Kereta rel listrik BN-Holec
Kereta rel listrik BN-Holec adalah kereta rel listrik non-AC buatan Indonesia yang pernah beroperasi di lintas KRL Jabodetabek. KRL ini diproduksi oleh PT INKA Madiun dan bekerja sama dengan Belgien-Nederlandsch (BN) - Bombardier serta Holland Electric (Holec) Ridderkerk (sekarang dimiliki oleh Alstom dari Perancis). KRL ini paling bermasalah sepanjang operasionalnya, namun demikian KRL ini memiliki teknologi penggerak Variable Voltage Variable Frequency–thyristor Gate Turn-Off (VVVF-GTO).[1]
KRL BN-Holec | |
---|---|
Beroperasi | Beroperasi sebagai KRL Holec AC |
Pembuat | PT INKA Belgien Nederlandsch-Bombardier Holec Ridderkerk |
Tahun pembuatan | 1994-2001 |
Mulai beroperasi | 1994-2013 |
Tahun diafkirkan | 2012-2014 |
Jumlah sudah diproduksi | 128 unit (32 set) |
Formasi | 4 kereta per set |
Operator | PT KAI Commuter Jabodetabek |
Jalur | KA Commuter Jabodetabek |
Data teknis | |
Bodi kereta | Stainless Steel |
Panjang kereta | 20.000 mm |
Lebar | 3.180 mm |
Tinggi | 3.460 mm |
Pintu | 3 pintu di setiap sisi |
Kecepatan maksimum | 120 km/h |
Sistem traksi | VVVF-GTO |
Transmisi | Static Inverter (SIV) |
Elektrifikasi | 1.500 V DC |
Jenis penangkap arus | Pantograf |
Rem kereta | Electropneumatic Regenerative Brake |
Alat perangkai | Automatic coupler, Bar coupler AAR No. 10A Contour |
Lebar sepur | 1067 mm |
KRL ini dibangun pada tahun 1994 (24 unit, 6 set), 1996 (24 unit, 6 set), 1997 (28 unit, 7 set), 1998 (20 unit, 5 set), 1999 (16 unit, 4 set), 2000 (8 unit, 2 set), dan terakhir tahun 2001 (8 unit, 2 set)
KRL ini adalah satu-satunya KRL non AC yang masih beroperasi sampai saat ini sebagai KRL Holec AC (sementara KRL ini tidak beroperasi hingga waktu yang tidak diketahui), karena KRL non-AC lainnya telah dirucat di Purwakarta.
Sejarah KRL BN-Holec
Pada tahun 1994, PT INKA di Madiun mendapat pesanan KRL ini dari Departemen Perhubungan Indonesia (Dephub, nama Kemenhub pada masa itu), dan awalnya KRL ini dibangun pada tahun 1994 (24 unit, 6 set), 1996 (24 unit, 6 set), 1997 (28 unit, 7 set), 1998 (20 unit, 5 set), 1999 (16 unit, 4 set), 2000 (8 unit, 2 set), dan tahun 2001 (8 unit, 2 set).
KRL Holec terkenal sebagai KRL yang kontroversial karena kurang andalnya. Karena spesifikasinya yang terlalu canggih untuk lintas Jabodetabek, KRL ini sering mengalami masalah karena sering mogok dan masalah lainnya. Dari seluruh rangkaian KRL ekonomi yang ada, KRL Holec tergolong paling sulit dirawat. Selain karena masalah suku cadang yang susah dicari/langka (pabriknya sudah lama tutup), KRL ini pun juga sering mengalami mogok karena kelebihan beban (overload), salah satu penyebabnya (yang juga dialami oleh semua jenis KRL ekonomi sejak era 1990an hingga 2013) akibat maraknya penumpang yang naik di atap kereta atau bergelantungan di pintu, sehingga banyak KRL Holec yang rusak, lalu mangkrak di Balai Yasa Manggarai. Apalagi, KRL ini sering dioperasikan di Jalur Serpong dan Tangerang sistem kelistrikannya tidak cocok dengan KRL ini sehingga membuat KRL ini banyak yang rusak dan akhirnya mangkrak.
Sepanjang 1994-2013, tersisa 6 set (24 unit) yang beroperasi sebelum ditarik dari peredaran dan ikut dirucat di Purwakarta bersama sisa KRL Rheostatik. Sementara rangkaian yang beroperasi dijadikan KRL Holec AC oleh PT INKA.
Rehabilitasi KRL BN-Holec
Pensiun dini tak membuat KRL BN-Holec kehilangan fungsi. Sebanyak 50 unit dari total 128 unit yang pernah diproduksi ini dikonversi menjadi KRDE yang dioperasikan di luar Jakarta, seperti Baraya Geulis, Prambanan Ekspres, Sriwedari, C-KRDE Kaligung, dll. Ada pula 24 unit yang dikonversi menjadi KRL Holec AC yang sudah beroperasi sejak Mei 2014 lalu, dan sebagian ada yang dirucat di Purwakarta. Sisanya disimpan di Balai Yasa Manggarai.
Galeri
-
KRDE Prambanan Ekspres
-
KRDE Baraya Geulis
-
KRDE Sriwedari
-
C-KRDE Kaligung Mas
Referensi
- ^ Majalah KA Edisi Juni 2014
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi KRL