Cacing cambuk
Cacing cambuk | |
---|---|
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Genus: | |
Spesies: | T. trichiura
|
Nama binomial | |
Trichuris trichiura (Linnaeus, 1771)
|
Cacing cambuk (nama latin: Trichuris trichiura) adalah cacing yang hidup di dalam tubuh manusia, tepatnya di dalam usus besar.[1] Cacing ini dinamakan cacing cambuk karena bentuknya mirip seperti cambuk, di mana bagian kepalanya bertekstur halus dan bagian ekornya menebal.[2] Cacing yang telah dewasa memiliki panjang sekitar 4–5 cm. Cacing cambuk betina memiliki panjang sekitar 5 cm dengan ciri-ciri ekor membulat tumpul dan jantan memiliki panjang 4 cm dengan ciri-ciri ekor melingkar.[3] Cacing ini termasuk yang memiliki perkembangbiakan yang cepat karena cacing betina dapat menghasilkan telur sebanyak 3.000-10.000 butir telur setiap harinya.[1]
Telur yang dihasilkan tersebut keluar bersama tinja[4] dan apabila mendapat tempat yang lembab dan daerah yang teduh telur-telur tersebut akan matang di dalam tanah selama 3-6 minggu, kemudian berkembang menjadi larva.[3] Setiap larva akan tumbuh sepanjang 12,5 cm ketika berada di dalam usus manusia.[5] Telur-telur cacing ini hanya dapat dilihat oleh bantuan mikroskop, bentuknya seperti tempayan dengan ukuran 50 x 32 mikron, kulit bagian dalam telur berwarna putih jernih sedangkan di bagian luar telur berwarna kuning.[3]
Cacing cambuk dapat bersarang di dalam tubuh manusia. Biasanya cacing ini menyerang anak-anak atau balita karena anak-anak itu senang bermain di atas tanah dan lupa mencuci tangan ketika makan, sehingga telur cacing tersebut termakan oleh mereka.[6] Dan juga didasari oleh pola hidup dimasyarakat yang kurang menjaga kebersihan[1] Telur yang telah menjadi larva akan tertelan oleh manusia kemudian menetas dan keluar dari di dalam usus halus, lalu akan menuju ke usus besar. Di dalam usus besar itulah, cacing ini menyebar dan berkembang menjadi cacing dewasa.[2] Cacing ini dapat menghisap darah dengan memasukkan kepalanya melalui dinding usus sehingga menyebabkan anemia pada orang yang bersangkutan.[4] Masa pertumbuhan cacing cambuk hingga dewasa adalah sekitar 30-90 hari dan cacing ini dapat bertahan hidup selama beberapa tahun.[3]
Referensi
- ^ a b c Bramirus Mikail. "Infeksi Cacing Cambuk Bisa Memicu Anemia". http://health.kompas.com/read/2011/10/13/0956226/Infeksi.Cacing.Cambuk.Bisa.Memicu.Anemia. Hapus pranala luar di parameter
|publisher=
(bantuan); - ^ a b AyahBunda. "Cacing Cambuk Intai Balita". http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Gizi+dan+Kesehatan/cacing.cambuk.intai.balita/001/001/1137/1/4. Hapus pranala luar di parameter
|publisher=
(bantuan); - ^ a b c d OK-REVIEW. "Pengertian Cacing Cambuk". http://ok-review.com/pengertian-cacing-cambuk/. Hapus pranala luar di parameter
|publisher=
(bantuan); - ^ a b Windhi Kresnawati. "Cacing Cambuk". http://milissehat.web.id/?p=2279. Hapus pranala luar di parameter
|publisher=
(bantuan); - ^ susukolostrum.com. "Trikuriasis (Infeksi cacing cambuk usus)". http://www.susukolostrum.com/data-penyakit/infeksi-dan-penyakit-menular/trikuriasis-infeksi-cacing-cambuk-usus.html. Hapus pranala luar di parameter
|publisher=
(bantuan); - ^ SmallCrab.com. "Anak-anak". http://www.smallcrab.com/anak-anak/740-tanda-tanda-anak-cacingan. Hapus pranala luar di parameter
|publisher=
(bantuan);