Agama di Amerika Serikat

artikel daftar Wikimedia

Sebagai negara imigran yang multietnis dan multikultural, Amerika Serikat adalah tempat bagi berbagai kepercayaan dan agama saling bertemu. Meskipun termasuk negara dengan ideologi liberal, penduduk Amerika Serikat mayoritas mengaku bahwa agama berperan penting dalam kehidupan mereka sehari-hari.[1] Amerika Serikat menganut paham sekuler sehingga negara tidak mengakui agama tertentu sebagai agama resmi dan menjunjung tinggi kebebasan beragama setiap penduduknya. Dasar hukum kebebasan beragama di Amerika Serikat tercantum dalam Amandemen Pertama Konstitusi Amerika Serikat.[2] Menurut penelitian dari Pusat Penelitian Pew pada tahun 2014, mayoritas penduduk Amerika Serikat memeluk agama Kristen sebanyak 70,6%. Penganut ajaran Kristen di Amerika Serikat datang dari berbagai denominasi, yang terbesar adalah gereja beraliran Protestan dengan persentase 46,5% dari keseluruhan jumlah penduduk. Terdapat juga penganut agama Kristen Katolik yang menyusun 20,8% dari total populasi Amerika Serikat. Terdapat pula sebagian kecil pengikut gereja-gereja Ortodoks yang dibawa oleh para imigran dari Eropa Timur dan Timur Tengah. Yahudi adalah agama terbesar kedua di Amerika Serikat dengan persentase 1,9%. Meskipun minoritas orang-orang Yahudi di Amerika Serikat banyak memegang peranan penting dalam bidang pemerintahan dan bisnis di Amerika Serikat.

Agama non-Kristen terbesar ketiga di Amerika Serikat adalah Islam. Terdapat sebanyak 0,1% umat muslim di Amerika Serikat. Penganut agama dharmik seperti Hindu dan Buddha di Amerika Serikat kebanyakan dibawa oleh imigran asal benua Asia. Orang yang tidak tergabung dalam agama tertentu di Amerika Serikat memiliki jumlah pengikut yang besar. Tercatat sebanyak 22,8% penduduk Amerika Serikat mengaku sebagai penganut paham ateisme atau agnostisisme.[3]

Dalam dekade terakhir, jumlah penduduk Amerika Serikat yang memiliki agama mengalami penurunan. Penurunan terjadi pada jumlah penganut agama Kristen baik itu dari gereja-gereja Protestan, Gereja Katolik, dan aliran Kristen lainnya. Namun sebaliknya, jumlah orang yang tidak beragama di Amerika Serikat cenderung semakin meningkat. Menurut penelitian Pusat Penelitian Pew terjadi kenaikan sebesar 6,7% orang yang tidak tergabung dalam kelompok agama tertentu dalam kurun waktu 2007 hingga 2014.[4] Jumlah umat muslim juga cenderung mengalami peningkatan bahkan semenjak peristiwa Serangan 11 September 2001.[5] Diperkirakan pada tahun 2050 jumlah muslim di Amerika Serikat akan melampaui jumlah penganut agama Yahudi.[6] Dari 50 negara bagian di Amerika Serikat dan 1 distrik federal, Mississippi adalah negara bagian yang paling religius dengan persentasi 59% penduduk masuk dalam kategori yang sangat religius. Diurutan kedua ditempati oleh negara bagian Alabama dengan persentase 56% penduduk tergolong kedalam kategori sangat religius. Sedangkan Utah yang merupakan negara bagian dengan kantong populasi pengikut mormon terbesar terdapat 54% penduduknya yang termasuk kategori sangat religius.[7]

Sejarah

Agama pribumi Amerika

 
Tenskwatawa, dikenal sebagai nabi Shawnee adalah tokoh spiritual dan tokoh perlawanan Suku Indian.

Sebelum datangnya para penjelajah dari Eropa yang membawa ajaran Kristiani, penduduk asli Amerika sudah memiliki kepercayaan tradisional sendiri. Kepercayaan orang-orang Indian tergolong kedalamkepercayaan animisme dan dinamisme. Orang Indian Amerika kala itu percaya kepada suatu kekuatan gaib yang mereka sebut dengan Wakan Tanka. Suku Indian biasa melakukan upacara dan ritual keagamaan dalam kehidupan mereka. Tujuan dari upacara dan ritual ini untuk mendapatkan kekuatan dalam menghadapi kesulitan dalam hidup, seperti ritual penyembuhan orang sakit dan ritual meminta hujan.

Upacara dan ritual juga umum diselenggarakan untuk memperingati suatu tahap kehidupan, seperti upacara memasuki masa kedewasaan, upacara pernikahan, dan upacara kematian.[8] Tokoh pemimpin kepercayaan Indian yang terkenal adalah Tenskwatawa. Tenskwatawa dianggap sebagai nabi oleh suku Shawnee. Para pengikut Tenskwatawa percaya bahwa akan datang suatu bencana yang akan menghancurkan orang-orang kulit putih dari tanah mereka.[9] Tenskwatawa mengajarkan kepada para pengikutnya untuk tidak bergaya hidup seperti orang Eropa. Tenskwatawa memerintahkan pengikutnya untuk menyerahkan semua senjata api, minuman keras, dan pakaian ala Eropa. Tenskwatawa memaksa para pengikutnya untuk membayar setengah dari utang mereka kepada para pedagang Eropa dan mengajak semua kaumnya untuk berusaha dengan segala upaya agar tidak memberikan hak tanah mereka kepada pemerintah Amerika Serikat.[10]

Gelombang pengungsi korban persekusi agama

Pada abad ke-17 benua Amerika dijadikan tempat pengungsian bagi banyak orang dari benua Eropa untuk menghindari diskriminasi dan penganiayaan atas dasar agama. Para pengungsi ini selain menambah keberagaman agama di Amerika Serikat juga membawa kontribusi terhadap perkembangan dan pembangunan di Amerika Serikat. Tercatat beberapa wilayah dibangun dan dikembangkan oleh para pengungsi, diantaranya adalah Massachusetts dan Pulau Rhode adalah dua wilayah yang dibangun oleh kaum Puritan dari Inggris, negara bagian Pennsylvania yang berkembang atas jasa seorang Quaker, negara bagian Maryland dibangun oleh pengungsi Katolik dari Inggris, dan negara bagian Virginia yang dibentuk oleh umat Kristen Anglikan dari Inggris.[11]

Puritan

Kaum Puritan adalah kelompok gereja beraliran Protestanisme yang memperjuangkan kemurnian dogma dan tata cara peribadatan, begitu juga kesalehan perseorangan dan jemaat. Kelompok keagamaan ini berasal dari Inggris dan kata Puritan sendiri berasal dari bahasa Inggris yaitu pure yang berarti murni karena awal terbentuknya gerakan keagamaan ini adalah atas dasar tujuan untuk memurnikan ajaran dan tata cara peribadatan yang telah diubah oleh kaum Anglikan. Pada masa pemerintahan Raja James I, kaum Puritan mengalami perlakuan buruk sehingga memaksa mereka untuk pindah dari Inggris agar terbebas dari tekanan dan dapat menjalankan agamanya dengan baik.[12]

Pada tahun 1630 kaum Puritan yang dipimpin oleh John Winthrop mendarat di pantai timur laut benua Amerika. Orang-orang Puritan lalu mendirikan sebuah daerah koloni baru di Teluk Massachusetts. Karena sikap kaum Puritan yang terkesan kaku dan tidak toleran terhadap kaum pendatang lain, maka beberapa tokoh seperti  Anne HutchinsonRoger Williams, dan Thomas Hooker memilih untuk pindah dari Teluk Massachusetts menuju selatan. Roger Williams lalu membangun koloni baru di Pulau Rhode, sedangkan Thomas Hooker membuat daerah koloni baru yang kini dikenal dengan nama Connecticut.

Referensi

  1. ^ http://www.pewglobal.org/2002/12/19/among-wealthy-nations/. Diakses tanggal 21-11-2017.
  2. ^ http://constitution.findlaw.com/amendment1.html. Diakses tanggal 21-11-2017.
  3. ^ http://www.pewforum.org/2015/05/12/americas-changing-religious-landscape/. Diakses tanggal 21-11-2017
  4. ^ http://www.pewresearch.org/fact-tank/2015/08/27/10-facts-about-religion-in-america/. Diakses tanggal 21-11-2017
  5. ^ http://www.nydailynews.com/news/national/number-muslims-u-s-doubles-9-11-article-1.1071895. Diakses tanggal 21-11-2017
  6. ^ http://www.breitbart.com/big-government/2015/12/10/muslim-population-u-s-double-2050-study-shows/. Diakses tanggal 21-11-2017
  7. ^ https://www.huffingtonpost.com/entry/gallup-most-and-least-religious-states-2016_us_589def85e4b03df370d5d8d4. Diakses tanggal 22-11-2017
  8. ^ https://www.legendsofamerica.com/na-religion/. Diakses tanggal 22-11-2017
  9. ^ Adam Jortner, The Gods of Prophetstown: The Battle of Tippecanoe and the Holy War for the American Frontier (2011)
  10. ^ Rachel Buff, "Tecumseh and Tenskwatawa: Myth, Historiography and Popular Memory." Historical Reflections/Réflexions Historiques (1995): 277-299.
  11. ^ http://classroom.synonym.com/the-religious-settlements-in-the-13-colonies-12086540.html. Diakses tanggal 22-11-2017
  12. ^ http://www.history.com/topics/puritanism. Diakses tanggal 22-11-2017