Ketapang, Ulujami, Pemalang

desa di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah
Revisi sejak 10 Oktober 2016 05.51 oleh AABot (bicara | kontrib) (Robot: Perubahan kosmetika)

Ketapang adalah salah satu desa di Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah dengan kode pos menginduk pada Kecamatan Ulujami yaitu 52371. Desa Ketapang saat ini dipimpin oleh Kepala Desa yang dipilih untuk periode 6 tahun 2013 – 2018, Kepala Desa Terpilih saat ini adalah Kuswadi, seorang pengusaha kelontong di Comal.

Ketapang
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenPemalang
KecamatanUlujami
Kode pos
52371
Kode Kemendagri33.27.13.2015 Edit nilai pada Wikidata
Peta
PetaKoordinat: 6°49′56″S 109°32′31″E / 6.83222°S 109.54194°E / -6.83222; 109.54194


Geografi

Batas desa sebagai berikut:

  • Utara : Laut Jawa
  • Barat : Desa Limbangan,Desa Mojo
  • Timur : Desa Blendung
  • Selatan : Desa Padek ,Desa Sarwodadi (Kec Comal)

Demografi

Mayoritas penduduknya adalah Nelayan karena daerahnya berbatasan dengan laut Jawa, sebagian jugabertani menggarap sawah dan bertambak ikan bandeng.

Sejarah

Babad Tanah Desa Ketapang

Desa Ketapang adalah salah satu desa pesisir di kecamatan Ulujami. Sebagian besar penduduknya menggantung kehidupannya pada alam, seperti petani, nelayan dan lain–lain. Di Desa tersebut terdapat sebuah tempat yang dianggap keramat oleh sebagian besar masyarakat yang dikenal dengan nama ampel. Jika kita mendengar hal tersebut terasa merinding karena banyak asumsi masyarakat bahwa tempat tersebut merupakan sebuah patilasan seorang ulama hebat yang dianggap sebagai pendiri atau pemberi nama Ketapang yang menyimpan berbagai misteri dan benda – benda pusaka.

Misteri tersebut masih tabu dan banyak yang ingin mengungkapnya. Namun disayangkan tidak semua tokoh masyarakat / sesepuh desa tersebut bersedia menceritakan sejarah yang dapat diabadikan dalam bentuk tulisan atau visual. Sehingga sejarah terputus di jalan karena saat itu para ahli sejarahnya enggan menuturkan ke anak turunnya sebagai pewaris sejarah.

Menurut Pak Subali, seorang tokoh masyarakat di desa Ketapang yang mendengar dari kakeknya bahwa di ketapang ada sebuah tempat yang diberi nama ampel digunakan sebagai pesanggrahan tempat bertapa atau bisa dibilang sebagai tempat ibadah oleh seorang ulama besar sakti yang dipercaya sebagai sipembabad tanah di Ketapang.

Berlatar dari cerita kakeknya dia bersama kedua temannya yaitu Bapak Sukri (sekarang telah wafat) dan Bapak Subianto ( mantan lurah ) melakukan sebuah ritual berhari – hari di tempat tersebut, bahkan mereka sampai tertidur disitu guna ingin membuktikan apakah cerita kakeknya betul atau tidak. Dalam usahanya, di antara ketiga orang yang bersemedi hanya Bapak Subali yang ditemui oleh seseorang yang menyatakan dirinya sebagai pembabad tanah Ketapang.

Dalam dialognya, Sipembabad tanah Ketapang itu mengaku bernama Kyai Danur Dipo. Konon sewaktu masih mudanya dia mengembara mencari tempat yang cocok sebagai pesanggrahanya, sehingga pada suatu saat tiba di sebuah hutan aneh belum berpenghuni juga angker yang di dalamnya banyak pohon Ketepeng.

Di hutan yang aneh dan belum berpenghuni itu Kyai Danur Dipo menjumpai berbagai pengalaman mistis yang tidak bisa diterima dengan akal sehat. Tapi Dengan kesaktian yang dimilikinya, dia dapat menyelesaikannya meskipun dengan perjuangan yang sangat berat. Karena sudah berjuang dengan sepenuh tenaga dan pengorbanan yang berat serta merasa cocok dengan tempat itu akhirnya Kyai Danur Dipo membuat rumah serta tinggal di tempat itu dengan ditemani oleh seekor kuda dan seekor jago. Melihat keadaan hutan tersebut yang terdapat banyak pohon ketepeng oleh Kyai Danur Dipo daerah itu diberi nama Ketapang. Nama Ketapang sampai sekarang masih dipakai menjadi sebuah nama desa yang terdapat di kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang. Berhubung Kyai Danur Dipo yang membabad dan mendirikan serta memberikan nama Ketapang, sehingga dia diberi julukan nama Kyai Kapang.

Nama Kyai Kapang sampai sekarang masih sangat dikenal dikalangan masyarakat Ketapang bahkan dari luar Ketapang. Sampai – sampai tempat pesanggrahannya atau orang biasa menyebut ampel masih dikeramatkan. Bahkan tidak sedikit orang sering membuktikan mendengar suara Jago milik kyai Kapang di sekitar ampel yang berbunyi pada saat acara – acara penting milik desa yang dijadikan suatu pralambang.

Setiap tahunnya oleh masyarakat sekitar mengadakan ritual dalam bentuk sedekah bumi guna mengenang jasa Kyai Kapang. Demikian cerita yang dituturkan Pak Subali tentang asal – usul desa ketapang meskipun masih banyak kekurangannya tapi semua itu suatu tantangan bagi para generasi muda khususnya pemuda Ketapang untuk membantu mengungkap cerita / legenda desa Ketapang sehingga dapat sempurna sesuai dengan keinginan.[1]

Referensi

  1. ^ Narasumber Bapak Subali, Sesepuh desa Ketapang (Alm); Penulis Joko Prawoto.