Muhammad Kabungsuwan

Revisi sejak 30 November 2015 07.20 oleh Naval Scene (bicara | kontrib) (+ref)

Syarif Muhammad Kabungsuwan seorang Arab-Melayu yang menyebarkan agama Islam dan mendirikan Kesultanan Maguindanao pada tahun 1515.[1][2]

Muhammad Kabungsuwan
Sultan Maguindanao
Berkuasa1520–1543
Pendahulutidak ada
PenerusSultan Maka-alang Saripada
Kelahiran(tidak diketahui)
Johor
Kematian1543
Maguindanao
Pemakaman(tidak diketahui)
(tidak diketahui)
Istri
  • Putri Macaapun Rajah Simbaan dari Malabang
  • Angintabo (putri Maranao)
  • Masawang (kemenakan Angintabo)
KeturunanMaka-alang Saripada
Dayang Daragat
Layagun
Aloyodan
sembilan anak lainnya
Nama lengkap
Syarif Muhammad Kabungsuwan
WangsaSultan Maguindanao
DinastiKesultanan
AyahSyarif Ali Zainal Abidin
IbuPutri Sultan Iskandar Zulkarnain Malaka
AgamaIslam

Menurut tradisi Maguindanao, Muhammad Kabungsuwan adalah anak dari Syarif Zainal Abidin, seorang keturunan Arab yang menetap di Johor, dengan salah seorang putri dari Sultan Johor.[3] Mereka memiliki tiga orang anak: Ahmad yang berdakwah ke Brunei, Alawi yang berdakwah ke Sulu, serta yang termuda Muhammad Kabungsuwan.[3]

Muhammad Kabungsuwan datang dari Johor dan tiba di Malabang, Cotabato, pada tahun 1475.[4] Ia datang bersama Suku Samal-Bajau yang sudah beragama Islam, dan dengan bantuan mereka berhasil mengatasi perlawanan penduduk asli setempat.[4] Selain Suku Samal-Bajau, upaya Muhammad Kabungsuwan juga dibantu oleh Tabunaway, seorang datu setempat.[3] Setelah berhasil menguasai Lembah Cotabato, Muhammad Kabungsuwan menetap di sana sedangkan Suku Samal-Bajau berpindah terus ke Teluk Sarangani dan Teluk Davao.[3]

Muhammad Kabungsuwan selanjutnya menikahi putri-putri datu/kepala suku setempat.[5] Banyak penduduk asli di sekitar Lembah Cotabato kemudian memeluk Islam, di antaranya adalah suku-suku Magindanao, Slangan, Matampay, Lusud, Katittwan, Simway, dan lain-lain.[3] Sebagian penduduk asli ada pula yang menolak bergabung dan menjauh ke pegunungan, yang merupakan nenek moyang dari suku-suku asli Bilaan, Monobo, Subanun, Tiruray, Tagabilis, dan lain-lain pada saat ini.[5][6]

Pada sekitar tahun 1515, Syarif Kabungsuwan mendirikan Kesultanan Maguindanao.[5] Anak keturunan Muhammad Kabungsuwan dari putri-putri datu setempat melanjutkan upaya penyebaran agama, sehingga suku-suku Iranun (pesisir Malabang) dan Maranao (danau Lanao) secara keseluruhan juga telah memeluk Islam pada saat kedatangan kolonial Spanyol.[6]

Bekas provinsi Shariff Kabunsuan di Filipina dinamakan berdasarkan namanya.[7]

Referensi

  1. ^ Isaac Donoso (2013). Historia cultural de la lengua española en Filipinas: ayer y hoy. Verbum Editorial. hlm. 200. ISBN 8479628138, 9788479628130. 
  2. ^ Heru Susetyo (2009). The journal of a Muslim traveler: Sebuah jurnal perjalanan melintasi Asia, Amerika, Eropa, & Australia. PT Mizan Publika. hlm. 7. ISBN 6028436143, 9786028436144. 
  3. ^ a b c d e Gonda 1975, hlm. 93.
  4. ^ a b Halili 2004, hlm. 52.
  5. ^ a b c Halili 2004, hlm. 53.
  6. ^ a b Gonda 1975, hlm. 94.
  7. ^ Miller, Michelle Ann (2012). Autonomy and Armed Separatism in South and Southeast Asia. Institute of Southeast Asian Studies. hlm. 294. ISBN 9814379972, 9789814379977. 

Bahan bacaan

Gelar kebangsawanan
Didahului oleh:
tidak ada
Pendirian
Sultan Maguindanao
1520–1543
Diteruskan oleh:
Syarif Maka-alang Saripada