Arcadius Sentot Sudiharto

Revisi sejak 25 Maret 2017 06.59 oleh Rachmat-bot (bicara | kontrib) (cosmetic changes)

Arcadius Sentot Sudiharto (lahir 3 Januari 1945) adalah seniman berkebangsaan Indonesia. Namanya dikenal melalui karya-karyanya berupa koreografi tari yang di tampilkan di sejumlah negara, dan perannya di beberapa film pada dekade 1960 sampai 1980. Dia merupakan suami dari penari Retno Maruti. Arcadius Sentot Sudiharto merupakan salah satu penerima gelar Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) dari Susuhunan Paku Buwono XII atas pengabdiannya di bidang seni tari.[1][2][3]

Latar belakang

Arcadius Sentot Sudiharto lahir di Solo, Jawa Tengah, 3 Januari 1945. Sejak usia 6 tahun sudah mengakrabi dunia seni, teruama seni tari. Setelah lulus sekolah menengah atas, ia melanjutkan ke Fakultas Hukum Universitas Indonesia (1965-1968), sentot mengawali debutnya sebagai seniman tari, baik sebagai penari maupun sebagai koreografer, dengan mengikuti misi kesenian Indonesia ke Afrika, Taiwan, Bangkok, Osaka Jepang, Italia, dan Denmark. Kemampuannya di bidang menari menarik perhatian sutradara Misbach Jusa Biran untuk menampilkannya di layar lebar untuk judul Dibalik Tjahaja Gemerlapan (1966). Selanjutnya, dia bermain sebagai pemain dalam film Api di Bukit Menoreh (1971), Mutiara Dalam Lumpur (1972), Bila Si Kembar Bercinta (1978), dan lain-lain. Ia juga kerap di minta menjadi penata tari seperti dalam film Matinja Seorang Bidadari (1971), Si Doel Anak Betawi (1973), dan Laila Majnun (1975). Selain aktif dalam kegiatan tari Jawa dan Indonesia lainnya, Arcadius Sentot Sudiharto bekerja di Direktorat Pembinaan Kesenian, Kementrian Pendidikan Nasional dan pengjar di Institut Kesenian Jakarta. Atas pengabdiannya di bidang seni tari, ia diberi gelar Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Honggodipuro oleh Susuhunan Paku Buwono XII. Arcadius Sentot Sudiharto menikah dengan maestro tari Jawa klasik Retno Maruti, dan di karuniai dua orang anak; Genoveva Noiruri Nostalgia yang juga berprofesi sebagai penari dan Setyowati Retno Yahnawi. Bersama istrinya, ia mengelola paguyuban tari Padnecwara.

Filmografi

  • Dibalik Tjahaja Gemerlapan (1966)
  • Api di Bukit Menoreh (1971)
  • Matinja Seorang Bidadari (1971)
  • Mutiara Dalam Lumpur (1972)
  • Si Doel Anak Betawi (1973)
  • Laila Majnun (1975)
  • Gersang Tapi Damai (1977)
  • Binalnya Anak Muda (1978)
  • November 1828 (1978)
  • Bila Si Kernbar Bercinta (1978)
  • Anak-anak Buangan (1979)
  • Perempuan Dalam Pasungan (1980)
  • Jaka Tarub dan Tujuh Bidadari (1981)

Penghargaan

  • Gelar Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Honggodipuro oleh Paku Buwono XII atas pengabdiannya di bidang seni tari

Lihat pula

Referensi