Rosneft (bahasa Rusia: Росне́фть, IPA: [rɐˈsʲnʲefʲtʲ]) adalah sebuah perusahaan minyak terintegrasi yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh pemerintah Rusia. Rosneft berkantor pusat di distrik Balchug di Moskow, dekat Kremlin, di tepi sungai Moskwa. Rosneft menjadi perusahaan ekstraksi dan kilang minyak terkemuka di Rusia, setelah berhasil membeli aset Yukos. Pada bulan Maret 2013, Rosneft menjadi perusahaan minyak publik terbesar di dunia, setelah berhasil membeli TNK-BP.[2][3]

Rosneft OAO
Publik (OAO)
Kode emitenMICEX-RTS:ROSN
Bursa Efek London:ROSN
IndustriMinyak dan gas
Didirikan1993; 31 tahun lalu (1993)
Kantor pusat,
Tokoh kunci
Igor Sechin(CEO)
Alexander Nekipelov(Chairman)
ProdukMinyak bumi
Gas alam
Petrokimia
PendapatanKenaikan US$91,72 milliar(Q4 2014)
Kenaikan US$1,30 milliar(Q4 2014)
PemilikPemerintah Rusia (75,16%)
BP (19,75%)
Karyawan
106.000 (2014)[1]
IndukRosneftegaz
Situs webwww.rosneft.com
Facebook: RosneftRu X: RosneftRU Instagram: rosneft_official Telegram: rosneftofficial Youtube: UCMQsspvWUbUp-rj7y8Y2nPg Modifica els identificadors a Wikidata

Gambaran Umum

Rosneft melakukan aktivitas eksplorasi dan produksi minyak dan gas di Pulau Sakhalin, Siberia, Lapangan Timan-Pechora, dan juga di wilayah selatan Rusia, termasuk Chechnya. Rosneft memiliki dan mengoperasikan dua kilang, yakni di Tuapse, di Laut Hitam, yang berfokus mengolah minyak bergravitasi tinggi dari wilayah barat Siberia, serta di Komsomolsk-na-Amur, yang merupakan kilang minyak paling timur di Rusia. Kliang Komsomolsk diuntungkan dengan integrasi teknologinya dengan Nakhodkanefteprodukt, sementara Kilang Tuapse memiliki keuntungan di letaknya yang strategis, yakni di pesisir Laut Hitam dan juga integrasinya dengan Tuapsenefteprodukt. Rosneft juga memiliki perusahaan pemasaran, pengiriman minyak lewat laut (Arkhangelsknefteprodukt), dan juga pengiriman minyak lewat jaringan pipa. Hingga tanggal 29 Desember 2006, Rosneft tercatat memiliki harga pasar sebesar US$83,908 milliar.[4] Pada kuartal pertama tahun 2009, pendapatan bersih Rosneft turun 20%, dari $2,56 milliar ke hanya $2,06 milliar, karena harga minyak bumi yang melemah.[5] 75,16% saham Rosneft dimiliki oleh pemerintah Rusia, dan BP memiliki 19,75% saham Rosneft, sementara sekitar 5% sisanya tidak dimiliki oleh siapapun.[6]

Sejarah

Awal Mula

Rosneft didirikan pada tahun 1993, dengan memegang aset yg sebelumnya dipegang oleh Rosneftegaz, suksesor dari Kementerian Minyak dan Gas Uni Soviet. Pada awal dekade 1990an, Rosneft dipecah, untuk membentuk sepuluh perusahaan minyak dan kilang yang berdiri sendiri, namun tetap terintegrasi. Jumlah ini kemudian menyusut menjadi hanya lima, setelah adanya akuisisi diantara perusahaan-perusahaan tersebut. Pada tanggal 29 September 1995, sesuai Keputusan Pemerintah Rusia No. 971, Rosneft pun diubah menjadi perusahaan publik. Pada bulan Oktober 1998, Pemerintah Rusia menunjuk Sergey Bogdanchikov sebagai presiden baru Rosneft. Pada saat itu, Rosneft telah memiliki dua kilang minyak tua dan beberapa aset produksi minyak yang kurang produktif. Pada akhir dekade 1990an, sempat muncul wacana untuk memprivatisasi Rosneft, namun akhirnya dibatalkan karena adanya kompetisi dengan pretender yang sama kuatnya. Pada tahun 2003, Rosneft memulai produksi minyak di Blok Aday di Provinsi Atyrau, Kazakhstan. Pada tahun 2004, Rosneft berhasil meningkatkan produksi minyaknya dari 98,56 juta barel pada tahun 2001, ke 148,26 juta barel. Pada tahun yang sama, Rosneft juga setuju untuk bergabung dengan Gazprom, namun akhirnya dibatalkan pada bulan Mei 2005. Diduga, Bogdanchikov tidak ingin menempati jabatan yang lebih rendah di perusahaan hasil penggabungan tersebut.


Pembelian Yukos, 2004, dan 2007

 
Kantor pusat Rosneft, bersebelahan dengan Gereja Santa Sofia, di tepi sungai Moskwa

Pada tahun 2004, pemerintah Rusia mengadakan serangkaian lelang untuk menjual aset-aset Yukos, Rosneft pun berhasil memenangkan sebagian besar lelang tersebut. Pada tanggal 22 Desember 2004, Rosneft resmi membeli Baikalfinansgrup, yang sebelumnya juga berhasil memenangkan lelang untuk salah satu aset Yukos, yakni Yuganskneftegaz (Yugansk) dengan harga $9,35 milliar. Banyak yang beranggapan [siapa?] bahwa pembelian ini merupakan upaya nasionalisasi terhadap Yugansk.[7] Dengan pembelian ini, pada tahun 2005, Rosneft pun menjadi produsen minyak dan gas terbesar kedua di Rusia, dengan rata-rata produksi sebesar 1,69 juta barel per hari.

Pada bulan Maret 2007, Rosneft pun mengungkapkan harapannya untuk dapat meningkatkan produksi minyak, dari 80 juta ton pada tahun 2006, ke 103 juta ton pada akhir tahun 2007. Rosneft juga berharap dapat memproduksi 140 juta ton minyak pada tahun 2012, dan menjadi perusahaan minyak terbesar ketiga di dunia.[8] Pada bulan Juni 2007, Rosneft membayar $731 juta untuk membeli aset transportasi milik Yukos, yang telah dinyatakan bangkrut pada bulan Agustus 2006, setelah menjalani tiga tahun peradilan mengenai tunggakan pajaknya.[9] Pada bulan Agustus 2007, Bogdanchikov menyatakan bahwa walaupun akuisisi terhadap Yukos telah meningkatkan hutang Rosneft menjadi $26 milliar, ia berencana untuk mengurangi 30% diantaranya pada tahun 2010, dengan melakukan ekspansi ke Tiongkok dan meningkatkan kapasitas kilang hingga tiga kali lipat.[10]

Melantai di Bursa Saham (2006)

Pada tanggal 14 Juli 2006, Rosneft mengadakan salah satu penawaran umum perdana terbesar dalam sejarah, dengan melepas hampir 15% sahamnya di MICEX-RTS dan Bursa Efek London. Tiap lembar saham dihargai sebesar $7,55, sehingga menjadikan Rosneft berharga total $79,8 milliar. Rosneft pun berhasil mengumpulkan $10,7 milliar dari pelepasan sahamnya ini. Hasil ini dapat dicapai antara lain berkat kesepakatan Rosneft dengan beberapa investor strategis, seperti BP, Petronas, dan CNPC, dimana ketiganya menginvestasikan hampir $2,6 milliar ke Rosneft melalui saham. Roman Abramovich, Vladimir Lisin, dan Oleg Deripaska juga masing-masing menginvestasikan lebih dari $1 milliar ke Rosneft melalui saham.

Kesepakatan dengan ExxonMobil mengenai Landas Benua Arktik

 
Lokasi dari area migas EPNZ-1, EPNZ-2, dan EPNZ-3 di Laut Kara

Pada tanggal 15 Januari 2011, Rosneft dan BP mengumumkan kesepakatannya untuk mengembangkan Lapangan East-Prinovozemelsky di Landas Benua Arktik, diantara Semenanjung Yamal dan Pulau Novaya Zemlya.[11] Sebagai bagian dari kesepakatan, Rosneft pun direncanakan mendapatkan 5% saham BP, yang bernilai sekitar $7,8 milliar, paling lambat pada bulan Januari 2011. Sebagai gantinya, BP juga direncanakan mendapatkan 9,5% saham Rosneft.[12] Berdasarkan kesepakatan tersebut, Rosneft dan BP juga akan mendirikan sebuah pusat teknologi Arktik di Rusia untuk mengembangkan teknologi dan merancang proses ekstraksi hidrokarbon yang aman.[13] AAR, yang merupakan mitra BP dalam mendirikan TNK-BP di Rusia pun mencoba membatalkan kesepakatan ini dengan melaporkannya ke mahkamah internasional. AAR berpendapat bahwa dengan kesepakatan ini, BP telah melanggar kontrak yang telah dibuatnya bersama AAR sebelumnya.[14][15] BP dan AAR sebelumnya memang telah menandatangani kesepakatan, yang diantaranya menyatakan bahwa TNK-BP akan menjadi mitra utama BP dalam hal investasi minyak dan gas di Rusia.[16] Pada tanggal 30 Agustus 2011, Rosneft akhirnya mengumumkan bahwa mitranya untuk ekstraksi migas di EPNZ-1, EPNZ-2, dan EPNZ-3 di Laut Kara, adalah ExxonMobil. Sebagai bagian dari kesepakatan, Rosneft juga dipersilahkan untuk mengeksplorasi minyak dan gas di Texas dan Teluk Meksiko.[17][18]

Kesepakatan dengan ExxonMobil mengenai Landas Benua Laut Hitam

Pada tanggal 27 Januari 2011, Rosneft dan ExxonMobil resmi menandatangani kesepakatan untuk mendirikan sebuah joint venture yang akan berfungsi untuk memetakan dan mengekstraksi minyak di area laut dalam Lapangan Tuapse, di landas benua Laut Hitam, di dekat pesisir Krasnodar Krai. Nilai kesepakatan ini tidak diketahui, namun ExxonMobil diharapkan dapat menginvestasikan $1 milliar di proyek ini. Pada fase pemetaan, kedua perusahaan ini akan memegang kepemilikan masing-masing 50%, sementara pada fase ekstraksi, Rosneft akan memegang kepemilikan sebesar 66,67%, dan ExxonMobil sisanya. Lapangan Tuapse diperkirakan mengandung 7,2 milliar barel setara minyak.[19] Kesepakatan ini juga menyediakan opsi untuk kerja sama tambahan, seperti eksplorasi dan produksi lanjutan, pengiriman minyak ke kilang Rosneft di Tuapse, pengembangan infrastruktur transportasi minyak, dan juga riset mengenai teknologi produksi minyak di lepas pantai.[20] Menurut analis, area lepas pantai memang merupakan fokus Rosneft dalam mengembangkan usahanya, Rosneft juga terus mencari mitra luar negeri untuk dapat membawa teknologi baru dan juga mengurangi resiko kerugian.[19]

Pranala luar


  1. ^ OJSC Rosneft Oil Company. "Top 20 Largest Oil & Gas Employers" (dalam bahasa Englisch). Diakses tanggal 11 April 2016. 
  2. ^ "Rosneft finalizes TNK-BP deal, becomes world's largest oil producer". RT. 21 March 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 April 2014. Diakses tanggal 25 March 2013. 
  3. ^ Soldatkin, Vladimir; Callus, Andrew (22 March 2013). "Rosneft pays out in historic TNK-BP deal completion". Reuters. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 February 2014. Diakses tanggal 25 March 2013. 
  4. ^ "Capitalization of Russian Stock Market Increases 1.6% on Thursday". Interfax. 29 December 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 February 2012. Diakses tanggal 27 August 2007. 
  5. ^ Clark, Torrey (28 May 2009). Rosneft's Net Income Falls 20% After Oil Prices Tumble (Update2), Bloomberg
  6. ^ "Rosneft at a Glance". Rosneft. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 February 2014. 
  7. ^ Moscow News 28 December 2004 [pranala nonaktif]
  8. ^ AFP (9 March 2007). "Russia's Rosneft Aiming to Become Top Global Oil Company". petroleumworld. Elio Ohep Fitzgerald. 
  9. ^ "Rosneft Gets More of Yukos". Oil & Gas Eurasia. June 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 February 2012. Diakses tanggal 27 August 2007. 
  10. ^ "Rosneft Goes on Absorbing Yukos". Russia Today. 7 August 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 February 2008. Diakses tanggal 27 August 2007. 
  11. ^ "Rosneft Strategic Alliance with BP" (PDF). Rosneft. January 2011. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 30 October 2012. Diakses tanggal 30 January 2011. 
  12. ^ "BP and Russia in Arctic oil deal". BBC News. 14 January 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 November 2011. 
  13. ^ "Rosneft and BP Form Global and Arctic Strategic Alliance". Rosneft. 14 January 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 May 2012. 
  14. ^ "AAR files new suit against BP in bid for $10 bln compensation". Sputniknews. Sputnik. 15 August 2011. Diakses tanggal 29 January 2015. 
  15. ^ Yenikeyeff, Shamil (23 November 2011). "BP, Russian Billionaires, and the Kremlin: A Power Triangle That Never Was" (PDF). Oxford Energy Comment. The Oxford Institute of Energy Studies: 18. Diakses tanggal 24 November 2011. 
  16. ^ Flynn, Alexis; Gronholt-Pedersen, Jacob (18 May 2011). "BP, Rosneft Still in Talks". The Wall Street Journal. (perlu berlangganan). Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 May 2013. Diakses tanggal 22 May 2011. 
  17. ^ "ExxonMobil in $3.2bn Rosneft Arctic pact". Upstream Online. NHST Media Group. 30 August 2011. (perlu berlangganan). Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 October 2012. Diakses tanggal 31 August 2011. 
  18. ^ Vasilyeva, Nataliya (30 August 2011). "Rosneft Teams Up with Exxon Mobil in Arctic Deal". Associated Press (via Bloomberg Businessweek). Bloomberg. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 November 2012. Diakses tanggal 24 October 2012. 
  19. ^ a b Oliphant, Roland (28 January 2011). "Exxon, Rosneft Sink $1Bln in Black Sea". The Moscow Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 March 2014. 
  20. ^ "Rosneft and ExxonMobil to Develop Black Sea Resources". Rosneft. 27 January 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 May 2012.