Prasasti Pucangan merupakan sebuah prasasti yang berbahasa Sanskerta dan Jawa Kuno,[1] merupakan prasasti peninggalan zaman pemerintahan Airlangga, yang menjelaskan tentang beberapa peristiwa serta silsilah keluarga raja secara berurutan. Prasasti ini disebut juga dengan Calcutta Stone, karena sekarang prasasti ini disimpan di Museum India di Kolkata (Calcutta), India.

Prasasti Pucangan terdiri dari dua prasasti berbeda yang dipahat pada sebuah batu, di sisi depan menggunakan bahasa Jawa Kuno dan di sisi belakang menggunakan bahasa Sanskerta, namun kedua prasasti tersebut ditulis dalam aksara Kawi (Jawa Kuno). Prasasti ini berbentuk blok berpuncak runcing serta pada bagian alas prasasti berbentuk bunga teratai.

Penamaan prasasti Pucangan ini, berdasarkan kata Pucangan yang ditemukan pada prasasti tersebut, pada prasasti ini menceritakan adanya suatu perintah untuk membangun suatu tempat pertapaan di Pucangan, yaitu nama sebuah tempat dahulunya di sekitar gunung Penanggungan, kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.[2]

Penemuan

Prasasti ini ditemukan pada masa Raffles menjadi Gubernur pemerintahan kolonial Inggris di Batavia, dan kemudian mengirimkannya ke Gubernur Jendral Lord Minto di Calcutta.[3]

Teks prasasti berbahasa Sanskerta

Alih Aksara

Alih aksara alam bahasa Sanskerta (Witasari, 2009) adalah sbb.:[4]

  1. // svasti // tribhira piguna airu petonŗņa āvvidhānesthi tautathā pralaye aguņaiti yaħ prasiddhasta smaidhāthre namas satatam
  2. agaņi vikrama guruņā praņam yamānas surādhipe nasadã piyas trivikrama iti prathito loke namasta smai

Alih Bahasa

  1. Selamat! Hormat selalu baginya, yang diberkati dengan ketiga guna ketika takdir para manusia telah ditetapkan, hingga ketika kehancuran telah diatur, demikian bagi Pencipta tidak memiliki guna
  2. Hormat baginya, demikianlah triwikrama yang dikenal dunia oleh langkah yang besar tanpa perhitungan, juga selalu hormat oleh pikiran raja para dewa

Rujukan

  1. ^ Poesponegoro, M.D. (1992). Sejarah nasional Indonesia: Jaman kuno. PT Balai Pustaka. ISBN 979-407-408-X. 
  2. ^ Kern, H., (1917), Steen van den berg Pananggungan (Soerabaja), thans in’t India Museum te Calcutta, Verspreide Gescriften VII, 85-114, Gravenhage: Martinus Nijhoff.
  3. ^ Raffles, Sir Thomas Stamford, (1817), The History of Java, Vol. II, London:Black, Parbury, and Allen.
  4. ^ Vernita Hapri, Witasari (2009). Prasasti Pucangan Sansekerta 954 Saka (Suatu Kajian Ulang) (PDF). FIB Universitas Indonesia. hlm. 22–42. 

Bacaan lanjutan

  • Kern, H., (1913), Een Oud-Javaansche steeninscriptie van Koning Er-Langga, Gravenhage: Martinus Nijhoff, 13 h.
  • Stutterheim, W.E., (1937), Oudheidkundige aantekeningen:XLVIII. Waar lag Erlangga's kluizenarij van den Pucangan?, BKI, 95.
  • Poerbatjaraka, R. N., (1941), Strophe 14 van de-Sanskrit-zijde der Calcutta-steen, TBG, LXXXI, 425-437.