Johan Cruijff

Revisi sejak 6 Februari 2016 07.46 oleh Wagino Bot (bicara | kontrib) (minor cosmetic change)

Hendrik Johannes Cruijff (Belanda: [ˈjoːɦɑn ˈkrœy̆f]; lahir 25 April 1947) adalah mantan pemain dan pelatih sepak bola Belanda. Selain bermain untuk Ajax dan Barcelona, ia juga menjadi bagian dari tim nasional sepak bola Belanda yang menjadi juara kedua Piala Dunia 1974.

Johan Cruijff
Johan Cruijff
Cruyff di 2013
Informasi pribadi
Nama lengkap Hendrik Johannes Cruijff
Tanggal lahir 25 April 1947 (umur 77)
Tempat lahir Amsterdam, Belanda
Tinggi 180 m (590 ft 6+12 in)
Posisi bermain Gelandang Serang / Penyerang
Karier junior
1957–1964 Ajax
Karier senior*
Tahun Tim Tampil (Gol)
1964–1973 Ajax 240 (190)
1973–1978 Barcelona 143 (48)
1979–1980 Los Angeles Aztecs 27 (14)
1980–1981 Washington Diplomats 32 (12)
1981 Levante 10 (2)
1981–1983 Ajax 36 (14)
1983–1984 Feyenoord 33 (11)
Total 520 (291)
Tim nasional
1966–1977 Belanda 48 (33)
Kepelatihan
1985–1988 Ajax
1988–1996 Barcelona
2009–2013 Katalonia
* Penampilan dan gol di klub senior hanya dihitung dari liga domestik

Karier klub

Ajax Amsterdam

Cruyff bergabung dengan Ajax Amsterdam ketika berumur 10 tahun. Ia memainkan debut pertamanya untuk Ajax pada 15 November 1964 melawan Groningen. Debutnya dihiasi kekalahan 3-1 dan Cruyff mencetak satu-satunya gol untuk Ajax. Musim itu Ajax menyelesaikan musim di peringkat 13. Semusim kemudian Cruyff mulai menunjukkan bakatnya bersama Ajax dan membawa klub tersebut meraih gelar liganya. Cruyff mencetak 25 gol dalam 23 penampilan bersama Ajax musim itu. Pada musim berikutnya Ajax kembali mempertahankan gelar juara liganya dan Cruyff mencetak 33 gol sekaligus meraih gelar top scorer. Musim ketiganya bersama Ajax Cruyff kembali meraih trofi Liga dan meraih gelar sebagai pemain terbaik Belanda. Pada musim yang sama Ajax mengejutkan dunia dengan mencapai final Liga Champion untuk yang pertama kalinya dalam sejarah klub. Namun dalam final Ajax dikalahkan AC Milan 4-1. Ajax kembali meraih trofi Liga pada musim 1969/70, pada musim inilah Cruyff mengganti seragam no. 9 dengan no. 14. Hal ini termasuk tidak lazim karena saat itu para pemain sepakbola memakai kostum dengan no. 1-11. Di musim berikutnya Cruyff lewat peragaan sepakbola atraktif yang kemudian dinamai oleh media Total Football, meraih trofi Liga Champion untuk pertama kalinya dalam sejarah klub, mengalahkan Panathinaikos 2-0 di final . Gaya menyerang Ajax lewat pergerakan pemain tanpa henti dan dengan Cruyff sebagai pusat permainan kembali mengantarkan Ajax meraih gelar keduanya di Liga Champion mengalahkan Inter Milan 2-0 di final. Pada kompetisi domestik Ajax kembali meraih liga Belanda. Pada musim gugur Ajax meraih trofi Piala Interkontinental dengan mengalahkan wakil Amerika Latin, Independiente 1-1 dan 3-0. Cruyff bersama Ajax juga meraih Trofi Piala Super Eropa, mengalahkan Glasgow Rangers 3-1 dan 3-2. Musim 1972/73 Ajax kembali meraih trofi Liga Champion unutk yang ketiga kalinya secara berturut turut dengan mengalahkan Juventus 1-0 di final. Pada musim panas 1973 Cruyff ditransfer oleh Barcelona senilai $2 juta. Total Cruyff telah mencetak 251 gol untuk Ajax dalam semua ajang kompetisi. Ia juga meraih gelar sebagai Pemain Terbaik Dunia pada musim 1970/71 dan 1972/73.

FC Barcelona

Kehadiran Cruyff di Barça langsung disambut meriah oleh para fans karena Cruyff secara terang-terangan lebih memilih FC Barcelona dibanding dengan rival abadi mereka Real Madrid. Trofi pertama Cruyff untuk FC Barcelona diraih pada musim pertamanya berseragam Barça. Sayangnya itu adalah satu-satunya juara liga trofi yang diraih Barça bersama Cruyff, selain itu ia juga meraih trofi Piala Spanyol. Total 48 gol dicetak oleh Cruyff dalam 143 penampilan.

Los Angeles Aztec, Washington Diplomats & Levante

Karier Cruyff yang mulai menurun membuatnya menerima tawaran dari Amerika Serikat untuk bergabung dengan LA Aztecs. Setahun kemudian ia pindah ke klub Washington Diplomats. Seusai petualangannya di Amerika , Cruyff kembali ke Ajax sedianya untuk mengisi posisi penasihat teknik untuk pelatih Leo Beenhaker. Namun keinginannya untuk bermain membawanya kembali ke liga Spanyol bersama Levante yang tampil di divisi 2 Spanyol. Cruyff tampil hanya dalam 10 pertandingan dan mencetak 2 gol, ia menderita cedera parah dan harus absen selama semusim.

Ajax Amsterdam & Feyenoord Rotterdam

Cederanya Cruyff membuat kontraknya tidak diperpanjang. Pada Desember 1981, Cruyff menekan kontrak dengan Ajax sebagai pemain. Ia kemudian tampil kembali dengan seragam Ajax pada tanggal 6 Desember 1981 melawan Haarlem. Ajax menang 4-1 dengan Cruyff mencetak gol pertama. Pada musim 1981/82 dan 1982/83 Ajax bersama Cruyff memenangkan trofi Liga Belanda. Pada 1983 Ajax membuat keputusan untuk tidak memperpanjang kontrak Cruyff. Hal ini membuat Cruyff marah maka ia pun pindah ke rival Ajax, Feyenoord Rotterdam dan membawa klub tersebut juara liga dan juara piala KNVB pada musim 1983/84. Cruyff kemudian pensiun sebagai pemain.

Internasional

Piala Dunia 1974

 
Cruyff dalam final Piala Dunia 1974 melawan Jerman Barat.

Karier Cruyff di tim nasional Belanda dimulai pada 1966. Pada pertandingan keduanya melawan Cekoslowakia, Cruyff adalah pemain Belanda pertama yang menerima kartu merah. Ia pun menerima sangsi selama setahun tidak boleh tampil dalam pertandingan Oranje. Suatu saat Cruyff pernah menolak unutk memakai seragam Oranje dan menutupi tiga garis dengan perban hitam, dikarenakan disponsori oleh Adidas,Cruyff sendiri dikontrak oleh Puma.[butuh rujukan] Kehebatan Cruyff terlihat dalam Piala Dunia 1974 di mana lewat penguasaan taktik Total Football, Cruyff membawa Belanda tampil unutk pertama kalinya dalam final Piala Dunia melawan Jerman Barat. Sayang perjalanan Oranje terhenti di final, kalah 2-1 oleh Jerman Barat. Cruyff sendiri mendapatkan kartu kuning karena membantah wasit. Total Cruyff mencetak 33 gol dalam 48 penampilannya bersama Oranje.

Karier Manajerial

Ajax Amsterdam

Pada musim 1985 Cruyff diangkat menjadi pelatih Ajax. Bakat melatih Cruyff sudah terlihat sejak ia masih berkarier sebagai pemain. Hal ini ia terapkan di Ajax di mana ia meneruskan kesuksesan pendahulunya, Rinus Michels. Cruyff menerapkan sistem 3-4-3, sebuah modifikasi dari sistem tradisional Ajax, 4-3-3. Cruyff mempunyai pemain-pemain berbakat unutk menjalankan sistem ini, di antaranya adalah Marco van Basten dan Dennis Bergkamp. Ajax dibawanya menjadi juara liga pada musim pertamanya sebagai pelatih. Pada musim berikutnya Ajax kembali menjadi juara Liga, kali ini ditambah raihan trofi Piala Winners.

FC Barcelona

Pada 1988, Cruyff kembali meninggalkan Ajax untuk menjadi pelatih FC Barcelona. Di klub inilah Cruyff mencapai kesuksesannya sebagai pelatih. Total ia membawa Barça meraih 4 trofi Liga Spanyol, 1 trofi Liga Champion, 1 trofi Piala Winners, 1 trofi Piala Spanyol dan 1 trofi Piala Super Eropa.


Pranala luar