Neofungsionalisme

Revisi sejak 3 Mei 2015 09.23 oleh Farras (bicara | kontrib) (baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Neofungsionalisme adalah teori integrasi kawasan berdasarkan tulisan-tulisan Ernst B. Haas, ilmuwan politik Amerika Serikat kelahiran Jerman, dan Leon Lindberg, ilmuwan politik Amerika Serikat. Tujuan para neofungsionalis adalah memanfaatkan pengalaman integrasi yang dirintis Eropa untuk menciptakan hipotesis pengujian di sektor lain.[1] Pendekatan Jean Monnet terhadap integrasi Eropa, yang bertujuan menyatukan setiap sektor dengan harapan menghasilkan efek limpasan untuk melanjutkan proses integrasi, kabarnya didasarkan pada pemikiran neofungsional. Haas kemudian menyatakan bahwa teori neofungsionalisme tidak berlaku lagi, namun ia menarik pernyataannya dalam buku terakhirnya,[2] setelah proses integrasi Eropa mulai mandek pada tahun 1960-an. Kemandekan ini terjadi setelah politik "kursi kosong" Charles de Gaulle melumpuhkan lembaga Komunitas Batu Bara dan Baja Eropa, Masyarakat Ekonomi Eropa, dan Komunitas Tenaga Atom Eropa.[3] Teori ini diperbarui dan dikembangkan oleh Wayne Sandholtz, Alec Stone Sweet, dan rekan-rekannya pada tahun 1990-an dan 2000-an. Mereka melengkapi teori ini dengan menerapkan empirisisme.

Neofungsionalisme menjelaskan proses integrasi kawasan dengan mengacu pada interaksi tiga faktor penyebab, yaitu:[4][5]

  • Pertumbuhan interdependensi ekonomi antarnegera
  • Kapasitas organisasi untuk menyelesaikan sengketa dan membangun rezim hukum internasional
  • Peraturan pasar supranasional yang menggantikan rezim regulasi nasional

Teori neofungsionalis awalnya berasumsi bahwa nasionalisme dan negara-bangsa semakin tidak penting. Teori ini memperkirakan bahwa perlahan-lahan para pejabat terpilih, kelompok kepentingan, dan kepentingan perdagangan besar di dalam negara akan merasa perlu mencapai cita-cita kesejahteraan yang dapat dipenuhi melalui integrasi politik dan pasar di tingkat supranasional yang lebih tinggi. Haas merumuskan tiga mekanisme yang menurutnya dapat mempercepat proses integrasi: limpasan positif, peralihan keberpihakan dalam negeri, dan keotomatisan teknokrat.[6]

Sumber

  • Ernst B Haas: The Uniting of Europe, Stanford 1958
  • Ben Rosamond: Theories of European Integration (Palgrave Macmillan: Hampshire, 2000)
  • Wayne Sandholtz and Alec Stone Sweet, eds., European Integration and Supranational Governance (Oxford University Press, 1998)[1]
  • Alec Stone Sweet, Wayne Sandholtz, and Neil Fligstein, The Institutionalization of Europe (Oxford University Press, 2001)[2]
  • Alec Stone Sweet, The Judicial Construction of Europe (Oxford University Press, 2004)[3]

Referensi

  1. ^ Rosamond, Ben (2005). "The uniting of Europe and the foundation of EU studies: Revisiting the neofunctionalism of Ernst B. Haas". Journal of European Public Policy. 12 (2): 243. doi:10.1080/13501760500043928. 
  2. ^ Haas, E.B. (2004) ‘Introduction: Institutionalism or constructivism?’, in The Uniting of Europe: Politics, Social and Economic Forces, 1950-1957, 3rd edn, Notre Dame: University of Notre Dame Press, p. iiii
  3. ^ Ernst Haas, The Obsolescence of Regional Integration Theory (Berkeley: Institute of International Studies, University of California, Berkeley, 1975).
  4. ^ Wayne Sandholtz; Alec Stone Sweet (1997). "European Integration and Supranational Governance". Journal of European Public Policy. 4 (3): 297–317. 
  5. ^ Haas, Ernst B. (1961). "International Integration: The European and the Universal Process" (PDF). International Organization. 15 (3): 366–392. doi:10.1017/S0020818300002198. 
  6. ^ Ernst Haas, The Uniting of Europe: Political, Social, and Economic Forces, 1950-1957 (republished by University of Notre Dame Press, 2004).