Pindad APS-3 Anoa

Kendaraan militer lapis baja
Revisi sejak 24 September 2015 07.20 oleh Kenrick95Bot (bicara | kontrib) (Bot: Penggantian teks otomatis (- di masa + pada masa , -Di masa +Pada masa , - di Masa + pada Masa , - di masa-masa + pada masa-masa , -Di masa-masa +Pada masa-masa ))

APS-3 "Anoa" (kependekan dari Angkut Personel Sedang-3; bahasa Inggris :Medium Personnel Carrier) adalah sebuah kendaraan militer lapis baja buatan PT Pindad (persero), Indonesia. Kendaraan ini dipergunakan untuk mengangkut personel atau dikenal dengan nama APC (Armoured personnel carrier), (bahasa Indonesia : Pengangkut personel lapis baja). Nama ANOA sendiri diambil dari nama hewan Anoa yang hidup di pulau sulawesi. APS 3 ini dinamai anoa, yang merupakan salah satu jenis kerbau asli Indonesia. Purwarupa pertama kali di perlihatkan ke publik pada ulang tahun ke 61 TNI pada 5 Oktober 2006 di markas besar TNI, Cilangkap.[1][2]

Pindad APS-3 "Anoa" 6x6

Pindad Panser Anoa
Jenis Pengangkut personel lapis baja (APC)
Negara asal Indonesia Indonesia
Sejarah pemakaian
Digunakan oleh TNI di Indonesia
Sejarah produksi
Perancang PT Pindad
Tahun 2006
Produsen PT Pindad
Diproduksi 2006
Jumlah produksi 236
Spesifikasi
Berat 11 ton, 14 ton (combat)
Panjang 6 m
Lebar 2.5 m
Tinggi 2.5 m / 2.9 m (varian FSV)
Awak 3 + 10 penumpang

Perisai Lapis baja Monocoque, STANAG 4569 level 3
Senjata
utama
Senapan mesin 12.7 mm, granat CIS 40 AGL
Senjata
pelengkap
2x3 66 mm peluncur granat asap
Jenis Mesin Renault MIDR 062045 diesel turbo-charged 6 silinder inline , paket pendingin Behr
320Hp, 2500 Rpm
Daya kuda/ton 22,85 HP/ton
Transmisi Otomatis, ZF S6HP502, 6 maju, 1 mundur
Suspensi Suspensi Independen, batang torsi
Kelonggaran tanah 40 cm
Kapasitas tangki 200 liter
Daya jelajah 600 km
Kecepatan 90 km/jam

Sejarah

Pindad APS-3 diperlihatkan secara resmi kepada publik pada Indo Defence & Aerospace pada tanggal 19 November, 2008 [3] hingga 22 November, 2008 [4] setelah diperlihatkan pada parade militer TNI pada 5 Oktober 2008.[5]. Pada 30 Agustus 2008, 10 APS-3 telah diproduksi [6] dan rencananya akan diproduksi sebanyak 150 buah untuk TNI Angkatan Darat [7][8] untuk penugasan ANOA pada tahun 2009.[9]. 20 Panser ini diserahterimakan ke Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Pertahanan, bagian dari kesepakatan dari 150 ke 40 unit saja karena krisis ekonomi.[10] 40 Panser tersebut akirnya dikirim sebagai komitmen PT Pindad untuk memenuhi pesanan total sebanyak 154 Panser.[11] 33 diserahkan kepada Kementrian Pertahanan pada 13 Januari 2010[12]. Pindad telah menerima suntikan dana pinjaman dari Bank Mandiri, Bank BNI 46 dan Bank BRI sebagai bagian dari pembayaran untuk manufaktur Panser-Panser tersebut [10]

Sejarah Penggunaan

Semenjak 9 April 2010 13 buah ANOA telah digunakan untuk mengawal misi perdamaian PBB di Lebanon bersama Satgas Batalyon Mekanis TNI Kontingen Garuda XXIII-D/UNIFIL [13]. ANOA 6x6 maupun 4x4 biasa digunakan untuk pengawalan kegiatan-kegiatan penting negara. Pada 15 November 2011 ANOA varian 6x6 yang menggunakan persenjataan Senapan Mesin Berat 7.62 mm digunakan sebagai kendaraan tempur untuk patroli dan penjagaan ring pada acara KTT ASEAN di Nusa Dua, Bali.[14] ANOA juga dipakai oleh Paspampres untuk pengawalan kunjungan-kunjungan presiden. Selain kegiatan resmi, ANOA juga dipakai untuk pengamanan car-free day di Bundaran HI. [15][16]

Pengembangan

 
Spesifikasi ANOA V2

Sejarah pengembangan Panser Pindad ini dimulai pada tahun 2003 sebagai hasil dari meningkatnya intervensi militer di provinsi Aceh. Selama Operasi Militer di Aceh, TNI Angkatan Darat meminta kendaraan angkut personel yang amatlah mendesak untuk transportasi pasukan.

Pindad merespon permintaan ini tahun 2004, dengan APR-1V (Angkut Personel Ringan) [17] sebuah kendaraan lapis baja yang berbasis sasis truk Isuzu. Tetapi, order selanjutnya untuk 26 kendaraan lanjutanya dibatalkan karena Tsunami 2004.

Pindad meneruskan pengembangan APS dengan bantuan dari BPPT[18]. Purwarupa berikutnya adalah Pindad APS-1, sebuah rancangan 6x6 yang didasarkan dari sasi truk Perkasa buatan PT Texmaco [19]. Meskipun tidak dipilih untuk diproduksi, pengalaman yang didapat dari pengembangan APS-1 meyakinkan Tentara Nasional Indonesia untuk memberi lampu hijau kepada Pindad untuk membuat generasi selanjutnya dari ranpur Panser, Pindad APS-2 dengan ongkos produksi sebesar 600 juta rupiah perbuah.

Tahun 2006 Pindad dan BPPT memulai pengembangan APS-3 yang tidak hanya bisa bermanuver di darat tetapi juga di perairan dangkal dan danau. Pengembangan ini menghasilkan varian 4x4, dan selanjutnya disempurnakan untuk diaplikasikan kemampuan amfibinya untuk varian 6x6. Ujicoba purwarupa pertama dilakukan awal tahun 2007, dan pada 10 Agustus 2008, 10 panser pertama APS-3 ANOA diproduksi. Tahun 2009, panser pertama diserahterimahkan kepada kementrian pertahanan.[19]

Karena performa ANOA yang bagus dan program kemandirian alutsista yang sedang digalakkan oleh Departemen Pertahanan [20] Pindad melanjutkan pengembangan kendaraan-kendaraan tempur yang berbasis dari templat ANOA seperti varian logistik, recovery, ambulans maupun varian kombatan yang bukan lagi dikategorikan sebagai kendaraan angkut personel seperti ANOA IFV dan ANOA Kanon.[21][22]

Pada kunjungan Wakil Menteri Pertahanan Indonesia, Syafrie Syamsudin pada tanggal 20 Desember 2011, telah dimunculkan wujud terbaru dari varian ANOA yaitu varian kanon (yang diperbaharui) dan varian beroda rantai.[23] Varian beroda rantai ini tidak seperti varian kanon, masih termasuk sebagai ranpur angkut personel, perbedaan ada pada wujud dan spesifikasi dan bukanlah peran dalam pertempuran.

Rancangan

Berkas:ANOApelatkeramik.jpg
Panser ANOA dengan pelat keramik, panser ini sedang diujicobakan di peacekeeping centre terbaru di Bogor

ANOA APS-3 berbeda dengan pendahulunya (APS-1 dan APS-2) yang dikembangkan dari truk komersial. "Anoa" menggunakan badan berdesain monocoque berlapis baja. Sistem suspensi batang torsi baru dikembangkan untuk panser ini. Mesin dan transmisi menggunakan produk Renault dari Perancis. Sopir duduk disebelah kanan dan komandan duduk disebelah kiri dari kendaraan. Bentuk dan persenjataan ANOA amatlah mirip dengan kendaraan angkut personel buatan Prancis, VAB.[24] Perlindungan yang diberikan oleh lapisan baja dan rangka ANOA memiliki tingkat STANAG 3 level 3, yang berarti bisa menahan peluru kinetis hingga 7.62x51 mm Armor Piercing standar NATO dari jarak 30 meter dengan kecepatan 930 m/s serta bisa menahan ledakan ranjau hingga massa 8 kg di bagian roda gardan dan di tengah-tengah badan.

Persenjataan ANOA hingga saat ini ialah senapan mesin berat kaliber 12,7 mm dan 7,62 mm, senapan Remote Weapon System berkaliber 7,62mm dan pelontar granat berkaliber 40 mm.[25][26] Untuk pertahanan diri ANOA dilengkapi dengan pelontar tabir asap 2x3 66 mm.[24] Pada masa datang, varian-varian lain ANOA akan menggunakan meriam 20 mm dengan tambahan senapan mesin 7,62 mm diatasnya untuk ANOA IFV dan meriam 90 mm CSE Cockerill MKII buatan Belgia untuk ANOA Kanon.[22] Sumber penggerak dari ANOA ialah Mesin dan Transmisi Renault, tetapi opsi lokal sedang dikembangkan lebih lanjut. Mesin Renault yang dimaksud ialah mesin disel turbocharged MIDR 062045 yang berkekuatan 320 tenaga kuda. ANOA juga memiliki sistem peniupan ban yang disentralisasi.[27]

Jenis jenis Pindad ANOA

Berikut ini adalah Varian-Varian yang sudah dan akan diproduksi oleh Pindad:[28][29][30]

ANOA 4x4

Kendaraan taktis (rantis) beroda 4 yang termasuk jenis Armored Personnel Carrier (APC). Hanya dibuat sebanyak 4 unit untuk TNI AD dan belum ada kabar penambahan unit untuk varian ini.[31]

ANOA 6x6

Versi beroda 6[32] yang paling banyak diproduksi, sebanyak 154 buah dibuat dan akan di gelar oleh TNI AD.[31] 13 unit ANOA bercat putih khas PBB dikirim ke Lebanon untuk misi perdamaian PBB [33] Model ANOA ini memiliki persenjataan standar 7.62 mm atau 12.7 mm yang dioperasikan secara tradisional, serta pelontar tabir asap berkaliber 66mm.[34]

 
Panser Pindad APS-3 Varian 6x6 pada Indo Defence 2008 menggunakan cat skema PBB

Model terbaru dari ANOA 6x6 adalah ANOA V2 yang memiliki peningkatan teknologi tanpa mengubah bentuk fisik ANOA secara drastis.[34] ANOA V2 ini memiliki kelebihan yaitu kupola yang berbentuk cembung sehingga bisa memantulkan peluru dengan lebih efektif, sistem ramp door yang mampu berfungsi manual maupun otomatis (apabila terjadi malafungsi elektronik pintu masih dapat dibuka dengan tangan), kursi yang bisa dilipat, Remote Weapon System berkaliber 7.62 mm sehingga tidak perlu menembakan senapan mesin dari kupola secara manual, serta sistem keamanan jendela yang dipermudah-dulu hanya bisa menutup jendela pengaman dari luar, sekarang mampu dilakukan dari dalam [34]. Varian 6x6 mampu membawa 13 personel baik V1 maupun V2, Varian V2 juga memiliki waterjet yang memungkinkan pergerakan lebih lincah di perairan dangkal.[21].

Pada 2012 awal, ada penampakan ANOA yang menggunakan pelat keramik untuk perlindungan balistik tambahan. Tidak jelas pelat keramik ini buatan lokal atau impor dari Perancis atau Afrika Selatan seperti yang dipasang di APS VAB, menurut pengunggah foto pelat ini di impor dari Afrika Selatan. Kemungkinan besar kadar perlindungan dari pelat ini tidaklah jauh dari pelat keramik yang terpasang di saudara tuanya.[35]

ANOA 8x8

Versi beroda 8 juga sedang dikembangkan oleh Pindad tetapi masih berupa maket. Rupa dari maket tersebut amatlah berbeda dengan varian 6x6, menggunakan kanon seperti 6x6 versi kanon yang belum diketahui spesifikasinya.[36]

 
Penampakan purwarupa ANOA dengan roda rantai pada kunjungan Wamenhan ke Pindad

Varian Roda Rantai

Pada kunjungan Wakil Menteri Pertahanan Indonesia, Syafrie Syamsudin pada tanggal 20 Desember 2011, telah dimunculkan wujud terbaru dari varian ANOA yaitu varian kanon dan varian beroda rantai.[23] Menurut redaksi di internet, varian ini memiliki spesifikasi yang mirip dengan varian 6x6, yaitu 10 penumpang, berat kosong 10 ton, ketebalan baja pelindung 10 mm dan daya jelajah 400 km. Rupa dari varian ini berbeda dengan varian 6x6, dengan siluet yang rendah dan lebih mengacu pada rancangan blok timur seperti BTR-50 dan BMP-3.[37]

ANOA Intai

ANOA dengan peruntukan intai dibuka kepada publik pada tahun 2011, memiliki persenjataan meriam berkaliber 20 mm beserta senapan mesin berat dan tabir asap. Belum jelas spesifikasi lanjut dari varian Intai ini selain persenjataan dan penampakan fisik.[38]

ANOA IFV

ANOA dengan peruntukan infantry fighting vehicle (Indonesia : kendaraan penempur infantri) yang tugasnya memberi bantuan tembakan dengan meriam berkaliber 20 mm, belum jelas rupa ranpur ini seperti apa. Menurut Production Manager Special Vehicle Division PT.Pindad, Yadi Kussuryadi, ranpur ini berjenis IFV (Infantry Fighting Vehicle). "Ranpur ini didesain untuk mengantisipasi kebutuhan Batalyon Infantri Mekanis", demikian jelas Yadi. Ranpur ini memiliki 5 kru yaitu 2 personel temur dan 3 personel pengoperasi kendaraan. ANOA varian ini ditujukan untuk batalion mekanis sebagai kendaraan tempur bantuan untuk pertempuran infantri.[22] “Rencananya kami akan melakukan kerja sama dengan Korea Selatan pada 2012,” kata Direktur Produk Manufaktur Tri Hardjono di Bandung Jawa Barat, Selasa (1/11) mengenai pengembangan panser kanon dan IFV.[39]

ANOA kanon

Panser ini merupakan proyek pengembangan panser Pindad ANOA 6x6. Sistem meriam panser ini menggunakan CSE-90/MK-III buatan CMI Defense, Belgia. CSE-90 berkaliber 90mm ini juga dilengkapi dengan senapan mesin coaxial 7,62mm.[40] Untuk perangkat komunikasi menggunakan Intercom set VHF/FM dengan fasilitas anti-jamming dan berkemampuan hopping channel. Peralatan pertempuran lainnya adalah teropong malam (Night Vision Google), GPS, dan perangkat sensor senjata.[41] Ada kemungkinan varian ini dinamai Tarantula dan bekerja sama dengan Industri Pertahanan Korea Selatan dalam pengembanganya.[42] Varian ini ditujukan sebagai bantuan tembakan untuk batalion kavaleri.[22] Pada tanggal 20 Desember 2011 Wamenhan mengunjungi Pindad untuk melihat perkembangan riset disana, diperlihatkan wujud ANOA kanon yang lebih baru.[23]

Penantian kepastian spesifikasi dan penamaan varian ini akhirnya selesai, pada tanggal 25 Juli 2013, Pindad telah selesai merakit 11 unit panser Tarantula buatan Doosan DST. Untuk saat ini, Pindad hanya bertugas merakit dan menguji kelayakan dari panser ini dan belum ada indikasi tingkat manufaktur panser seperti yang sudah-sudah. Total varian Tarantula yang dipesan oleh TNI ialah 22 unit, 11 lainnya sudah dirakit di Korea Selatan oleh Doosan. Sebenarnya, kendaraan ini sudah dipesan sejak tahun 2009, namun karena adanya permintaan kemampuan khusus oleh pihak Indonesia, maka pengerjaannya menjadi tertunda-tunda.[43] Pada HUT TNI tertanggal 5 Oktober 2013, beberapa unit Tarantula sudah dipamerkan dan menggunakan camo TNI-AD.

Varian pendukung

Selain varian kombatan, ANOA juga memiliki varian lain seperti Angkut Medis, Angkut Logistik, Armored Recovery Vehicle (berfungsi sebagai penderek ranpur yang mengalami kesulitan bergerak atau kerusakan parah),varian mortir dan Rantis Kepolisian.[21]

Varian Ekspor

 
APS-3 ANOA versi ekspor dengan nama "Rimau" yang berarti Harimau untuk AB Malaysia

Malaysia berminat untuk membeli sejumlah ANOA dari PT Pindad dan diberi nama Rimau yang berarti harimau dalam Bahasa Melayu. Tidak jelas apa perbedaan dari varian ANOA 6x6 yang standar [30], kemungkinan besar perbedaan ada pada mesin yang tidak lagi menggunakan mesin Renault tetapi menggunakan mesin Mercedes-Benz yang kapasitasnya sama-sama 7000 cc dan 320 tenaga kuda.[44]

Pengguna

  Indonesia: 236 unit varian 6x6 dan 10 unit varian 4x4.[31]

Kemungkinan pengguna

  •     Nepal: Nepal dilaporkan menunjukan ketertarikan untuk membeli 28 varian 6x6 juga untuk misi perdamaian PBB.[52]

Lihat juga

Kendaraan sejenis

Referensi

  1. ^ "Panser 6x6 Pindad". Angkasa. 2006-10-06. Diakses tanggal 2008-10-29. 
  2. ^ "Menhan: Pengadaan Panser VAB Dikurangi". Antara News. 2009-02-17. Diakses tanggal 2009-11-03. 
  3. ^ "Wapres Jusuf Kalla Buka Indo Defence 2008". Angkasa. 2008-11-19. Diakses tanggal 2008-12-10. 
  4. ^ "Panser Anoa Tipe Apc Unjuk Kebolehan Di Pameran Indo Defence 2008". Tentara Nasional Indonesia. 2008-11-21. Diakses tanggal 2008-12-10.  [pranala nonaktif]
  5. ^ "JK: Panser TNI Bukan untuk Parade". Okezone. 2008-08-29. Diakses tanggal 2008-12-10. 
  6. ^ "Pindad Teracam Gagal Penuhi Pesanan Panser TNI". Kontan. 2008-08-30. Diakses tanggal 2008-12-10. 
  7. ^ "Pindad Optimistis Selesaikan 20 Panser Pesanan TNI". 2008-06-17. Diakses tanggal 2008-10-29. 
  8. ^ "105 Kendaraan Tempur TNI AL Tak Layak". Okezone. 2008-02-08. Diakses tanggal 2008-12-11. 
  9. ^ "TNI Pesan 150 Unit Panser Di PT.Pindad". PAB Online. 2008-08-31. Diakses tanggal 2008-12-10. 
  10. ^ a b "Indonesia's Pindad Makes Panser APC Delivery". 2009-03-03. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-07-22. Diakses tanggal 2009-09-05. 
  11. ^ "PINDAD DELIVERS 40 UNITS OF 6x6 ARMOURED PERSONNEL CARRIER TO DEPARTMENT OF DEFENSE". PT Pindad. 2009-08. Diakses tanggal 2010-04-10. 
  12. ^ "PINDAD SUBMIT 33 PANZERS APC-2 6X6 TO THE MINISTRY OF DEFENCE". PT Pindad. Diakses tanggal 2010-04-10. 
  13. ^ "Satgas Batalyon Mekanis Konga/Unifil Dapat Ranpur Baru". Diakses tanggal 2011-11-16. 
  14. ^ "Military Armored Vehicle Posted for guarding the resort". Getty Images. Diakses tanggal 2011-11-16. 
  15. ^ "ANOA diparkir". 
  16. ^ "ANOA spotted". skyscrapercity.com member VRS. 
  17. ^ "KSAD Pamer Panser Buatan Pindad". Radar Tarakan Online. 2008-10-10. Diakses tanggal 2008-10-29.  [pranala nonaktif]
  18. ^ "Panser Amfibi Beroda Ban dari BPPT". Sinar Harapan. 2008-10-29. Diakses tanggal 2008-10-29.  [pranala nonaktif]
  19. ^ a b "BPPT-Pindad Berencana Kembangkan Tank Untuk Kebutuhan Tni". Diakses tanggal 2008-12-10. 
  20. ^ "KEMHAN: PERLU KEMANDIRIAN DALAM PEMENUHAN ALUTSISTA". Diakses tanggal 2011-11-17. 
  21. ^ a b c "ANOA2 revealed". 
  22. ^ a b c d "spesies baru ANOA". sumber arc.web.id. 
  23. ^ a b c "kunjungan Wamenhan ke Pindad 20 Desember 2011". Diakses tanggal 2012-19-1. 
  24. ^ a b "serba serbi ANOA". Diakses tanggal 2011-11-18. 
  25. ^ RI Singapura Kerjasama Perangkat Terrex RSTA
  26. ^ "Indonesia - Belarus Sepakat Produksi Remote Weapon System". March 20, 2013. 
  27. ^ "military today mengenai ANOA". military-today.com. Diakses tanggal 2011-11-18. 
  28. ^ "Pindad Siap Realisasikan Panser Pesanan Dephan". Sinar Harapan. 2008-06-20. Diakses tanggal 2008-12-10. 
  29. ^ "Pindad Serahkan Panser di Hari Jadi TNI". Media Indonesia. 2008-08-29. Diakses tanggal 2008-12-10.  [pranala nonaktif]
  30. ^ a b "Full Anoa variants". kaskus.us (langitbyru). Diakses tanggal 2010-11-25. 
  31. ^ a b c "Dephan Tak Ada Kenaikan Kontrak Pembelian Panser". Diakses tanggal 2008-10-13. 
  32. ^ "website resmi Pindad". Diakses tanggal 2011-11-6. 
  33. ^ "Satgas Batalyon Mekanis Konga/Unifil Dapat Ranpur Baru". Diakses tanggal 2011-10-29. 
  34. ^ a b c "ANOA Makin gahar". Diakses tanggal 2011-11-7. 
  35. ^ http://www.skyscrapercity.com/showthread.php?t=1492014&page=12
  36. ^ "maket ANOA 8x8". 
  37. ^ "spesifikasi ANOA tracked". kaskus.us (formil). 
  38. ^ "Anoa varian baru 20mm?". Diakses tanggal 2011-11-12. 
  39. ^ "Pindad Kembangkan Panser Kanon". Diakses tanggal 2011-11-2. 
  40. ^ CMI Defence CSE90 Weapon System turret (90mm)
  41. ^ http://3.bp.blogspot.com/_1XZMX_E0z5c/SSVa5-_0eHI/AAAAAAAAAn8/4I4yrryjm7A/s400/IMG_0023.JPG
  42. ^ "Pindad akan produksi panser Tarantula". Diakses tanggal 2011-10-29. 
  43. ^ "Pindad Selesai Rakit Tarantula". Diakses tanggal 2013-10-6. 
  44. ^ a b http://tempointeraktif.com/hg/bisnis/2011/08/07/brk,20110807-350489,id.html
  45. ^ "Panser anoa indonesia laris di pameran bridex brunei". Diakses tanggal 2011-07-30. 
  46. ^ http://alutsista.blogspot.com/2011/08/malaysia-pesan-23-panser-anoa-ke-pindad.html
  47. ^ finance.detik.com/read/2011/08/16/074050/1704404/4/malaysia-pastikan-beli-32-panser-anoa-buatan-pindad
  48. ^ "Malaysia ingin 32 unit Panser Pindad". 
  49. ^ "Panser anoa indonesia laris di pameran bridex brunei". Diakses tanggal 2011-07-30. 
  50. ^ http://www.tempointeraktif.com/hg/politik/2011/09/02/brk,20110902-354337,id.html
  51. ^ "Pindad Kebanjiran Pesanan Panser". Diakses tanggal 2011-07-30. 
  52. ^ "Pindad Pertimbangkan Pesanan Panser Dari Nepal". Departemen Komunikasi Dan Informatika. 2009-02-27. Diakses tanggal 2009-05-29. 

Pranala luar