Investasi Berdasarkan Nilai
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada April 2016. |
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. |
Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
|
Investasi Berdasarkan Nilai merupakan paradigma investasi yang berasal dari ide-ide investasi yang Ben Graham dan David Dodd mulai ajarkan di Columbia Business School pada tahun 1928 dan kemudian dikembangkan pada tahun 1934 melalui buku mereka Security Analysis. Meskipun Investasi Berdasarkan Nilai memiliki berbagai metode, umumnya melibatkan membeli efek yang dinilai murah dengan beberapa bentuk analisis fundamental. Sebagai contoh, efek tersebut mungkin saham di perusahaan publik yang diperdagangkan pada diskon terhadap nilai buku atau nilai buku tangible, memiliki hasil dividen yang tinggi, memiliki http://www.yekti-sulistiyo.com/2018/01/pengertian-pe-ratio-atau-PER.html yang rendah atau rasio harga terhadap nilai buku yang rendah.
Pendukung paling terkenal dari Investasi Berdasarkan Nilai, termasuk komisaris Berkshire Hathaway Warren Buffett, berpendapat bahwa esensi dari Investasi Berdasarkan Nilai adalah membeli saham kurang dari nilai intrinsik mereka. Diskon harga pasar dari nilai intrinsiknya adalah yang Benjamin Graham sebut sebagai "marjin pengaman". Nilai intrinsik adalah nilai yang lebih rendah dari semua kemungkinan nilai masa depannya. Namun, nilai masa depan dan tingkat diskon yang tepat hanya dapat berupa asumsi. (Graham tidak pernah menganjurkan menggunakan angka-angka asumsi masa depan, hanya berdasarkan masa lalu). Selama 25 tahun terakhir, Warren Buffett telah mengambil konsep Investasi Berdasarkan Nilai lebih jauh dengan fokus pada "menemukan perusahaan yang luar biasa pada harga yang masuk akal" daripada perusahaan generik dengan harga murah.