tahun 1880 Pemerintah Hindia Belanda di Sulawesi Bagian Utara mulai menguasai Sulawesi Tengah dan secara berangsur-angsur berusaha untuk melepaskan pengaruh Raja Luwu dan Raja Sigi di daerah Poso.
Terbagi dua
Pada 1918 seluruh wilayah Sulawesi Tengah dalam lingkungan Kabupaten Poso yang sekarang telah dikuasai oleh Hindia Belanda dan mulailah disusun pemerintah sipil. Kemudian oleh Pemerintah Belanda wilayah Poso dalam tahun 1905-1918 terbagi dalam dua kekuasaan pemerintah, sebagian masuk wilayah Keresidenan Manado, yakni Onderafdeeling (kewedanan) Kolonodale dan Bungku, sedangkan kedudukan raja-raja dan wilayah kekuasaanya tetap dipertahankan dengan sebutan Self Bestuure-Gabieden (wilayah kerajaan) berpegang pada peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Belanda yang disebut Self Bestuure atau Peraturan Adat Kerajaan (hukum adat).
Pada 1919 seluruh wilayah Poso digabungkan dialihkan dalam wilayah Keresidenan Manado di mana Sulawesi tengah terbagi dalam dua wilayah yang disebut Afdeeling, yaitu: Afdeeling Donggala dengan ibu kotanya Donggala dan Afdeeling Poso dengan ibu kotanya kota Poso yang dipimpin oleh masing-masing Asisten Residen.
Sejak 2 Desember 1948, Daerah Otonom Sulawesi Tengah terbentuk yang meliputi Afdeeling Donggala dan Afdeeling Poso dengan ibukotanya Poso yang terdiri dari tiga wilayah Onder Afdeeling Chef atau lazimnya disebut pada waktu itu Kontroleur atau Hoofd Van Poltselyk Bestuure (HPB).
Distrik Sulawesi Tengah
Ketiga Onder Afdeeling ini meliputi beberapa Landschap dan terbagi dengan beberapa distrik, yakni :
- Onder Afdeeling Poso, meliputi: Landschap Poso Lage berkedudukan di Poso, Landschap Lore berkedudukan di Wanga, Landschap Tojo berkedudukan di Ampana, Landschap Una-una berkedudukan di Ampana.
- Onder Afdeeling Bungku dan Mori, meliputi: Landschap Bungku berkedudukan di Bungku, Landschap Mori berkedudukan di Mori.
- Onder Afdeeling Luwuk, meliputi: Landschap Banggai berkedudukan di Luwuk.
- Onder Afdeeling Donggala.
- Onder Afdeeling Palu.
- Onder Afdeeling Toli Toli.
- Onder Afdeeling Parigi.
Kemudian pada tahun 1949 setelah realisasi pembentukan Daerah Otonom Sulawesi Tengah disusul dengan pembentukan Dewan Perwakilan Rakyat Sulawesi Tengah. Pembentukan Daerah Otonom Sulawesi Tengah merupakan tindak lanjut dari hasil Muktamar Raja-Raja se-Sulawesi Tengah pada tanggal 13-14 Oktober 1948 di Parigi yang mencetuskan suara rakyat se-Sulawesi Tengah agar dalam lingkungan Pemerintah Negara Indonesia Timur (NIT). Sul-Teng dapat berdiri sendiri dan ditetapkan bapak Rajawali Pusadan Ketua Dewan Raja-Raja sebagai Kepala Daerah Otonom Sulawesi Tengah.
Daerah otonom
Selanjutnya, dengan melalui beberapa tahapan perjuangan rakyat Sulawesi Tengah melalui Dewan Perwakilan Rakyat Sulawesi Tengah yang dipimpin oleh A.Y. Binol pada tahun 1952 dikeluarkan PP No. 33 Tahun 1952 tentang pembentukan Daerah Otonom Sulawesi Tengah yang terdiri dari Onder Afdeeling Poso, Luwuk Banggai dan Kolonodale dengan ibukotanya Poso dan daerah Otonom Donggala meliputi Onder Afdeeling Donggala, Palu, Parigi dan Toli Toli dengan ibukotanya Palu.
Pada tahun 1959 berdasarkan UU No. 29 Tahun 1959 Daerah Otonom Poso dipecah menjadi dua daerah kabupaten, yakni Kabupaten Poso dengan ibukotanya Poso dan Kabupaten Banggai dengan ibukotanya Luwuk.
Utara | Teluk Tomini dan Kabupaten Parigi Moutong |
Timur | Kabupaten Tojo Una-Una dan Kabupaten Morowali |
Selatan | Sulawesi Selatan |
Barat | Kabupaten Donggala |
Kepala daerah
DPRD Kabupaten Poso 2014-2019[1] | |
---|---|
Partai | Kursi |
Lambang Partai Demokrat Partai Demokrat | 8 |
Lambang Partai Golkar Partai Golkar | 5 |
Partai Gerindra | 4 |
Lambang PDI-P PDI-P | 3 |
Lambang PKS PKS | 2 |
PAN | 2 |
Partai Hanura | 2 |
Partai Nasdem | 2 |
PPP | 1 |
PKPI | 1 |
Total | 30 |
Bupati yang pernah memerintah di Kabupaten Poso antara lain:
- R. Pusadan (1948-1952)
- Abdul Latif Dg. Masiki (1952-1954)
- Alimoeddin Dg. Matiro (1954-1956)
- Djafar Lapasere (1956-1957)
- S. Kabo (1957-1959)
- A. Wahab (1959-1960)
- Ngitung (1960-1962)
- Drs. B.L. Sallata (1962-1966)
- Drs. Galib Lasahido (1967-1973)
- Drs. R.P.M. Koeswandi (1973-1984)
- Soegiono (1984-1988)
- Drs. J.W. Sarapang (1988-1989)
- Arief Patanga (1989-1999)
- Drs. H. Abdul Muin Pusadan (1999-2004)
- Andi Azikin Sayuti (2004-2005)
- Drs. Piet Inkiriwang, M.M. (2005- 2015)
- Plt.Drs.Sin S Songgo(2015-2016)
Layanan kesehatan di Kota Poso & Kabupaten Lore
- Rumah Sakit Umum Poso
- Rumah Sakit Universitas Pancasila (konstruksi)
- Rumah Sakit Universitas Sintuwu Marsono (konstruksi)
- Rumah Sakit Tugu Ibu (konstruksi)
- Rumah Sakit Mitra Keluarga (konstruksi)
- Rumah Sakit Assalam (konstruksi)
- RSKO Kota Poso (konstruksi)
- RSPG Lore Barat (konstruksi)
- Royal Garden (konstruksi)
- Impressions Body Care Center (konstruksi)
Objek wisata
- Danau Poso
- Air Terjun Sulewana
- Air Terjun Saluopa
- Goa Pamona
- Lembah Bada
- Taman Nasional Lore Lindu
- Pantai Imbo
- Pantai Madale
- Pantai Siuri
- Pantai Penghibur Poso
- Teluk Tomini
- Gua Latea
- Watu Mora'a
- Taman Laut Kalamalea( Dusun Kalamalea,Madale, Poso Kota Utara, Poso )
- Taman Anggrek Bancea
- Taman Budaya Bada'
Makanan Khas
- Tosu-TosuKatue
Tosu-TosuKatue adalah makanan khas berupa kerang yang dibuat menjadi sate. Dalam bahasa Indonesia, Tosu-TosuKatue berarti Sate Kerang.
- WayawoMasapi (WokuSogili)
Masakan ini berbahan Sogili atau dalam bahasa Indonesia Moa / Sidat (Belut bertelinga) yang dimasak sedemikian rupa sehingga menghadirkan rasa yang istimewa.
- Ituwu Manu
Ituwu Manu atau Ayam dimasak dalam bumbu, merupakan resep masakan warisan leluhur.Ayam dimasak sedemikian rupa didalam campuran berbagai bumbu, setelah matang kemudian dituangkan kedalam wadah berupa mangkok besar.
- Winagoe
Makanan ini adalah nasi yang dibungkus dengan daun khusus (Winalu).Sayangnya saat ini daun tersebut telah sulit ditemukan.Winagoe sangat nikmat dimakan dengan Tosu-TosuKatue, WayawoMasapi, atau Ituwu Manu.
- InauTarenteSulewana
InauTarenteSulewana adalah masakan dari berbagai jenis sayuran yang menggunakan rempah minimalis.InauTerante berarti Urap Sayur sedangkan Sulewana adalah nama daerah asal masakan ini. Biasanya InauTarenteSulewana dimakan bersama WokuSogili.
- KukisiJongi
KukisiJongi berarti Pudding dari buah Jongi. Buah jongi merupakan buah yang rasanya masam, namun dengan teknik pengolahan tertentu maka terciptalah Kukisijongi yang manis dan segar.
Transportasi
Darat
- Ojek
- Angkot
- Bus
- Mini Bus/Travel
Udara
Kabupaten Poso memiliki bandara domestik,yaitu Bandara Kasiguncu yang mulai kembali beroperasi sejak 2005. Merpati membuka penerbangan Makassar – Poso dan sebaliknya dengan menggunakan pesawat MA60 berkapasitas 56 penumpang namun di tutup 2014 silam karena bangkrut. Kemudian di susul dengan beroperasinya Wings Air yang membuka penerbangan Makassar-Poso dan sebaliknya menggunakan pesawat ATR72 berkapasitas 72 penumpang.
Pada tahun 2013 jumlah penumpang yang berangkat dari Poso 12.441 penumpang dari 238 penerbangan ,meningkat dari tahun sebelumnya 10.351 dari 277 penerbangan.Rencananya dalam waktu dekat akan di buka penerbangan lagi menuju Luwuk,Manado, dan Gorontalo.
Laut
Kabupaten poso memiliki pelabuhan yaitu pelabuhan Poso.KM Sangiang yang berkapasitas 554 penumpang menjalani rute menuju Togean Island – Gorontalo – Bitung – Ternate – Sanana – Namlea – Ambon lalu kembali menyusur jalan balik sampai ke Poso. Rute lainnya adalah Bitung – Ulusiau – Tahuna – Lirung – Karatung – Miangas lalu menyusur rute balik ke Bitung – Gorontalo sampai Poso.
Pendidikan
Pendidikan di kabupaten ini semakin meningkat pasca Kerusuhan yang terjadi beberapa tahun lalu.Kabupaten Poso memiliki 170 TK,231 SD,76 SMP,19 SMA,16 SMK.
Perguruan Tinggi
- Universitas Sintuwu Maroso
- Sekolah Tinggi Theologia Tentena
- Universitas Kristen Tentena
- Akademi Keperawatan Poso
- Sekolah Tinggi Agama Islam
Sarana dan prasarana umum di Kabupaten Poso
- Bandara Kasiguncu
- Pasar Sentral Poso
- Pelabuhan Poso
- Stadion Kasintuwu
- Gedung Olahraga Pusalemba Poso
- Pasar Tentena
- Museum Poso (perencanaan)
- Bandara Bada (konstruksi)
- Pasar Modern Kawua (konstruksi)
- Poso City Mall (konstruksi)[2]
Klub sepakbola
- Persipos (Liga Nusantara)
- Persidapos (Liga Nusantara)[3]
Kota Poso
Kota Poso merupakan ibukota Kabupaten Poso yang statusnya akan dinaikkan menjadi kotamadya, dan direncanakan sebagai calon ibukota provinsi Sulawesi Timur. Kecamatan yang mungkin bergabung, meliputi:
- Poso Kota
- Poso Kota Utara
- Poso Kota Selatan
- Poso Pesisir
- Poso Pesisir Selatan
- Poso Pesisir Utara
- Lage
- Lage Timur(pengajuan pemekaran kecamatan)
Kabupaten Pamona Raya
Kabupaten Poso nantinya akan berganti nama menjadi Kabupaten Pamona Raya,jika nantinya Kota Poso di mekarkan menjadi Kotamadya dan ibukota kabupaten dipindahkan ke Tentena,Kecamatan Pamona Pusalemba.
Kabupaten Lore
Kabupaten Lore nantinya akan berstatus kabupaten konservasi, karena terdapat Taman Nasional Lore Lindu sama seperti Kabupaten Malinau di Provinsi Kalimantan Utara Kecamatan yang mungkin bergabung
- Lore Utara
- Lore Timur
- Lore Piore
- Lore Tengah
- Lore Barat
- Lore Selatan
Galeri
-
Danau Poso
-
Bandara Kasiguncu
-
Patung megalitikum
-
Soekarno saat berkunjung ke Poso
-
Air Terjun Saluopa
Lihat pula
- Tentena - Kota kecil yang terletak Danau Poso dan menjadi pusat dari GKST Gereja Kristen Sulawesi Tengah.
Referensi
- ^ Rebut 8 Kursi, Demokrat Menang di Poso. Radar Sulteng, 13 Mei 2014. Diakses pada 16 Desember 2014.
- ^ "Poso City Mall". Diakses tanggal 30 December 2014.
- ^ "15 Klub Sulteng Diikutkan Liga Nusantara". Diakses tanggal 10 Desember 2014.