Teater Lingkar

Revisi sejak 10 Mei 2017 02.11 oleh HsfBot (bicara | kontrib) (Bot: Perubahan kosmetika)

Teater Lingkar adalah sebuah kelompok seni teater yang berkedudukan di Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Teater ini dirintis oleh Mas Ton, dan mulai mempertunjukkan karyanya 4 Maret 1980. Sejak berdiri sampai sekarang, Teater Lingkar telah memproduksi puluhan pertunjukan, baik naskah sendiri maupun naskah dari penulis luar negeri, dan memenangi sejumlah kompetisi.

Berkas:Teater Lingkar1.jpg
Logo Teater Lingkar Semarang

Sejarah

Teater Lingkar merupakan salah satu pioner berdirinya teater-teater lain di Kota Semarang dan sekitarnya melalui spirit yang selalu ditularkan melalui pergaulan kesenian dan pertunjukan-pertunjukan. Kelompok ini bermarkas di Jalan Gemah Jaya I No 1 Pedurungan Kidul, Kota Semarang. Pada awal berdirinya, teater Lingkar merupakan prakarsa sekelompok anak muda di jalan Genuk Krajan II No 9 (sekitar Taman Singosari, jalan Sriwijaya). Dulunya tempat tersebut merupakan terminal bus yang berdekatan dengan Taman Hiburan Rakyat (THR) Tegal Wareng. Sebagai tempat keramaian dengan beragam aktivitas, daerah ini sangat potensial menjadi tempat rawan pada hal-hal negatif. Oleh karena itu kelompok pemuda yang biasa mangkal di sana berusaha menciptakan suatu aktivitas positif dan bermanfaat. Berkat kegigihan usaha, akhirnya membuahkan hasil dan terbentuklah Teater Lingkar.

 
Teater Lingkar dalam lakon Bila Malam Bertambah Malam, karya Putu Wijaya

Nama Teater Lingkar sendiri sarat dengan nilai-nilai filosofis yang menjadi dasar setiap anggotanya yaitu “Lingkar mempunyai satu titik pusat dengan jari-jari yang panjang" yang dapat dijabarkan bahwa semua anggota mempunyai tujuan yang sama dengan hak serta kewajiban yang sama yaitu menjaga estetika.

Sedangkan nilai filosofi yang tertera dalam logo Teater Lingkar yang bertuliskan itu adalah: gambar kaki tangan sebagai simbol laku/kerja, gitar simbol rasa. Jadi, dengan slogan "Teteg, tekun, teken, tekan" diharapkan agar para anggota Teater Lingkar senantiasa berada dalam setiap laku harus dengan rasa, "aja rumangsa bisa, nainging bisaa rumangsa".

Sistem keanggotaan yang terbuka dan sukarela membuat setiap orang yang punya minat terhadap seni peran dapat bergabung. Saat ini keanggotaan Teater Lingkar didominasi oleh anak muda dengan latar belakang status yang beragam, mulai dari pelajar, mahasiswa, buruh, pegawai swasta, pegawai negeri. Sikap kekeluargaan sangat dijunjung tinggi oleh setiap anggota. Pelestarian nilai-nilai budaya adalah salah satu misi sedang diemban oleh Teater Lingkar, dengan secara rutin setiap malam Jum’at Kliwon menyelenggarakan pergelaran wayang kulit di Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) jalan Sriwijaya No 29 Semarang. Teater Lingkar juga melakukan kerjasama dengan Stasiun TVRI Jawa Tengah untuk menyiarkan pementasan mereka dengan mengusung lakon yang mudah dicerna oleh pemirsa televisi dengan acara bertajuk Guyon Mathon, menyindir tapi tidak menimbulkan sakit hati orang lain.

Tercatat, beberapa nama seniman yang menjadi pegiat Teater Lingkar antara lain Maston (sutradara/aktor), Bung Kirno (Sutradara/Aktor), Budi Bobo (Aktor), Wiek Ariwibowo (Aktor), Prieh Raharjo (Sutradara/Aktor), Alm. Noer Laoet (Sutradara/aktor), Alm. Giwing Purba (Aktor/Penulis naskah), Ossie Widiastuti (Aktris), Eddie Morphin (Sutradara/aktor), ,Eko Tunas (sastrawan, penulis skenario), Prie GS (sastrawan, penulis skenario), Jhony Nantono (praktisi televisi, penulis skenario), Agus Maladi Irianto (dekan FIB Undip, aktor). Sampai sekarang, mereka masih menyumbangkan gagasan dan karyanya untuk perkembangan Teater Lingkar.

Struktur organisasi

Jabatan Nama
Ketua Maston
Sekretaris Wiek Ariwibowo
Bendahara Khandori
Deptartemen Sastra Budi Bobo
Departemen Musik Fanny & Adhit
Departemen Artistik Kris Ganza
Departemen Lighting Fajar
Departemen make up dan kostum Jeng Dien
Departemen Pendidikan dan Latihan Prieh Raharjo

Produksi pertunjukan

  • Thn 1980 Graffito karya Akhudiat.
  • Thn 1981 Malacak jalan ke Sorga karya St. Sukirno.
  • Thn 1982 Obrok Owok-Owok, Ebrek Ewek-Ewek karya Danarto.
  • Thn 1982 Antigone karya ……
  • Thn 1982 Benang-benang Teles karya Poerwadi Atmodarminto.
  • Thn 1983 AA-II-UU karya Arifin C Noer.
  • Thn 1983 Pinangan karya Anton Chekov.
  • Thn 1983 Pangorbanan karya Aryono KD.
  • Thn 1983 Mentang-mentang dari New York karya Noorca Marendra.
  • Thn 1984 Aduh karya Putu Wijaya.
  • Thn 1984 Odipus Di Kolonus karya Sophocles.
  • Thn 1984 Nyai Adipati karya …..
  • Thn 1984 Kali Ciliwung karya Nursahid.
  • Thn 1985 Perkawinan atau Makelar Jodoh karya Nicholas Gogol.
  • Thn 1985 Menunggu Gepeng karya Eko Tunas.
  • Thn 1985 Semakin Sepi Semakin Indah karya Motinggo Busye.
  • Thn 1985 Tuan Kondektur karya Anton Chekov.
  • Thn 1985 Anusapati karya …….
  • Thn 1986 Rumah Tak Beratap, Rumah Tak Berasap karya Akhudiat.
  • Thn 1986 Malam Jahanam karya Motinggo Busye.
  • Thn 1987 Nyi Panggung karya Eko Tunas.
  • Thn 1987 Menunggu Tuyul karya Eko Tunas.
  • Thn 1988 Ronggeng Keramat karya Eko Tunas.
  • Thn 1988 Bila Malam Bertambah Malam karya Putu Wijiaya.
  • Thn 1989 Orang Kasar karya Anton Chekov.
  • Thn 1990 Soek-Soek Peng karya Bambang Widoyo SP.
  • Thn 1991 Min Gereh karya Giwing Purba.
  • Thn 1992 Was-Was karya Prie GS.
  • Thn 1993 Pess karya Prie GS.
  • Thn 1994 Kursi karya Prie GS.
  • Thn 1994 Sekolah Unggulan karya Prie GS.
  • Thn 1995 Blong karya Prie GS.
  • Thn 1996 Rojokoyo atau Sugih Blegedhu karya Prie GS.
  • Thn 1998 Laron-Laron karya Prie GS.
  • Thn 2000 Kamasutra karya Giwing Purba.
  • Thn 2001 Sakit Itu Mahal karya Giwing Purba.
  • Thn 2001 303 karya Giwing Purba.
  • Thn 2001 Pardi Becak karya Giwing Purba.
  • Thn 2002 Usai Banjir karya Giwing Purba.
  • Thn 2002 Ringin Gandul karya Giwing Purba.
  • Thn 2002 Rentenir karya Giwing Purba.
  • Thn 2003 Blandong karya Eko Tunas.
  • Thn 2004 Koyak karya Jhony Nantono.
  • Thn 2005 Gerbong karya Eko Tunas.
  • Thn 2007 Kebebasan Abadi karya CN NAS
  • Thn 2008 Nyah Badrah atau Anjing Kesayangan karya Joni Nantono
  • Thn 2008 Airlangga karya Sanoesi Pane
  • Thn 2008 Dramatisasi puisi “Nyanyian Hati” karya Jeng Dhien
  • Thn 2009 TUK Karya Bambang Widoyo SP
  • Thn 2010 Akhir Sebuah Usia Karya Ayu Putri
  • Thn 2016 Kolobendu Karya Giwing Purba
  • Thn 2017 Rezim Kata-kata Karya Jhony Nantono

Penghargaan

  • Juara 1 Drama Bahasa Jawa Kota Semarang dengan lakon Kali ciliwung (1986)
  • Juara 2 Festival Teater se-Jawa Tengah, dengan lakon AA II UU (1987)
  • Juara 1 Festival Teater se-[Jawa Tengah]], dengan lakon Nyi Panggung (1988
  • Juara 2 Festival Pertunjukan Rakyat di Kendal (1989)
  • Juara 1 Festival Drama Bahasa Jawa di Solo, dengan lakon Sekolah Unggulan (1994)
  • Juara 2 Festival Teater se-Jawa Tengah di Solo, dengan lakon AA II UU (1995)
  • Juara 2 Festival Bahasa Jawa di Solo, dengan lakon Rojokoyo/sugih mblegedu (1996)

Lihat pula

Referensi