Bursa Efek Indonesia
Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, atau Indonesia Stock Exchange (IDX)) merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES). Demi efektivitas operasional dan transaksi, Pemerintah memutuskan untuk menggabung Bursa Efek Jakarta sebagai pasar saham dengan Bursa Efek Surabaya sebagai pasar obligasi dan derivatif.[1] Bursa hasil penggabungan ini mulai beroperasi pada 1 Desember 2007.[2][3]
Berkas:Logo IDX.jpg | |
Bursa saham | |
Didirikan | 1912 (di Jakarta, sebagai Bursa Efek Jakarta) 1940 (di Surabaya, sebagai Bursa Efek Surabaya) 2007 (di Jakarta, sebagai Bursa Efek Indonesia) |
Kantor pusat | , |
Tokoh kunci | Tito Sulistio (Direktur Utama) |
Situs web | www |
BEI menggunakan sistem perdagangan bernama Jakarta Automated Trading System (JATS) sejak 22 Mei 1995, menggantikan sistem manual yang digunakan sebelumnya.[4] Sejak 2 Maret 2009 sistem JATS ini sendiri telah digantikan dengan sistem baru bernama JATS-NextG yang disediakan OMX.
Bursa Efek Indonesia berpusat di Gedung Bursa Efek Indonesia, Kawasan Niaga Sudirman, Jalan Jenderal Sudirman 52-53, Senayan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Indeks saham
Untuk memberikan informasi yang lebih lengkap tentang perkembangan bursa kepada publik, BEI menyebarkan data pergerakan harga saham melalui media cetak dan elektronik. Satu indikator pergerakan harga saham tersebut adalah indeks harga saham. Saat ini, BEI mempunyai beberapa jenis indeks, ditambah dengan sepuluh jenis indeks sektoral.[5] Indeks-indeks tersebut adalah
- IHSG, menggunakan semua saham tercatat sebagai komponen kalkulasi Indeks.
- Indeks Individual, yang merupakan Indeks untuk masing-masing saham didasarkan harga dasar.
- Indeks LQ45, menggunakan 45 saham terpilih setelah melalui beberapa tahapan seleksi.
- Indeks IDX30, menggunakan 30 saham terpilih setelah melalui beberapa tahapan seleksi.
- Indeks Kompas100, menggunakan 100 saham pilihan harian Kompas.
- Indeks Sektoral, menggunakan semua saham yang masuk dalam sektor yang sama.
- Jakarta Islamic Index, menggunakan 30 saham terpilih yang termasuk dalam Daftar Efek Syariah yang diterbitkan oleh OJK.
- Indeks Saham Syariah Indonesia (Indonesia Sharia Stock Index (ISSI)), yang menggunakan semua saham yang termasuk dalam Daftar Efek Syariah yang diterbitkan oleh OJK.
- Indeks Bisnis-27, menggunakan 27 saham terpilih bekerja sama dengan Harian Bisnis Indonesia.
- Indeks Pefindo25, menggunakan 25 saham terpilih bekerja sama dengan Pefindo.
- Indeks SRI-KEHATI, menggunakan 25 saham terpilih yang menerapkan prinsip tata kelola yang baik dan kepedulian terhadap lingkungan, bekerjasama dengan Yayasan KEHATI.
- Indeks SMinfra18, menggunakan 18 saham terpilih yang bergerak dalam bidang infrastruktur dan penunjangnya, bekerja sama dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero).
- Indeks Infobank15, menggunakan 15 perusahaan bank terbesar dari keseluruhan bank yang tercatat di BEI. Indeks ini diluncurkan pada 7 November 2012 atas kerjasama BEi dengan PT Infoarta Pratama.
- Indeks MNC36, menggunakan 36 saham terpilih yang memiliki kinerja bagus, kapitalisasi pasar yang besar dan rasio keuangan yang positif. Indeks ini diluncurkan pada 28 Agustus 2013 atas kerjasama BEI dengan Media Nusantara Citra (MNC) Group.
- Indeks Investor33, diluncurkan pada 21 Maret 2014 atas kerjasama BEI dengan PT Media Investor Indonesia (MII). Indeks ini terdiri dari 33 saham terbesar yang dipilih dari 100 perusahaan terbaik menurut MII
- Indeks Papan Utama dan Papan Pengembangan, indeks yang didasarkan pada kelompok saham yang tercatat di BEI yaitu kelompok Papan Utama dan Papan Pengembangan.
Referensi
- ^ (Indonesia) AntaraNews: Menkeu: BEJ dan BES Merger Jadi Bursa Efek Indonesia
- ^ Situs Antara
- ^ detik Finance: BEI Aktif Mulai 1 Desember
- ^ Message from Bursa Efek Jakarta, diakses 28 Januari 2008
- ^ [1], Bursa Efek Indonesia, diakses 4 Januari 2017
Lihat pula
Pranala luar
- (Indonesia)(Inggris) Situs Resmi BEI (IDX)