Muladi
Prof. Dr. H. Muladi, SH (lahir 26 Mei 1943) adalah Gubernur Lemhannas terlama (2005-2011).[1][2] Muladi juga mantan Menteri Kehakiman (kini disebut Menteri Hukum dan HAM) merangkap Menteri Sekretaris Negara pada masa Kabinet Reformasi Pembangunan.[3] Sebelum menjabat menteri, ia adalah Rektor Universitas Diponegoro. Muladi pernah menjabat Ketua Institute for Democracy and Human Rights di The Habibie Center, Jakarta.
Prof. Dr. H. Muladi S.H | |
---|---|
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 20 | |
Masa jabatan 16 Maret 1998 – 21 Mei 1998 | |
Presiden | Soeharto |
Pengganti Petahana | |
Masa jabatan 21 Mei 1998 – 20 Oktober 1999 | |
Presiden | Baharuddin Jusuf Habibie |
[[Gubernur Lemhannas]] 14 | |
Masa jabatan 2005–2011 | |
Informasi pribadi | |
Lahir | 26 Mei 1943 Surakarta Kochi, Wilayah Kolonial Jepang |
Kebangsaan | Indonesia |
Partai politik | Partai Golongan Karya |
Suami/istri | Nany Ratna Asmara |
Anak | 4 orang |
Almamater | Universitas Diponegoro International Institute of Human Rights Universitas Padjajaran |
Sunting kotak info • L • B |
Sosok Muladi cukup menggetarkan hati. Hal ini terlihat dari tinggi tubuhnya mencapai 1,80 m dan berat lebih dari satu kuintal. Gaya bicaranya keras menggelegar, terutama saat marah. Tetapi, ia sesungguhnya berhati lembut serta tidak tahan melihat ketidakadilan dan pelanggaran hak asasi manusia.[4]
Sekilas hidupnya
Awal kehidupan
Muladi lahir di Solo, 26 Mei 1943, sebagai anak bungsu dari tiga bersaudara pasangan Dasijo Darmo Soewito dan Sartini.[5] Ayahnya yang asli Jawa Timur bekerja sebagai reserse polisi. Orang tuanya yang pindah tugaslah yang membawanya tinggal di Semarang. Muladi kecil dikenal nakal. Karena kenakalannya itu, Muladi dua kali tidak lulus sekolah, yaitu ketika SD dan SMP.[4]
Meski tidak lulus SMP, Muladi tetap bisa melanjutkan sekolah ke sebuah SMA swasta, SMA Institut Indonesia. Ia kemudian diterima di Fakultas Ekonomi dan Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat Universitas Diponegoro, Semarang.[4] Ia memilih untuk kuliah di Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat (saat ini disebut dengan nama Fakultas Hukum)[6].
Semasih mahasiswa, Muladi aktif sebagai Anggota Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), tahun 1963-1968. Ia juga pernah menjadi Komandan Batalyon IV, Resimen Mahasiwa Semarang (1964-1967). Selain itu, sambil kuliah, dia bekerja sebagai karyawan OPS Minyak dan Gas Bumi, Jawa Tengah (1966-1969).[2]
Dalam hal olahraga, Muladi muda menyukai karate dan judo. Pemegang sabuk hitam ini bahkan menjadi atlet judo nasional.[5]
Sebelum aktif di dunia politik, ia berkarier di Universitas Diponegoro sebagai dosen. Ia datang ke Jakarta ketika menjadi anggota MPR-RI pada tahun 1997. Setelah itu, ia dan keluarganya tinggal di Jakarta.
Keluarga
Pada usia 21 tahun, Muladi menikahi adik kelasnya, Nany Ratna Asmara, tepatnya pada tanggal 22 Maret 1964. Pernikahannya tersebut membuahkan empat orang putri, yaitu Rina Irawanti, Diah Sulistyani, Aida Fitriani, dan Erlina Kumala Esti. Dua anak pertama dan anak bungsunya mengikuti jejak Muladi mendalami bidang hukum. Putri keduanya, Diah Sulistyani, mengikuti jejaknya menjadi seorang akademisi.[4]
Pendidikan
- Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (S1 Hukum Pidana) (1968)[7]
- International Institute of Human Rights di Strasbourg, Perancis (1979)
- Ilmu Hukum Program Pascasarjana FH Universitas Padjajaran, Bandung (S3) (1984) dengan predikat Cumlaude
- KSA III Lemhanas (1993)
Karier
- Rektor dan Guru Besar Universitas Diponegoro
- Ketua Delegasi Indonesia pada Kongres Crime on Prime Prevention and Criminal Justice (ECOSOC) (1991-1998)[8]
- Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat RI, Fraksi Utusan Daerah (1997-1999)
- Anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (1993-1998)
- Menteri Kehakiman (Menkeh) Kabinet Pembangunan VII (1998) dan Kabinet Reformasi Pembangunan merangkap Menteri Sekretaris Negara (1998-1999)
- Ketua Institute for Democracy and Human Rights di The Habibie Center, Jakarta (1999-2002)
- Gubernur Lemhannas (2005-2011)
- Ketua DPP Partai Golkar Bidang Hukum dan HAM (2009-2014)
- Anggota Dewan Komisaris Pertamina[7]
- Ketua Badan Pengelola Gelora Senayan dan Kemayoran[7]
- Hakim Agung RI (September 2000-Juni 2001)[7]
Penghargaan
- Dwija Sista dari Departemen Pertahanan dan Keamanan (1991)
- Man of the Year dari Harian Suara Merdeka, Semarang (1995)
- Satya Lencana Karya Satya 20 tahun dari Presiden RI (1995)
- DAN VI Karate (INKAI) (1998)
- Bintang Mahaputra Adi Pradana Kelas II dari Presiden RI (1999)
- The Best Alumni of Undip (2003)
- Bintang Bhayangkara Utama dari Presiden RI (2006)
Referensi
- ^ "Pejabat Gubernur Lemhannas RI". Lemhannas RI. Diakses tanggal 15 Januari 2014.
- ^ a b "Gubernur Lemhannas Terlama". Ensiklopedi Tokoh Indonesia. 30 Mei 2013. Diakses tanggal 15 Januari 2014.
- ^ "Pejabat Kabinet". Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Diakses tanggal 15 Januari 2014.
- ^ a b c d "Prof. Dr. Muladi: "Komnas HAM Masih Butuh Perlindungan Soeharto"". FORUM - Komnas HAM dan Perlindungan. 03 Maret 1997. Diakses tanggal 15 Januari 2014.
- ^ a b "Koboi itu Kembali ke Kampus". Harian Umum Suara Merdeka. 08 Februari 2004. Diakses tanggal 15 Januari 2014.
- ^ "Sejarah Fakultas Hukum Diponegoro". Fakultas Hukum Universitas Diponegoro. Diakses tanggal 15 Januari 2014.
- ^ a b c d "Riwayat Hidup Singkat Penulis" (PDF) (edisi ke-September 2010). Jurnal Yudhagama. TNI AD. 10 September 2010. hlm. 23. Diakses tanggal 15 Januari 2014.
- ^ "Kesaksian Sejarah: Tugas 2: Biografi". Tasya Bellinda Permatasari. 31 Mei 2013. Diakses tanggal 15 Januari 2014.
Jabatan politik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Oetojo Oesman, SH |
Menteri Kehakiman 1998-1999 |
Diteruskan oleh: Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, SH, MSc |
Jabatan pemerintahan | ||
Didahului oleh: Prof. Dr. Drs. Ermaya Suradinata, MA |
Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional 2005-2011 |
Diteruskan oleh: Budi Susilo Soepandji |