Sugeng

Revisi sejak 24 Oktober 2017 06.42 oleh Wirjadisastra (bicara | kontrib) (Menolak 8 perubahan teks terakhir dan mengembalikan revisi 12075966 oleh Igho)

Dr. Sugeng adalah seorang birokrat yang sejak tahun 2015 menjabat sebagai Kepala Bank Indonesia (BI) Institute [1], sebuah lembaga pembelajaran, studi dan riset Bank Sentral di Indonesia. Sebelumnya, Sugeng menjabat sebagai Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia di New York, Amerika Serikat.[2][3][4]

Dr. Sugeng
Berkas:BINST Launching (1491).jpg
Dr. Sugeng
[[Kepala Bank Indonesia Institute]] 1
Masa jabatan
31 Agustus 2015 – 15 November 2016
Informasi pribadi
Lahir12 September 1958 (umur 66)
Indonesia Purworejo, Indonesia
AlmamaterUniversitas Gadjah Mada (1984), (2012)
William College (1992)
ProfesiBankir, ekonom, peneliti
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Kehidupan pribadi dan karier

Berkas:BINST Launching (1332).jpg
Dr. Sugeng bersama Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo

Sugeng memperoleh gelar sarjana ekonomi studi pembangunan dari Universitas Gadjah Mada pada 1984. Kemudian pada 1991 ia melanjutkan pendidikan pascasarjana di William College, Masschussets, USA mengambil bidang Center for Development Economics. Pada 2012 dia mendapatkan gelar doktor di Universitas Gadjah Mada.

Sugeng memulai kariernya di Bank Indonesia sejak 1986 sebagai Asisten Ekonom Urusan Ekonomi dan Statistik Bank Indonesia. Pada 1994 ia diangkat menjadi Staf Gubernur. Kemudian pada 1998-2001 dirinya ditugaskan mewakili BI sebagai Adviser Executive Director di IMF. Lalu pada 2001-2004 ia menjabat sebagai Kepala Divisi Ekonomi Makro Bank Indonesia. Pada September 2015 sampai September 2016 dirinya menjabat Direktur Eksekutif BI Institute.

Kemudian pada Oktober 2016 ia diangkat kembali menjadi Staf Ahli Dewan Gubernur dalam pengelolaan BI Institute hingga saat ini. Jabatannya sekarang ini memberikan saran dan masukan bagi pengembangan BI Institute yang berkelas dunia baik terkait dengan learning maupun riset.

Sejak masih berkarier di Biro/Grup Kebijakan Moneter Bank Indonesia, Sugeng mengamati bahwa inflasi di Indonesia bukanlah hanya sebatas fenomena moneter saja, namun sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor non-moneter seperti masalah suplai dan distribusi barang/komoditas. Pada waktu itu, gangguan suplai dan atau distribusi barang/komoditas sangat mempengaruhi inflasi secara keseluruhan. Hal ini tercermin pada tinggi dan sangat berfluktuasinya inflasi Volatile Food yang di dalamnya terdapat komoditas daging ayam ras, daging sapi, bawang merah, beras, cabai merah, dan lainnya.[5][6][7][8][9]

Berkas:BINST Launching (1489).jpg
Dr. Sugeng bersama Anggota Dewan Kehormatan BI Institute : (ki-ka) Hal Hill, M. Chatib Basri, Agus D.W. Martowardojo, Boediono, Andrew Sheng, Perry Warjiyo

Pada tahun 2008, Sugeng mengambil inisiatif memperkuat peran Tim Pengendalian inflasi (TPID). Cara yang ditempuh adalah membentuk Kelompok Kerja Nasional (POKJANAS) TPID yang beranggotakan Bank Indonesia, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam menangani inflasi di daerah. Dengan kewenangan yang dimilikinya, Kementerian Dalam Negeri (atas masukan Bank Indonesia), memerintahkan agar setiap daerah membentuk TPID. Dengan adanya instruksi ini, jumlah TPID yang pada tahun 2008 hanya sekitar 30 TPID, terus meningkat secara signifikan dan pada saat ini jumlah TPID telah mencapai 489 yang tersebar di seluruh Indonesia. Dia juga menggagas dilaksanakannya Rapat Koordinasi Nasional TPID setiap tahun yang dipimpin oleh Presiden atau Menteri, dan dalam kesempatan tersebut juga diumumkan TPID-TPID terbaik yang berhasil menangani inflasi. Dengan perkembangan tersebut, inflasi volatile food dapat ditekan tingkat fluktuasinya dan perkembangannya pun mengalami tren menurun. Perkembangan ini membawa dampak positif terhadap kinerja inflasi secara keseluruhan yang saat ini berada di kisaran target Bank Indonesia 4+/-1%.[10][11][12][13][14]

Berkas:File-3.jpg
Dr. Sugeng bersama Deputy Gubernur BI Perry Warjiyo dan mantan Gubernur BI Boediono

Sugeng saat ini dicalonkan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menjadi Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia, menggantikan Ronald Waas yang akan memasuki masa purna bakti pada akhir 2016. Berdasarkan uji kelayakan dan kepatutan yang dilakukan oleh Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada tanggal 1 Desember 2016, Sugeng terpilih menjadi Deputi Gubernur Bank Indonesia.[15][16][17][18][19][20][21][22]

Pengalaman kerja

Tahun Organisasi/Perusahaan Jabatan/Posisi Peran dan Tanggung Jawab Prestasi/Pencapaian
1986 - 1994 Urusan Ekonomi dan Statistik, Bank Indonesia Asisten ekonom Menyiapkan data dan analisis/ kajian terkait ekonomi dan moneter Analisis dan kajian digunakan sebagai pendukung Rapat Dewan Gubernur
1994 - 1998 Bank Indonesia Staf Gubernur Bank Indonesia Menyiapkan bahan-bahan pendukung bagi Gubernur Bank Indonesia pada berbagai forum seperti Rapat Dewan Gubernur/ Sidang/ Seminar nasional dan internasional Bahan–bahan pendukung sangat membantu bagi kelancaran kegiatan Gubernur Bank Indonesia
1998 - 2001 International Monetary Fund, Washington D.C., USA Adviser Executive Director, IMF Memberikan saran/ masukan kepada Executive Director IMF untuk Board Meeting IMF Saran dan masukan sangat membantu dalam menentukan stance dari Executive Director Office dari South East Asia Voting Group (SEAVG) di IMF yang mewakili 13 negara anggota ASEAN plus Fiji, Tonga, dan Nepal dalam Board Meeting IMF dalam membahas berbagai isue ekonomi di negara-negara tertentu atau isue ekonomi dunia
2001 - 2004 Divisi Ekonomi Makro, Bank Indonesia Kepala Divisi Menyusun analisis/ kajian ekonomi makro sebagai bahan masukan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia Bahan analisis dan kajian sangat membantu Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia dalam mengambil kebijakan di bidang moneter
2004 - 2008 Biro Pengaturan dan Pengembangan Pengelolaan Moneter, Bank Indonesia Direktur / Kepala Biro Menyusun pengaturan dan pengelolaan moneter dengan tujuan agar operasi moneter dapat efektif dalam menjaga kestabilan pasar keuangan sehingga dapat mendukung tercapainya tujuan akhir Bank Indonesia (kestabilan nilai rupiah) serta mendukung terselenggaranya stabilitas sistim keuangan Indonesia Tersedianya beragam instrumen moneter yang berguna dalam mendorong terwujudnya kestabilan pasar keuangan pasca krisis keuangan 2008
2009 - 2013 Biro Kebijakan Moneter Direktur Eksekutif/ Kepala Biro Menyiapkan kajian ekonomi moneter sebagai bahan Rapat Dewan Gubernur serta memberikan rekomendasi kebijakan di bidang moneter Rekomendasi-rekomendasi kebijakan di bidang moneter telah membantu penguatan kestabilan ekonomi dan menunjang pertumbuhan ekonomi Indonesia pasca krisis keuangan 2008
2013 – 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York Direktur Eksekutif/ Kepala Kantor Perwakilan Mendukung tugas-tugas Kantor Pusat Bank Indonesia melalui pembuatan kajian-kajian di bidang ekonomi moneter, stabilitas sistim keuangan, dan sistim pembayaran untuk studi kasus negara-negara tertentu di kawasan AS, Kanada, dan Amerika Latin.

Mendisiminasi kebijakan Bank Indonesia dan Pemerintah serta meng update perkembangan ekonomi Indonesia kepada stake holders Bank Indonesia dan para investor luar negeri. Menjalin dan memperkuat hubungan dengan stake holder bank sentral di kawasan, utamanya Federal Reserve Bank (the Fed) New York

Tersedianya kajian-kajian ekonomi moneter, dan sistim pembayaran yang berguna untuk mendukung kebijakan di Kantor Pusat di bidang tersebut.

Ter-updatenya stake holders dan investor di kawasan dengan kebijakan baru Bank Indonesia dan Pemerintah serta perkembangan ekonomi moneter, stabilitas sistim keuangan, dan sistim pembayaran nasional. Terjalinnya hubungan yang sangat erat antara Bank Indonesia dengan beberapa bank sentral di kawasan, khususnya the Fed. New York. Manfaat yang diperoleh dari kedekatan ini antara lain adalah diberikan akses yang lebih luas kepada pegawai Bank Indonesia untuk mengikuti kursus-kursus di the Fed. New York serta kesediaan Presiden the Fed New York sebagai pembicara pada acara Joint International Seminar di Bali pada Agustus 2016 yang dihadiri oleh negera-negara EMAP.

2015- sekarang Bank Indonesia Institute Direktur Eksekutif/ Kepala Bank Indonesia Institute Meningkatkan kualitas SDM Bank Indonesia pada khususnya dan bangsa pada umumnya melalui kegiatan pembelajaran (learning) serta studi dan riset di bidang ekonomi dan keuangan Terselenggaranya kegiatan learning yang lebih terprogram, terstruktur dan berkelas dunia yang didukung oleh terbentuknya Dewan Kehormatan Bank Indonesia Institute yang terdiri dari pihak eksternal yang merupakan tokok ternama baik dari dalam maupun luar negeri serta didukung oleh Faculty Member internal dan eksternal Bank Indonesia yang terdiri dari pakar di bidang makroekonomi, moneter market, keuangan dan sistim pembayaran baik dari akademisi maupun profesional[23][24][25][26][27][28]

Referensi

  1. ^ www.bi.go.id/id/institute/default.aspx Bank Indonesia Institute http://www.bi.go.id/id/institute/default.aspx www.bi.go.id/id/institute/default.aspx Bank Indonesia Institute Periksa nilai |url= (bantuan). Diakses tanggal 3 November 2016.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  2. ^ "Luncurkan BI Institute, BI Gandeng The Fed dan Boe". Tempo.co. Diakses tanggal 3 November 2016. 
  3. ^ "BI Institute Ingin Cetak SDM Terbaik Bagi Bank Sentral". Sindonews. Diakses tanggal 3 November 2016. 
  4. ^ "Luncurkan BI Institute, Bank Indonesia Gandeng The Fed". Okezone. Diakses tanggal 3 November 2016. 
  5. ^ "Sekarang Ada BI Institute, Lalu Apa Gunanya Ya?". 
  6. ^ [1]
  7. ^ "BI Teams Up With Global Financial Institutions To Develop Human Resources - Antara News Bali". 
  8. ^ "BI Institute Fokuskan Riset dan Studi". 23 Agustus 2016. 
  9. ^ "Hadapi Era Dinamis, BI Institute Gelar Seminar Internasional". 27 September 2016. 
  10. ^ "Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi - Menghadiri Grand Launching BI Institute". 
  11. ^ "Kembangkan SDM, BI Gandeng The Fed dan Bank Sentral Lain". 
  12. ^ "Grand Launching BI Institute - Republika Online". 
  13. ^ [2]
  14. ^ Media, Kompas Cyber. "BI Institute Gagas Kepemimpinan Ekonomi Hadapi Era VUCA - Kompas.com". 
  15. ^ kabarnusa.com. "BI Institute Siapkan Pemimpin Ekonomi Antisipasi Perubahan Global". 
  16. ^ liputan8, Admin. "Bupati Iksan Iskandar Terima PIN Penyematan dari BI Institute". 
  17. ^ [3]
  18. ^ RI, Setjen DPR. "Parlementaria Terkini - Dewan Perwakilan Rakyat". 
  19. ^ "Mirza Adityaswara : BI Berharap Pemilukada Serentak Tidak Bergejolak -". 
  20. ^ "Antisipasi Resiko Ekonomi, BI Gelar Pelatihan Kepemimpinan". 
  21. ^ "BI Gelar Pelatihan Kebanksentralan - Koran Solo". 
  22. ^ [4]
  23. ^ "BI Institute Gelar Seminar Internasional Neuro-Economic Leadership - Bali Ekbis". 2 Oktober 2016. 
  24. ^ Tempo.Co. "BI Institute Undang 28 Bupati Bahas Pengendalian Inflasi - bisnis - tempo.co". 
  25. ^ [5]
  26. ^ "Kumpulkan Kepala Daerah, BI Bahas Strategi Pengendalian Inflasi". 
  27. ^ [6]
  28. ^ "Sah! Sugeng dan Rosmaya, Deputi Gubernur BI Terpilih". 

Pranala luar