National Schools Debating Championship
Indonesian Schools Debating Championship (ISDC) adalah kompetisi debat parlementar tingkat SMU se-Indonesia. Selain sebagai kompetisi tingkat nasional yang diikuti oleh tim-tim yang mewakili berbagai provinsi di Indonesia, ISDC juga menjadi wahana seleksi delegasi Indonesia ke World Schools Debating Championship (WSDC) setiap tahunnya.
Sejarah
Sebelum tahun 2002, delegasi Indonesia ke WSDC dipilih oleh Departemen Pendidikan Nasional berdasarkan beberapa pertimbangan. Salah satu pertimbangan tersebut adalah hasil dari kompetisi High School Debating Championship (HSDC) yang diadakan oleh English Debating Society Universitas Indonesia (EDS UI). Berdasarkan prestasi yang menjanjikan yang diraih delegasi Indonesia ke WSDC 2001 dan 2002, Departemen Pendidikan Nasional akhirnya menunjuk Association for Critical Thinking (ACT) sebagai pelaksana tetap ISDC sebagai wahana seleksi delegasi Indonesia ke WSDC hingga sekarang (2006).
ACT sendiri merupakan organisasi nirlaba yang dibentuk oleh beberapa alumni pedebat dari Universitas Indonesia, Universitas Katolik Atmajaya, dan Institut Teknologi Bandung. ACT bertujuan meningkatkan kemampuan berpikir kritis di kalangan pelajar Indonesia dengan kegiatan debat kompetitif sebagai alat andalannya. Dalam melaksanakan ISDC, ACT bekerjasama dengan para guru di provinsi-provinsi dan dengan komunitas debat di tingkat universitas.
Pada ISDC 2002 dan 2004, selain tim yang mewakili provinsi, panitia juga mengundang beberapa sekolah yang unggul prestasi debatnya untuk menambah jumlah tim dan membantu menaikkan kualitas kompetisi secara keseluruhan. Sejak ISDC 2005, hal ini tidak dilakukan lagi sebab pesertanya sudah berjumlah 32 tim dari 32 provinsi di Indonesia.
ISDC 2002 memilih delegasi Indonesia ke WSDC 2003, namun karena rentang waktu antara WSDC 2003 dan 2004 terlalu kecil, diputuskan bahwa delegasi yang sama juga dikirim ke WSDC 2004 (kecuali satu orang yang harus diganti karena sudah lulus SMU).
Tujuan
- Memperkenalkan nilai-nilai positif kegiatan debat kepada para peserta, yang mencakup kemampuan menghargai perbedaan, berpikir secara analitis, presentasi, dan kerjasama tim.
- Menyediakan wahana bagi pemuda Indonesia untuk menyuarakan pendapat dan berekspresi, serta kesempatan bagi para pelajar untuk mengkaji berbagai permasalahan secara kritis.
- Menjadi alat penyebarluasan nilai-nilai positif kegiatan debat kepada masyarakat pada umumnya dan menginspirasikannya kedalam sistem pendidikan di Indonesia.
- Memilih 8 pedebat terbaik untuk dilatih sebagai kandidat anggota tim Indonesia ke WSDC.
- Memperat tali persatuan nasional di antara provinsi-provinsi peserta.
Syarat Keikutsertaan
Tim yang berkompetisi dalam WSDC sudah merupakan pilihan dari masing-masing provinsi dan sekolah undangan (bila ada). Pemilihan delegasi provinsi dilakukan di masing-masing daerah di bawah koordinasi Departemen Pendidikan Nasional bekerjasama dengan panitia pelaksana ISDC. Seleksi tingkat provinsi dilakukan baik melalui kompetisi debat regional maupun melalui cara-cara lain, sesuai kemampuan masing-masing provinsi.
Selain itu, peserta juga harus memenuhi persyaratan berikut:
- Warga Negara Indonesia (WNI)
- Masih terdaftar sebagai siswa sekolah menengah tingkat atas di Indonesia enam bulan setelah dimulainya WSDC tahun berikutnya
- Masih berusia di bawah 18 tahun pada saat pembukaan WSDC tahun berikutnya (bulan Juli)
Format dan Sistem Pertandingan
Format yang digunakan dalam ISDC adalah ‘’World Schools Style’’, sama seperti yang digunakan dalam WSDC.
Kompetisi dalam ISDC dibagi dalam dua turnamen:
- Babak Nasional (‘’National Rounds’’)
- Babak WSDC (‘’WSDC Rounds’’)
Babak Nasional
Babak ini memperebutkan gelar juara nasional ISDC dan mencari 24 pembicara terbaik (individual) yang akan maju ke babak WSDC. Babak ini terdiri atas 6 babak penyisihan yang dilangsungkan menggunakan sistem ‘’power matching’’ berdasarkan angka kemenangan (‘’victory point’’) dan jumlah ‘’vote’’ juri. Tim yang lolos ke 16 besar akan mengikuti babak eliminasi yaitu perdelapan final, perempat final, semifinal dan final.
Selain itu, nilai yang diraih masing-masing pembicara selama babak penyisihan dijumlahkan untuk menentukan peringkat pembicara terbaik (‘’best speaker’’).
Babak WSDC
Dari 24 pembicara terbaik hasil Babak Nasional, dibentuklah 8 tim yang akan bertanding lagi di Babak WSDC. Pembentukan tim diatur semata-mata berdasarkan peringkat yang diraih oleh masing-masing pedebat tanpa melihat asal provinsinya lagi. Misalnya, tim A dibentuk dari pedebat peringkat 1, 9, dan 24, tim B pedebat peringkat 2, 10, dan 23 (ISDC 2005).
Babak WSDC berlangsung selama tiga babak dengan system ‘’power matching’’ dan tidak ada babak eliminasi maupun partai final (ISDC 2005). Hasil yang dicari adalah peringkat 8 pembicara terbaik yang kemudian menjadi kandidat anggota delegasi Indonesia ke WSDC.
Babak WSDC menjadi tantangan yang unik bagi peserta karena walaupun hasil yang hendak dicapai adalah individual, namun peserta tetap harus berkompetisi dalam tim yang notabene baru dibentuk. Untuk membantu peserta menyesuaikan diri, diadakan sesi ‘’team bonding’’ di satu hari tenang di antara Babak Nasional dan Babak WSDC.
Pemilihan Delegasi WSDC
Kedelapan pembicara terbaik hasil ISDC akan dilatih sambil diseleksi bersama-sama oleh Tim Pelatih yang dipilih berdasarkan proses tender dari kalangan pedebat/juri senior di Indonesia. Tim Pelatih kemudian akan memilih empat orang untuk ditetapkan sebagai anggota delegasi Indonesia ke WSDC tahun berikutnya.
Seminar
Mengingat tidak semua tim memiliki latar belakang pengalaman atau pelatihan debat yang sama, sebelum Babak Nasional dimulai diadakan seminar pelatihan debat dasar. Pelatihan ini memberikan pengetahuan dasar minimal tentang debat yang harus dimiliki oleh seluruh peserta. Pelatihan ini diberikan oleh panitia dengan bantuan para alumni WSDC tahun sebelumnya dan para pedebat senior tingkat universitas.
Penjurian
Sesuai ketentuan WSDC, jumlah juri dalam tiap debat haruslah ganjil, biasanya 3 orang. Namun demikian, bila jumlah juri yang memenuhi syarat kurang, Ketua Dewan Juri dapat mengalokasikan juri tunggal pada beberapa debat.
Keputusan juri adalah berupa ‘’vote’’ dan kemenangan diraih oleh tim yang meraih ‘’vote’’ terbanyak dari panel juri dalam debat tersebut. Di akhir debat, setiap juri memberikan penjelasan atas keputusannya masing-masing dan memberikan wejangan bagi para pedebat agar mereka dapat meningkatkan kemampuannya di debat-debat berikutnya.
Untuk menjaga kualitas penjurian, diadakan pula Pelatihan Juri, terutama bagi juri yang belum terbiasa dengan format ‘’World Schools’’. Juri yang boleh memimpin debat di turnamen ini harus sudah memenuhi standar akreditasi yang ditetapkan panitia. Pada akhir setiap debat, peserta diberikan formulir yang mereka isi dengan umpan balik mereka tentang juri yang bersangkutan.
Juri yang memimpin pertandingan babak eliminasi dan babak WSDC harus sudah pernah menjadi juri babak penyisihan sehingga kualitas penjuriannya dapat dipantau oleh panitia.
Kepanitiaan
ISDC diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Pelaksanannya dilakukan bekerjasama dengan Association for Critical Thinking (ACT), sebuah lembaga swadaya masyarakat lokal yang bergerak di bidang pendidikan.
Hasil kompetisi yang lalu
ISDC 2005
ISDC 2005 diselenggarakan pada tanggal 1-8 Desember 2005 di Jakarta dengan hasil sebagai berikut:
- 24 Pembicara Terbaik berasal dari: Jakarta (3 org), Bali (3 org), Yogyakarta (3 org), NAD (3 org), Bengkulu (3 org), Papua (2 org), Sulsel (2 org), Sumut (1 org), Riau (1 org), Jabar (1 org), Jateng (1 org) dan Sulut (1 org)
- 8 Pembicara Terbaik adalah: Jourdan Khalid Hussein (Jakarta), Kevin Kristian (Jakarta), Dyah Ayu NR (Jakarta), Putu Norma Astyari (Bali), Diera Yosefina (Jabar), Li Pei Jung (Sumut), Teddy (Riau), dan Ligia Yudith Giay (Papua)
- Babak Nasional:
- Juara I: Jakarta
- Juara II: Yogyakarta
- Tim Favorit: Papua
- Delegasi Indonesia ke WSDC 2006 (Cardiff, Wales): (belum dipilih)
ISDC 2002 dan 2004
- ISDC 2002 memilih delegasi Indonesia ke WSDC 2003 (Lima, Peru): Sahil Kush Mahtani, Siti Astrid Kusumawardhani, Jurist Tan, Putu Sanjaya
- ISDC 2002 juga memilih delegasi Indonesia ke WSDC 2004 (Stuttgard, Germany): Sahil Kush Mahtani, Siti Astrid Kusumawardhani, Ziarini Zaki Karmiadji, Putu Sanjaya
- ISDC 2004 memilih delegasi Indonesia ke WSDC 2005 (Calgary, Canada): Siti Soraya Cassandra, Taufik Ramadhan, Aditya Rakhman, Haldar Buldan
Delegasi Indonesia ke WSDC 2001 -2002
- WSDC 2001 (Johannesburg, South Africa): Ina Damayanti, M. Donny Eryastha, Rusdi Ghazali Malueka, Aulia Astagina Ramadhani, Marlisa Supeno
- WSDC 2002 (Singapore): Ina Damayanti, Fathir Fajar Siddiq, Karina Sigar, Minerva A. Soedjatmiko, Jeni Wardin
Pelatih Delegasi Indonesia ke WSDC
- 2001: Achmad N. Sukarsono
- 2002: Idauli Hutasoit
- 2003: Achmad N. Sukarsono & Puguh Priambodo
- 2004: Dayu Nirma Amurwanti & Rully Sandra
- 2005: Enda Ersinalsal Ginting
Lihat juga
Referensi
- ”The 2005 ISDC Program Book”, Association for Critical Thinking (ACT), 2005
- “Penutupan ISDC Banjir Pemenang”, di laman web Direktorat Pendidikan Menengah Umum]