Menyimak
Menyimak
Keterampilan berbahasa mencakup empat kegiatan yang meluputi keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan menulis, dan keterampilan membaca. [1] [2]
Salah satu kegiatan yang paling penting namun sering ditinggalkan adalah kegiatan keterampilan meyimak. [1][2]
Kegiatan menyimak saling berhubungan dengan satu sama lain.[2] Menyimak merupakan kegiatan meresepsi, mengolah, serta menginterpretasi suatu permasalahan dengan melibatkanpancaindera seseorang.[2] Menyimak berhubungan dan bermanfaat dengan menyimak dan berbicara, menyimak dan membaca, berbicara dan membaca, serta ekspresi lisan dan ekspresi tulis. [1][1][1][1]
Tahap-tahap menyimak
Kegiatan meyimak memerlukan proses dan tahapan yag perlu diperhatikan dan dilakukan ketika melakukan diskusi, tahapan-tahapan tersebut meliputi : [1][2]
- Menyimak secara nalar, yang dilakukan secara berkala saat seseorang terlibat dalam suatu pembicaraan[1]
- Mendengarkan secara intensional, mendengarkan secara dangkal atau sungguh-sungguh untuk memperoe informasi yang jelas[1]
- Penyerapan absorpsi [1]
- menyimak sekali-kali, menyimak secara sebentar-sebentar dimna perhatian seseoramg tida terlalu fokus pada topik[1]
- menyimak asosiatif[1]
- menyimak secara arif, menemukan pikian atau pendapat pembicara[1]
Faktor-faktor Pengaruh Menyimak
- Faktor fisik seseorang sangat berpengaruh dalam kegiatan menyimak yang dilakukan oleh seseorang, misalnya seseorang harus berada dalam keadaan sehat dan pada lingkungan yang mendukung ketika melakukan keguatn menyimak. [1]
- Faktor psikologis sesorang sangat berpengaruh dalam melibatkan sikap-sikap dan sifat-sifat pribadi seseorang ketika melakukan kegiatan menyimak, seperti rasa simpati dan empati, keegoisan, kurang luasnya pandangan, kebosanan, dan sikap yang tidak layak dalam kegiatan tersebut. [1]
- Faktor Pengalaman pertumbuhan dan perkembangan pengalaman seseorang juga menentukan kesuksesan kegiatan menyimak. [1]
- Kebiasaan kebiasaan seseorang dapat menentukan kesuksesan kegiatan menyimak karena jika seseorang terbiasa menyimak dengan melompat-lompat atau tidak secara utuh, akan sulit untuk menangkap isi dari informasi yang diberikan. [1]
Rujukan
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q Dr. Henry Guntur Tarigan (1980). Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung. hlm. 1. Kesalahan pengutipan: Tanda
<ref>
tidak sah; nama "”rujukan1”" didefinisikan berulang dengan isi berbeda - ^ a b c d e Herry Hermawan (2012). Menyimak Keterampilan Berkomunikasi yang terabaikan. Yogyakarta: Graha Ilmu. hlm. 5. Kesalahan pengutipan: Tanda
<ref>
tidak sah; nama "”rujukan2”" didefinisikan berulang dengan isi berbeda