Aksi Bela Islam

Revisi sejak 5 Desember 2016 14.44 oleh Eka nichi (bicara | kontrib) (→‎Kericuhan: dihilangkan karena bukan bagian dari aksi bela islam)

Aksi Bela Islam adalah rangkaian aksi unjuk rasa yang diadakan di Indonesia, terutama di kota Jakarta sebagai reaksi atas pernyataan gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama yang mengeluarkan pernyataaan yang dianggap menistakan agama dalam kunjungan kerjanya ke Kepulauan Seribu.[1]

Latar Belakang

Pada 27 September 2016, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama melakukan kunjungan kerja ke pulau Pramuka yang berlokasi di Kepulauan Seribu. Kunjungan ini dilakukan untuk melakukan peninjauan serta pengarahan terkait program pemberdayaan budi daya ikan kerapu yang ia adakan. Dalam pernyataannya Basuki berusaha meyakinkan warga bahwa programnya akan terus berjalan meski ia tidak terpilih sebagai Gubernur pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta yang akan berlangsung pada Februari 2017. Sebagaimana kebiasaan dalam rapat dan kunjungan kerja, video aktivitas Basuki ini pun diunggah melalui akun Youtube pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Pada 6 Oktober 2016, seorang netizen bernama Buni Yani mengunggah ulang di halaman Facebooknya kutipan video yang berjudul 'Penistaan Terhadap Agama?'. Video ini merupakan editan dari video kunjungan kerja Basuki dengan lebih menonjolkan pernyataan yang mengandung unsur penistaan terhadap agama Islam.[2]

Video ini akhirnya ditonton oleh banyak orang dan menyulut emosi umat Islam yang tidak sudi kitab suci dan ulamanya dihina. Sebagai respon dari video ini, banyak dari ormas Islam di penjuru Indonesia mengirimkan pengaduan kepada kepolisian agar segera menindak lanjuti pernyataan Basuki tersebut.

Pada 10 Oktober 2016, Basuki meminta maaf kepada publik karena telah menimbulkan kegaduhan. Beberapa tokoh Islam menyatakan menerima pernyataan maaf yang ia ajukan namun menambahkan bahwa proses hukum harus tetap berjalan. Belum adanya pemberitaan tentang penyelidikan mengesankan bahwa kepolisian Republik Indonesia lamban dalam menangani kasus Basuki.

Aksi Bela Islam I

Pada 14 Oktober 2016, seusai shalat Jumat, ribuan ormas Islam yang dikomandoi oleh FPI melakukan aksi unjuk rasa di depan Balai Kota DKI Jakarta. Dalam aksinya, mereka menuntut agar penyelidikan atas kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama segera dilakukan. Habib Rizieq Shihab yang juga pimpinan FPI mengecam akan melakukan aksi yang lebih besar jika tidak kunjung merespon kasus ini dalam 3 Minggu berikutnya.[3]

Berbagai macam respon muncul menanggapi unjuk rasa ini, mulai dari yang mendukung sampai yang kontra. Basuki sendiri menyoroti kerusakan taman yang dinyatakan akibat ulah para pengunjuk rasa.[4]

Aksi Bela Islam II

Proses penyelidikan yang dianggap berjalan sangat lamban membuat ormas Islam kembali menghimpun massa dalam jumlah yang lebih besar. Berbagai pesan disebarkan melalui media sosial untuk mengundang masyarakat hadir dan turut serta dalam unjuk rasa Aksi Bela Islam II yang nantinya lebih dikenal dengan 'Aksi 4 November' atau 'Aksi Damai 411'.

Pada awal November 2016, para pengunjuk rasa yang berasal dari luar daerah mulai berduyun-duyun datang menuju DKI Jakarta untuk menghadiri aksi ini.[5]

Pada 4 November 2016, aksi unjuk rasa ini kembali diadakan dengan jumlah massa yang sangat besar sekitar ratusan ribu orang. Aksi ini dimulai usai shalat Jumat dan menjadikan posisi di depan Istana Negara sebagai pusatnya. Kali ini para pengunjuk rasa berusaha agar tidak melakukan pengrusakan dan menjaga kebersihan agar tidak dikritik sebagaimana demo sebelumnya.[6] Selain di Jakarta, aksi serupa juga diadakan di beberapa kota lainnya di Indonesia. [7]

Di Jakarta, perwakilan dari pengunjuk rasa diberikan kesempatan untuk bertemu dengan Menkopolhukam, Wiranto dan Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla untuk mendiskusikan jalan keluar terkait kasus penistaan agama yang melibatkan Basuki.[8] Massa juga menuntut untuk bertemu dengan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dan meminta agar Presiden tidak mengintervensi penyelidikan kasus ini. Pada saat itu, Presiden sendiri sedang tidak berada di istana negara dengan alasan kunjungan untuk meninjau pembangunan stasiun kereta api di bandara Soekarno-Hatta.[9]

Respon Pemerintah

Tepat tengah malam tanggal 5 November 2016 pukul 00.00 WIB, Presiden Joko Widodo mengadakan konferensi pers di istana negara dan menyatakan sikapnya terkait kasus penistaan agama atas Basuki Tjahaja Purnama. Ia bersama kepolisian berkomitmen untuk menuntaskan kasus ini dalam waktu yang cepat dan juga secara transparan mungkin. Ia juga menambahkan bahwa ada aktor politik yang bermain sehingga menimbulkan kericuhan pada aksi kali ini. [10]

Penyelidikan mulai intensif dilakukan dengan memanggil saksi dari para pelapor dan pihak terlapor. Pada 15 November 2016, dilakukan gelar perkara secara terbuka terbatas untuk menentukan status hukum bagi Basuki.

Pada 16 November 2016, kepolisian menetapkan Basuki sebagai tersangka kasus penistaan agama. Namun tidak seperti tersangka penista agama lainnya, Basuki tidak ditahan di penjara.[11] Hal ini membuat geram berbagai pihak.[12]

Perang Opini di Media

Sebagaimana aksi sebelumnya, unjuk rasa kali ini mendapatkan respon beragam di media tidak hanya nasional namun juga internasional. [13] Beberapa media seperti ABC bahkan mewawancarai Basuki terkait kasus yang menimpa dirinya. Dalam wawancara tersebut Basuki malah menuding para pendemo mendapatkan upah sebesar Rp. 500.000,- untuk hadir dalam aksi tersebut. [14] [15]Hal ini menimbulkan persoalan baru karena banyak kalangan terutama para pendemo tidak terima terhadap tuduhan yang dilontarkan Basuki.

Di media sosial sendiri, terjadi adu argumen yang lebih hebat antara mereka yang mendukung aksi dan mereka yang mendukung Ahok.[16]

Aksi Bela Islam III

GNPF MUI selaku penyelenggara Aksi Bela Islam II mengungkapkan akan mengadakan kembali aksi serupa pada tanggal 2 Desember 2016. Habib Rizieq menyampaikan bahwa aksi ini akan berlangsung dengan super damai karena diadakan dalam bentuk ibadah bersama.[17]

Pernyataan ini mendapatkan tanggapan beragam. Ketua DPR RI, Ade Komaruddin memilih untuk tidak menanggapi aksi tersebut dan meminta wartawan untuk bertanya langsung kepada para penyelenggara.[18] Sedangkan Kapolri, Tito Karnavian mengancam tidak akan mengeluarkan izin untuk aksi tersebut karena khawatir akan ditunggangi.[19]

Aksi Bela Islam III adalah aksi lanjutan dari Aksi bela Islam I (dilaksanakan 14 oktober 2016) dan Aksi bela islam II (dilaksanakan 4 November 2016). Aksi ini berlangsung super damai, aksi dimulai dari pagi hari hingga pukul 13.30. Aksi ini merupakan salah satu bentuk syiar islam, mempererat ukhuwah islamiah (persaudaraan antar muslim) dan juga bertujuan menuntut pemerintah untuk segera memproses kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok hingga diusut tuntas [20]. Aksi bela islam III atau Aksi 212 dilaksanakan di pelataran Monumen Nasional (Monas), Jakarta. Aksi dilakukan dengan pelaksanaan sholat jum’at, istighosah, dan doa untuk negeri. Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI menjadi penggerak dari aksi ini dan dikomando oleh Ustadz Bachtiar Nasir.

Peserta aksi berasal dari berbagai provinsi di Indonesia, mulai dari aceh hingga papua. Peserta aksi sudah mulai berkumpul sejak pagi hari dan terus berdatangan hingga sholat jum’at dilaksanakan. Beberapa rombongan peserta Aksi dari Ciamis yang berjalan kaki sejak beberapa hari sebelumnya. Peserta aksi diperkirakan mencapai 2-3 juta peserta dari umat muslim seluruh indonesia[21]. Aksi serupa juga dilaksanakan di Amerika Serikat . Masyarakat Indonesia yang tinggal di Washington DC, Amerika Serikat (AS) dan aksi ini digelar pada Kamis 1 Desember 2016 waktu setempat[22].

Sholat jum’at berlangsung dengan disertai hujan. Khutbah sholat jum’at disampaikan oleh Pimpinan FPI, Habib Rizieq Shihab. Presiden Indonesia, Joko Widodo ikut salat Jumat di Monas bersama peserta aksi bela islam III[23][24]. Habib Rizieq Shihab mengusulkan agar tanggal 2 desember menjadi Hari Persaudaraan Umat Islam dan beliau berpesan untuk dapat menerapkan kandungan Al-maidah 51 dalam kehidupan.

Referensi

  1. ^ "Pidato di Kepulauan Seribu dan hari-hari hingga Ahok menjadi tersangka". BBC Indonesia (dalam bahasa Inggris). 2016-11-17. Diakses tanggal 2016-11-22. 
  2. ^ "Kan bisa saja dalam hati kecil Bapak Ibu, nggak pilih saya karena dibohongi pakai Surat Al Maidah 51 macam-macam itu. Itu hak Bapak Ibu. Kalau Bapak Ibu merasa nggak bisa pilih karena takut masuk neraka, dibodohin, begitu, oh nggak apa-apa, karena ini panggilan pribadi Bapak Ibu" - Basuki Tjahaja Purnama
  3. ^ Suara.com. "Demo Ormas Islam Bubar, Sebelum Pergi, Rizieq Keluarkan Ancaman". suara.com. Diakses tanggal 2016-11-21. 
  4. ^ "Taman Balai Kota Rusak Akibat Demo, Ahok: Ampunilah Mereka | Tempo Metro". Tempo Metro. Diakses tanggal 2016-11-21. 
  5. ^ "Demo 4 November, Massa dari Luar Kota Mulai Berdatangan ke Jakarta". SINDOnews.com. 2016-11-02. Diakses tanggal 2016-11-22. 
  6. ^ "Koordinator Aksi 4 November Minta Massa Bawa Kantong untuk Tampung Sampah". detiknews. Diakses tanggal 2016-11-22. 
  7. ^ "Selain Jakarta, Sejumlah Daerah Juga Gelar Aksi Tolak Ahok". CNN Indonesia. Diakses tanggal 2016-11-22. 
  8. ^ "Wapres JK Bertemu Perwakilan Massa Demo 4 November". detiknews. Diakses tanggal 2016-11-22. 
  9. ^ "Demo 4 November, Jokowi Pilih Tinjau Proyek Kereta Bandara". SINDOnews.com. 2016-11-04. Diakses tanggal 2016-11-22. 
  10. ^ Waluyo, Andylala. "Presiden Jokowi: Ada Aktor Politik Tunggangi Demo 4 November". VOA Indonesia. Diakses tanggal 2016-11-22. 
  11. ^ Liputan6.com. "Kapolri Sebut 2 Alasan Ini Penyebab Ahok Tidak Ditahan". liputan6.com. Diakses tanggal 2016-11-22. 
  12. ^ "Permadi: Dulu Saya Dituding Menista Agama Langsung Ditahan, Kok Ahok Tidak? - Pojok Satu". Pojok Satu. 2016-11-20. Diakses tanggal 2016-11-22. 
  13. ^ "Demo 4 November Jadi Sorotan Media Asing". SINDOnews.com. 2016-11-04. Diakses tanggal 2016-11-22. 
  14. ^ "Jakarta Governor suspect in blasphemy case, police say". ABC News (dalam bahasa Inggris). 2016-11-16. Diakses tanggal 2016-11-22. 
  15. ^ "Ahok Tuding Pendemo 4/11 Kelompok Garis Keras dan Dibayar Rp 500 Ribu | Republika Online". Republika Online. Diakses tanggal 2016-11-22. 
  16. ^ "Inilah Peta Media Sosial Pasca Aksi Damai 411". Kiblat. 2016-11-09. Diakses tanggal 2016-11-22. 
  17. ^ "Habib Rizieq Jamin Aksi Bela Islam III Berjalan Super Damai | Republika Online". Republika Online. Diakses tanggal 2016-11-22. 
  18. ^ "Ketua DPR Enggan Tanggapi Rencana Aksi Bela Islam Jilid III | Republika Online". Republika Online. Diakses tanggal 2016-11-22. 
  19. ^ VIVA.co.id, PT. VIVA MEDIA BARU -. "Kata Kapolri Soal Aksi Bela Islam III". Diakses tanggal 2016-11-22. 
  20. ^ "Bertemu Kapolri, Rizieq: Aksi Bela Islam III Superdamai | Tempo Nasional". Tempo Nasional. Diakses tanggal 2016-12-02. 
  21. ^ Liputan6.com. "GNPF MUI: Peserta Demo 2 Desember Capai 3 Juta Orang". liputan6.com. Diakses tanggal 2016-12-02. 
  22. ^ "Aksi Damai 2 Desember ala Muslim Indonesia di Amerika". news.okezone.com. Diakses tanggal 2016-12-02. 
  23. ^ "Aksi 212 dipuncaki kehadiran Jokowi yang salat bersama massa di Monas". BBC Indonesia (dalam bahasa Inggris). 2016-12-02. Diakses tanggal 2016-12-02. 
  24. ^ "Jalan Kaki ke Monas, Jokowi Salat Jumat Bersama Massa Aksi Damai 212". news.okezone.com. Diakses tanggal 2016-12-02.