DEFINISI SASTRA BANJAR

Menurut Tajuddin Noor Ganie (2006:4) para cerdik pandai di kalangan etnis Banjar di Tanah Banjar (Kalsel, selengkapnya Provinsi Kalimantan Selatan) masih saling adu argumentasi mengenai definisi sastra Banjar yang paling pas. Dalam tulisannya di rubrik Opini SKH Radar Banjarmasin Minggu (Pintu Masuk ke Rumah Sastra Banjar), Tajuddin Noor Ganie mencatat setidak-tidaknya ada 5 definisi sastra Banjar yang layak dipertimbangkan untuk dipikirkan dan akhirnya disepakati bersama oleh semua pihak untuk ditetapkan sebagai definisi sastra Banjar yang diresmikan.


DEFINISI PERTAMA

Semua jenis karya sastra yang bercerita tentang peri kehidupan etnis Banjar di Tanah Banjar (Kalsel) yang dilisankan atau dituliskan dalam bahasa Banjar oleh sastrawan yang berasal dari kalangan etnis Banjar yang lahir, tinggal, atau pernah tinggal di Tanah Banjar (Kalsel).


Ciri-ciri dan Implikasinya

Menurut definisi di atas Sastra Banjar merujuk kepada 3 ciri, yakni : (a) bercerita tentang kehidupan keseharian etnis Banjar di Tanah Banjar (fokus dan lokus menyangkut aspek sosio kultural bersifat ekskulsif), (b) dilisankan atau dituliskan dalam bahasa Banjar (fokus dan lokus menyangkut aspek bahasanya bersifat eksklusif), dan (c) sastrawan yang melisankan atau menuliskannya bukan sastrawan anonim tapi sastrawan yang diketahui asal-usulnya, yakni berasal dari kalangan etnis Banjar yang lahir, tinggal, atau pernah tinggal di Tanah Banjar (fokus dan lokus menyangkut faktor etnisitas sastrawannya bersifat eksklusif)

Implikasi akibat adanya ciri ke 3 pada defiisi sastra Banjar di atas adalah tidak tertampungnya karya sastra berbahasa Banjar yang bersifat anonim karena faktor etnisitas yang melekat pada diri sastrawan anonim tidak dapat dipastikan dengan jelas. Akibatnya, semua karya sastra berbahasa Banjar yang anonim seperti andi-andi, bacaan (mantra Banjar), bapandung (monolog Banjar), cerita rakyat (mitologi, legenda, hikayat, kisah, dongeng), japin carita (teater), lamut (prosa liris berbahasa Banjar), madihin (puisi Banjar), mamanda (teater), pantun Banjar, syair Banjar, dan surat tarasul (surat cinta berbahasa Banjar) tidak dapat dimasukkan ke dalam kelompok sastra Banjar.

DEFINISI DUA

Semua jenis karya sastra yang bercerita tentang peri kehidupan etnis Banjar di mana pun juga di seluruh dunia (tidak mesti di Tanah Banjar)yang dilisankan atau dituliskan dalam bahasa Banjar oleh sastrawan yang berasal dari kalangan etnis Banjar di mana saja mereka berada di seluruh dunia (tidak mesti lahir, tinggal, atau pernah tinggal di Tanah Banjar).


Ciri-ciri dan Implikasinya

Menurut definisi di atas sastra Banjar merujuk kepada 3 ciri, yakni : (a) bercerita tentang peri kehidupan etnis Banjar di mana pun juga di seluruh dunia (fokus dan lokus menyangkut aspek sosio kulturalnya tidak dibatasi), (b) dilisankan atau dituliskan dalam bahasa Banjar (fokus dan lokus menyangkut aspek bahasanya bersifat eksklusif), dan (c) sastrawan yang melisankan atau menuliskannya tidak dibatasi pada sastrawan Banjar yang lahir, tinggal, atau pernah tinggal di Kalsel saja, semua sastrawan keturunan Banjar di mana pun mereka berada termasuk dalam lingkup definisi ini (fokus dan lokus menyangkut faktor etnisitas sastrawannya bersifat terbuka), pengecualian hanya dilakukan bagi sastrawan anonim

Implikasi akibat adanya pengecualian terhadap sastrawan anonim pada ciri yang ke 3 di atas, maka semua genre/jenis sastra Banjar yang tertolak pada definisi pertama juga masih tertolak pada defiisi ke dua ini.


DEFINISI TIGA

Semua jenis karya sastra yang bercerita tentang peri kehidupan etnis Banjar di mana pun juga di seluruh dunia (tidak mesti di Tanah Banjar) yang dilisankan atau dituliskan dalam bahasa Banjar oleh siapa saja (tidak mesti oleh sastrawan yang berlatar belakang etnis Banjar),


Ciri-ciri dan Implikasinya

Menurut definisi di atas sastra Banjar merujuk kepada 3ciri, yakni (a) bercerita tentang peri kehidupan etnis Banjar di mana pun juga di seluruh dunia (fokus dan lokus menyangkut aspek sosio kulturalnya tidak dibatasi, dan (b) dilisankan atau dituliskan dalam bahasa Banjar (fokus dan lokus menyangkut aspek bahasanya bersifat eksklusif), dan (c)sastrawan yang melisankan atau menuliskannya boleh siapa saja, termasuk oleh sastrawan anonim sekali pun (fokus dan lokus menyangkut faktor etnisitas sastrawannya bersifat terbuka, tidak ada pengecualian sama sekali).

Implikasi akibat tidak adanya pembatasan dalam hal fokus dan lokus menyangkut faktor etnisitas sastrawannya (anonim, tidak anonim, Banjar, dan bukan Banjar sama saja), maka semua genre/jenis sastra Banjar yang tertolak dalam definisi satu dan dua di atas dengan sendirinya ikut tertampung dalam definisi tiga ini.


DEFINISI EMPAT

Semua jenis karya sastra yang bercerita tentang apa saja (tidak mesti tentang peri kehidupan etnis Banjar di mana pun juga di seluruh di dunia) yang dilisankan atau dituliskan dalam bahasa Banjar oleh siapa saja (tidak mesti oleh sastrawan berlatar belakang etnis Banjar).


Ciri-ciri dan Implikasinya

Menurut definisi di atas sastra Banjar hanya merujuk kepada satu ciri, yakni dilisankan atau dituliskan dalam bahasa Banjar. Semua karya sastra yang dilisankan atau dituliskan dalam bahasa Banjar, tanpa memandang apa pun yang diceritakan di dalamnya tetap diakui sebagai sastra Banjar (fokus dan lokus menyangkut aspek sosio kulturalnya tidak dibatasi), dan siapun yang meuliskannya (anonim, tidak anonim, orang Banjar, atau bukan orang Banjar) tetap diakui sebagai sastra Banjar (fokus dan lokus menyangkut faktor etnisitas sastrawannya bersifat terbuka).

Implikasi akibat tidak adanya pembatasan dalam hal fokus dan lokus menyangkut aspek sosio kultural dan faktor etnisitas sastrawannya, maka sastra Banjar menjadi wilayah kreatif yang terbuka bagi siapa saja yang mampu melisankan dan menuliskan karya sastra berbahasa Banjar.


DEFINISI LIMA

Semua jenis karya sastra yang bercerita tentang peri kehidupan etnis Banjar di mana pun juga di seluruh dunia yang dilisankan atau dituliskan dalam bahasa apa saja (tidak mesti dalam bahasa Banjar)oleh siapa saja (tidak mesti oleh sastrawan yang berlatar belakang etnis Banjar)


Ciri-ciri dan Implikasinya

Menurut definisi di atas sastra Banjar hanya merujuk kepada satu ciri, yakni bercerita tentang peri kehidupan etnis Banjar di mana pun juga di seluruh dunia.

Implikasi akibat tidak adanya pembatasan dalam hal fokus lokus menyangkut aspek bahasa dan faktor etnisitas sastrawannya, maka sastra Banjar menjadi wilayah kreatif yang terbuka bagi siapa saja (tidak mesti bersuku bangsa Banjar) yang mampu melisankan atau menuliskan karya sastra dalam bahasa yang dikuasainya (tidak mesti dalam bahasa Banjar) yang bercerita tentang peri kehidupan etnis Banjar di mana pun juga di seluruh dunia.


Sumber Rujukan

Ganie, Tajuddin Noor. 2006. Pintu Masuk ke Rumah Sastra Banjar. Banjarmasin : Rumah Pustaka Folklor Banjar. Cetakan I.