KRD Tanahabang-Nambo
Kereta Rel Diesel (KRD) Tanahabang-Nambo adalah sebuah kereta api komuter yang pernah beroperasi dengan trayek Tanahabang-Nambo pp. Kereta api ini dahulu beroperasi pada tahun 2002 untuk mengisi Jalur kereta api Citayam-Nambo yang saat itu tidak terpakai.
KRD Tanahabang-Nambo | |
---|---|
Ikhtisar | |
Jenis | Ekonomi |
Sistem | Kereta Api Komuter |
Status | Tidak beroperasi |
Lokasi | Daerah Operasi I Jakarta |
Terminus | Tanahabang Nambo |
Stasiun | 7 |
Penumpang harian | 250.000 orang (1991) |
Operasi | |
Dibuka | 1950 (sebagai kereta api lokal yang ditarik lokomotif uap) 1977 (sebagai kereta KRD Tanahabang-Nambo) |
Ditutup | 28 Desember 1995 (akibat banjir) Krisis finansial Asia 1997 30 Desember 2002 (akibat banjir) 2008 |
Dibuka kembali | 4 Februari 1996 (setelah banjir) 5 Februari 2001 (setelah krisis moneter) 31 Januari 2002 (setelah banjir) |
Operator | PT Kereta Api Indonesia |
Depo | Tanahabang dan Bukit Duri |
Rangkaian | Tidak ada |
Data teknis | |
Panjang lintas | 65 km |
Lebar sepur | 1067 mm |
Kecepatan operasi | 50 s.d. 60 km/jam |
Sejarah
Sejarah ini berawal dari kereta api biasa yang ditarik lokomotif uap dengan rute ke Jabung, Jonggol, Bantargebang, Cibarusah, Cileungsi dan wilayah timur Kabupaten Bogor yang beroperasi sejak tahun 1950-an. Kemudian diganti dengan lokomotif diesel hidrolik seperti D301, BB301, BB303, BB304, dan BB306, pada tahun 1970-an awal, tepatnya era PJKA (Perusahaan Jawatan Kereta Api), yang menggantikan peran B25 dan C18.
Lokomotif diesel hidrolik seperti seri D dan BB itu pernah ramai di jalur ini pada tahun 1974 sampai 1995. Kemudian diganti dengan lokomotif diesel elektrik seperti CC201 dan CC203 di tahun 1995. Kemudian meramaikan jalur ini sejak tahun 1995 sampai sekarang.
Kemudian, jalur ini ditutup selama dua tahun, kemudian dibuka tahun 1998 setelah kerusuhan dan krisis moneter, jalur ini diaktifkan dan diganti dengan KRD MCW 302 pada tahun 1999. Kereta api ini menggunakan Kereta Rel Diesel Hidrolik (KRDH) MCW 302 buatan pabrik kereta api Nippon Sharyo pada tahun 1980-1987.
Kereta api ini berhenti beroperasi pada tahun 2008 karena faktor usia kereta api dan ketidaktersediaan suku cadang. Setelah dinonaktifkan, rangkaian kereta api ini disimpan di Balai Yasa Manggarai. Pada tahun 2013, sisa-sisa rangkaian kereta api ini dibawa ke Stasiun Purwakarta untuk dibesituakan.
Stasiun dan halte
Dulu, saat masih jadi kereta api lokal (seperti melayani rute ke Jabung, Jonggol, Bantargebang, Cibarusah, Cileungsi, Cianjur, dan wilayah timur Kabupaten Bogor) yang ditarik lokomotif diesel hidrolik dan lokomotif uap, kereta api ini berhenti di setiap halte dan stasiun kereta api seperti:
- Pada lintas kereta api menuju ke Jabung:
- Pada lintas kereta api menuju ke Jonggol-Cianjur:
- Stasiun Depok
- Stasiun Citayam***
- Stasiun Pondok Rajeg
- Stasiun Ciriung****
- Stasiun Cibinong
- Stasiun Nambo
- Krajan****
- Stasiun Cicadas* ****
- Stasiun Wanaherang Selatan****
- Stasiun Wanaherang***
- Stasiun Kalipayuk** ****
- Stasiun Cileungsi******
- Stasiun Weninggalih* ****
- Stasiun Singasari
- Stasiun Sukajaya*
- Stasiun Pendung*
- Stasiun Jonggol*** *******
- Stasiun Cariu
- Stasiun Cikalong
- Stasiun Cianjur
Catatan:
- *) = Berhenti di Stasiun Cicadas, Weninggalih, Singasari, Sukajaya, dan Pendung, jika setiap rangkaian dan hari kerja/sekolah.
- **) = Berhenti di Stasiun Kalipayuk, hanya jika mengalami persilangan/persusulan dengan kereta api barang/penumpang antarkota/KAJJ yang melintas langsung, hanya menaikturunkan penumpang di hari Selasa sampai Jum'at.
- ***) = Semua perjalanan Kereta api lokal berhenti dan berakhir di sini.
- ****) = Hanya dipakai sebagai stasiun kereta api persilangan.
- *****) = Tidak aktif/mati.
- ******) = Memiliki percabangan ke Bantar Gebang.
- *******) = Memiliki percabangan ke Cibarusa.
Saat beroperasi, kereta api ini berhenti di Stasiun Tanahabang, Stasiun Manggarai, Stasiun Citayam, Stasiun Pondok Rajeg, Stasiun Cibinong, Stasiun Gunung Putri dan berakhir di Stasiun Nambo.
Pengganti
Kereta api ini telah digantikan oleh KRL Commuter Jabodetabek karena sekarang Jalur kereta api Citayam-Nambo telah dielektrifikasi, sehingga KRL dapat melewati dan resmi dioperasikan mulai tanggal 1 April 2015. Harga kereta api ini saat itu hanya Rp.1000.
Pranala luar