Inisiatif Chiang Mai
Inisiatif Chiang Mai (CMI) adalah kesepakatan pertukaran mata uang multilateral yang melibatkan sepuluh anggota Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), Republik Rakyat Cina (termasuk Hong Kong), Jepang, dan Korea Selatan. CMI memiliki cadangan valuta asing sebesar US$120 miliar dan diluncurkan tanggal 24 Maret 2010. Cadangan tersebut diperluas hingga US$240 miliar pada tahun 2012.[1]
Inisiatif ini berawal dalam bentuk rangkaian kesepakatan pertukaran bilateral setelah negara-negara ASEAN Plus Three bertemu pada rapat tahunan Bank Pembangunan Asia di Chiang Mai, Thailand, tanggal 6 Mei 2000. Setelah krisis keuangan Asia 1997, negara-negara anggota merintis inisiatif ini untuk menangani permasalahan likuiditas jangka pendek dan membantu kinerja kesepakatan serta organisasi keuangan internasional lainnya seperti Dana Moneter Internasional.
Sejarah
Pembentukan
Pada puncak krisis keuangan Asia 1997, pemerintah Jepang mengusulkan pembentukan Dana Moneter Asia sebagai versi regional dari Dana Moneter Internasional (IMF). Namun demikian, rencana ini batal setelah ditentang habis-habisan oleh Amerika Serikat.[3] Seusai krisis, menteri keuangan negara-negara anggota Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), Republik Rakyat Cina, Jepang, dan Korea Selatan bertemu pada Rapat Tahunan Dewan Gubernur Bank Pembangunan Asia (ADB) di Chiang Mai, Thailand, tanggal 6 Mei 2000 untuk membahas pembentukan jaringan kesepakatan pertukaran mata uang bilateral.[4] Rencana ini disebut Inisiatif Chiang Mai dan bertujuan untuk menghindari berulangnya krisis keuangan Asia. Inisiatif ini mencakup pembentukan dana cadangan valuta asing yang dapat diakses bank sentral negara-negara anggota untuk melawan spekulasi mata uang.[5] Inisiatif ini juga akan melengkapi sumber daya uang lembaga-lembaga internasional seperti IMF.[6][7] Joint Ministerial Statement (JMS) yang dirilis setelah Rapat Menteri Keuangan ASEAN+3 menyebutkan pembentukan CMI.[8]
Para kritikus pertamanya mempertanyakan alasan insiatif ini. Asia Times Online menulis dalam sebuah editorial beberapa hari setelah pertemuan tersebut, "Gagasan bahwa kesepakatan pertukaran mata uang atau perluasan konsep dana moneter Asia [...] akan mencegah krisis Asia atau krisis yang lebih buruk justru keliru dan berbahaya secara politik."[9] Setelah Direktur Pelaksana IMF Horst Köhler mengunjungi lima negara Asia, termasuk Thailand, bulan Juni 2000, Asia Times Online mengkritik dukungannya terhadap "rencana pertukaran mata uang [...] ASEAN Plus Three yang penuh kekurangan dan tampaknya tidak akan mungkin tercipta".[10] Dalam sebuah wawancara tahun 2001 dengan Far Eastern Economic Review, Köhler menyatakan bahwa CMI akan mendorong kerja sama dan pembangunan ekonomi kawasan dan ia tidak menolak terbentuknya Persatuan Moneter Asia.[2]
Perluasan
Pada 16 Oktober 2009, jaringan ini terdiri dari 16 kesepakatan bilateral di antara negara-negara ASEAN Plus Three senilai US$90 miliar. Selain itu, ASEAN Swap Arrangement memiliki dana cadangan sebesar US$2 miliar.[11]
Multilateralisasi
Rapat ke-10 Menteri Keuangan ASEAN+3 bulan Mei 2007 menyepakati perkembangan CMI lebih lanjut.
CMI bertujuan memperluas pertukaran bilateral ASEAN. Selain itu, CMI bertujuan membantu fasilitas keuangan IMF yang sudah ada. Namun demikian, krisis keuangan global membuktikan bahwa CMI tidak berfungsi sebagaimana mestinya dan masih perlu diperbaiki lagi. Alih-alih mencari perlindungan likuiditas CMI, Korea Selatan dan Singapura menggunakan Federal Reserve Amerika Serikat untuk melindungi likuiditasnya, sedangkan Indonesia meminta bantuan Cina dan Jepang.[12] Para pembuat kebijakan pun menyadari bahwa CMI butuh kesepakatan dana cadangan dan memutuskan untuk melakukan multilateralisasi terhadap CMI. CMIM terbentuk karena keputusan tersebut.
Pada bulan Februari 2009, ASEAN+3 setuju untuk memperbesar dana cadangannya menjadi $120 miliar dari $78 miliar yang diusulkan tahun 2008.[13][14]
Pada pertemuan menteri keuangan ASEAN di Pattaya, Thailand, bulan April 2009, kontribusi setiap negara anggota untuk dana cadangan ini ditetapkan. Masing-masing anggota pendiri ASEAN—Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Thailand—menyumbangkan US$4,77 miliar, sedangkan lima anggota sisanya menyumbang antara US$30 juta dan US$1 miliar.[15] Kesepuluh negara ini rencananya bertemu dengan para mitra seusai rapat menteri keuangan, tetapi dibatalkan karena peresmian perjanjian multilateralnya ditunda akibat krisis politik Thailand.[16][17] Ketika pemimpin tiga belas negara bertemu di Bali bulan Mei 2009, mereka menetapkan kontribusi Cina, Jepang, dan Korea Selatan.[18] Dalam pertemuan ini, Hong Kong hadir sebagai peserta baru yang kontribusinya disatukan dengan Cina walaupun Hong Kong memiliki "kewenangan keuangan terpisah". Keterlibatan Hong Kong meningkatkan total kontribusi Cina menjadi US$38,4 miliar, setara dengan Jepang, dan Korea Selatan dengan kontribusi sebesar US$19,2 miliar.[19] Cina dan Jepang masih menjadi kontributor terbesar karena masing-masing menyumbang 32% total kontribusi. Bersama Korea Selatan, ketiga negara ini mencakup 80% total kontribusi untuk CMIM, sedangkan 20% sisanya dari negara-negara ASEAN.[20]
Pada Rapat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN+3 ke-15 di Manila, Filipina, tanggal 3 Mei 2012, semua peserta sepakat memperluas CMIM dari $120 miliar menjadi $240 miliar. ASEAN+3 juga setuju untuk mengadopsi CMIM Precautionary Line (CMIM-PL) yang dirancang sesuai program PPL di IMF untuk mencegah krisis keuangan. Selain itu, pangsa lepas IMF dinaikkan dari 20 persen menjadi 30 persen dan rencananya naik menjadi 40 persen pada tahun 2014. Mengenai perluasan pendanaan CMIM, negara-negara pesertanya dapat menerima maksimal $30 miliar.[21]
Chiang Mai Initiative Multilateralisation (CMIM) Agreement ditandatangani tanggal 28 Desember 2009,[22][23] dan berlaku tanggal 24 Maret 2010.[24][25][26]
Bacaan lanjutan
- Grimes, William W., The Asian Monetary Fund Reborn? Implications of Chiang Mai Initiative Multilateralization (Asia Policy, January 2011)
- Lipscy, Phillip Y., Japan's Asian Monetary Fund Proposal (Stanford Journal of East Asian Affairs, Spring 2003)
Lihat pula
Catatan
- ^ http://www.thenews.com.pk/Todays-News-3-98519-Briefs
- ^ a b "Focusing the Fund on Financial Stability". Far Eastern Economic Review. 14 June 2001. hlm. 48–50. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 December 2001. Diakses tanggal 14 March 2010.
- ^ Lipscy, Phillip Y. "Japan's Asian Monetary Fund Proposal." Stanford Journal of East Asian Affairs 3(1): 93-104
- ^ "ASEAN, China, Japan, S.Korea Agree on Currency Swap". People's Daily. 7 May 2000. Diakses tanggal 3 January 2010.
- ^ Crampton, Thomas (8 May 2000). "East Asia Unites to Fight Speculators". The New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 April 2013. Diakses tanggal 3 January 2010.
- ^ "Asians will defend their money". Manila Standard. Associated Press. 8 May 2000. hlm. 1–2.
Countries would lend dollars to each other to help defend the value of their currencies during speculative attacks or other currency problems. The loans would be paid back in local currencies at a fixed rate. It would complement existing international institutions, the statement said, acknowledging likely opposition from the United States if a deal eventually led to an attempt to replace the Washington based International Monetary Fund. Malaysia, which has long urged fellow Asian nations to rely on each other for help, rather than on the West, refused the IMF's treatment and suffered less in the crisis than others.
- ^ Mahboob-ul Alam, Chaklader (12 November 2009). "The Chiang Mai currency initiative". The Daily Star. Diakses tanggal 2 January 2010.
- ^ "ASEAN Plus Three Cooperation Database" (PDF). Association of Southeast Asian Nations. 9 January 2009. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 18 December 2014. Diakses tanggal 5 June 2012.
- ^ "Silly scheming in Chiang Mai". Asia Times Online. 9 May 2000. Diakses tanggal 3 January 2010.
- ^ "IMF revisits the scene of the crime". Asia Times Online. 3 June 2000. Diakses tanggal 3 January 2010.
- ^ "The Agreement on the Swap Arrangement under the Chiang Mai Initiative (as of October 16, 2009)" (PDF). Bank of Japan. 16 October 2009. Diakses tanggal 4 January 2010.[pranala nonaktif permanen]
- ^ Sussangkarn, Chalongphob. "The Chiang Mai Initiative Multilateralization: Origin, Development and Outlook" (PDF). Asian Development Bank. Diakses tanggal 3 April 2015.
- ^ "Action Plan to Restore Economic and Financial Stability of the Asian Region". ASEAN. 22 February 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 November 2013. Diakses tanggal 2 January 2010.
- ^ "Asia set to boost emergency fund". BBC News. 22 February 2009. Diakses tanggal 2 January 2010.
- ^ "ASEAN countries agree on individual contributions to regional reserve pool". Xinhua News Agency. 9 April 2009. Diakses tanggal 3 January 2010.
- ^ Romero, Alexis Douglas B. (14 April 2009). "Planned regional fund faces delay". BusinessWorld. 22 (178). Diakses tanggal 3 January 2010. [pranala nonaktif]
- ^ Wijaya, Agoeng (14 April 2009). "Talks on ASEAN+3 Crisis Fund Continues Despite Bangkok Riots". Tempo. Diakses tanggal 3 January 2010.
- ^ "ASEAN, China, Japan, SKorea finalise crisis pact". Agence France-Presse. 3 May 2009. Diakses tanggal 2 January 2010.
- ^ "Hong Kong SAR joins ASEAN+3 foreign currency reserve pool". China Central Television. Xinhua News Agency. 4 May 2009. Diakses tanggal 3 January 2010.
- ^ "The Establishment of The Chiang Mai Initiative Multilateralization (Joint Press Release)". Ministry of Finance (Singapore). 28 December 2009. Diakses tanggal 5 June 2012.
- ^ "ASEAN+3 Finance Ministers and Central Bank Governors' Meeting Successfully Concludes" (PDF). Ministry of Strategy and Finance (Korea). 3 May 2012. Diakses tanggal 5 June 2012.
- ^ "Asean Members Sign Chiang Mai Initiative Multilateralization Agreement". Bernama. 28 December 2009. Diakses tanggal 2 January 2010.
- ^ "Chiang Mai Initiative multilateral accord signed". The Star. 29 December 2009. Diakses tanggal 2 January 2010.
- ^ "Date set for currency swap". The Japan Times. 30 December 2009. Diakses tanggal 1 January 2010.
- ^ Yoon, Ja-young (28 December 2009). "Asian Monetary Fund to Debut in March". The Korea Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 31 December 2009. Diakses tanggal 2 January 2010.
- ^ "ASEAN+3's $120b swap deal put in place". The Jakarta Post. 29 December 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 January 2010. Diakses tanggal 2 January 2010.
Referensi
- Asami, Tadahiro (1 March 2005). "Chiang Mai Initiative as the Foundation of Financial Stability in East Asia" (PDF). Institute for International Monetary Affairs. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 16 March 2012. Diakses tanggal 4 January 2010.
- Henning, C. Randall (2002). East Asian Financial Cooperation (PDF). Washington, D.C.: Peterson Institute for International Economics. ISBN 978-0-88132-338-2.
- Park, Yung Chul; Wang, Yunjong (14 January 2005). "The Chiang Mai Initiative and Beyond". The World Economy. 28 (1): 91–101. doi:10.1111/j.1467-9701.2005.00618.x.
- Rana, Pradumna B. (February 2002). "Monetary and Financial Cooperation in East Asia: The Chiang Mai Initiative and Beyond" (PDF). Economics Research Department Working Paper Series. Asian Development Bank. ISSN 1655-5252. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 6 December 2010. Diakses tanggal 23 January 2010.