Herawati Diah

wartawan perempuan asal Indonesia
Revisi sejak 24 Oktober 2016 04.20 oleh 123.136.64.35 (bicara) (nama lahir.)

Siti Latifah Herawati Diah (3 April 1917 – 30 September 2016) adalah seorang wartawan Indonesia. Ia adalah istri dari tokoh pers yang juga mantan Menteri Penerangan, B.M. Diah.

Herawati Diah
LahirSiti Latifah Herawati Diah BAGAIMANA CARANYA NAMA LAHIR DIA SITI LATIFAH HERAWATI DIAHHHH KALAU NAMA SUAMINYA DIAH?? SEBELUM MENIKAH SUDAH PAKAI NAMA DIAH?? WIKI INDONESIA JANGAN GOBLOK DONG. CHECK AND DOUBLE CHECK THE ACCURACY OF YOUR ARTICLES
(1917-04-03)3 April 1917
Belanda Tanjung Pandan, Belitung, Hindia Belanda
Meninggal30 September 2016(2016-09-30) (umur 99)
Indonesia Jakarta, Indonesia
PekerjaanWartawan
Dikenal atasPendiri koran Indonesian Observer dan Yayasan Bina Carita Indonesia, atlet bridge paling senior di Indonesia
Suami/istriB.M. Diah
Anak3
KeluargaRaden Latip (ayah)
Siti Alimah (ibu)
Djojodikromo (kakek dari ibu)

Biografi

Herawati lahir dari pasangan Raden Latip, seorang dokter yang bekerja di Billiton Maatschappij, dan Siti Alimah. Herawati berkesempatan mengecap pendidikan tinggi. Lepas dari Europeesche Lagere School (ELS) di Salemba, Jakarta, ia bersekolah ke Jepang di American High School di Tokyo. Setelah itu, atas dorongan ibunya, Herawati berangkat ke Amerika Serikat untuk belajar sosiologi di Barnard College yang berafiliasi dengan Universitas Columbia, New York dan lulus pada tahun 1941.[1][2]

Ia pulang ke Indonesia pada 1942 dan kemudian bekerja sebagai wartawan lepas kantor berita United Press International (UPI). Kemudian ia bergabung sebagai penyiar di radio Hosokyoku. Ia menikah dengan B.M. Diah, yang saat itu bekerja di koran Asia Raja. Pada 1 Oktober 1945, B.M. Diah mendirikan Harian Merdeka.[1] Herawati juga terlibat dalam pengembangan harian tersebut.

Pada tahun 1955, Herawati dan suaminya mendirikan The Indonesian Observer, koran berbahasa Inggris pertama di Indonesia. Koran itu diterbitkan dan dibagikan pertama kali dalam Konferensi Asia Afrika di Bandung, Jawa Barat, tahun 1955. The Indonesian Observer bertahan hingga tahun 2001, sedangkan koran Merdeka berganti tangan pada akhir tahun 1999.[1][3]

Di usianya yang sudah senja, Herawati masih aktif menekuni hobinya bermain bridge dua kali seminggu. Bahkan, ia masih mengikuti turnamen bridge. Ia mengatakan, dengan bermain bridge, kemampuan otak akan terus terasah dan mencegah kepikunan.[4]

Herawati Diah meninggal pada tanggal 30 September 2016 di Rumah Sakit Medistra, Jakarta, karena usia yang sudah sepuh dan mengalami pengentalan darah.[5] Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, di samping makam suaminya, B.M. Diah.[6]

Referensi

Pranala luar