Federasi kongsi
Federasi kongsi Tionghoa di Asia Tenggara, juga dikenal sebagai demokrasi kongsi atau republik, adalah entitas poltik yang berfungsi seperti negara berpemerintahan sendiri.[1] Federasi ini terbentuk dari serikat pekerja pertambangan kongsi (Hanzi: 公司; Pinyin: gōngsī), organisasi komersial yang terdiri dari anggota yang menyediakan modal dan berbagi keuntungan.[2] Sampai dengan pertengahan abad kesembilan belas, federasi kongsi adalah satu-satunya negara yang memerintah Borneo barat. Tiga federasi kongsi terbesar di Borneo adalah Republik Lanfang, Federasi Fosjoen, dan Federasi Samtiaokioe.[3]
Kongsi komersial umum terjadi pada masyarakat diaspora Tionghoa di seluruh dunia, namun federasi kongsi di Borneo unik karena mereka merupakan negara berdaulat yang menguasai petak-petak wilayah yang luas.[3] Karakteristik ini membedakan mereka dari kesultanan di Asia Tenggara, yang memiliki kewenangan atas warga negara mereka, namun tidak mengendalikan wilayah di mana warga negara mereka tinggal.[3]
Kutipan
- ^ Heidhues 1996, hlm. 176.
- ^ Heidhues 2003, hlm. 54.
- ^ a b c Heidhues 2003, hlm. 55.
Referensi
- Heidhues, Mary Somers (1996). "Chinese Settlements in Rural Southeast Asia: Unwritten Histories". Sojourners and Settlers: Histories of Southeast China and the Chinese. University of Hawaii Press. hlm. 164–182. ISBN 978-0-8248-2446-4.
- Heidhues, Mary Somers (2003). Golddiggers, Farmers, and Traders in the "Chinese Districts" of West Kalimantan, Indonesia. Cornell Southeast Asia Program Publications. ISBN 978-0-87727-733-0.
- Wang, Tai Peng (1994). The Origins of Chinese Kongsi. Pelanduk Publications. ISBN 978-967-978-449-7.
- Wang, Tai Peng (1979). "The Word "Kongsi": A Note". Journal of the Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society. 52 (235): 102–105. JSTOR 41492844.