Toboali, Bangka Selatan

ibu kota Kabupaten Bangka Selatan, Indonesia
Revisi sejak 1 Juli 2018 11.24 oleh Hendrihioe (bicara | kontrib) (Pariwisata: Perbaikan)

Toboali adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Indonesia. Toboali adalah nama Kota sekaligus nama ibukota kecamatan, juga sebagai ibukota Kabupaten Bangka Selatan. Nama lain Toboali adalah Sabang, yang dalam pelafalan orang Toboali disebut Habang. Orang Sabang atau orang Toboali berbicara banyak menggunakan huruf h, misalnya sabun dilapalkan sebagai habun, dst. Mata pencaharian masyarakat Toboali banyak sebagai petani lada, meskipun sekarang sudah mulai ditinggalkan karena kurang menguntungkan, dan sekarang penduduk Toboali banyak bekerja di sektor tambang timah, yaitu TI(tambang inkonvensional). Di kota selatan pulau bangka ini hampir tidak terdapat perusahaan berupa pabrik atau industri proses/kimia yang besar, terkecuali hanya tambang timah, yaitu PT.Timah dan PT. Kobatin.

Toboali
Negara Indonesia
ProvinsiKepulauan Bangka Belitung
KabupatenBangka Selatan
Pemerintahan
 • Camat-Jusvinar
Populasi
 • Total65,138 jiwa (2.010) jiwa
Kode Kemendagri19.03.01 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS1905030 Edit nilai pada Wikidata
Desa/kelurahan11( 3 kelurahan 8 Desa)
Peta
PetaKoordinat: 2°58′S 106°30′E / 2.967°S 106.500°E / -2.967; 106.500
Pasar Toboali

Masyarakat bangka selatan, terutama toboali pada masa jayanya timah, hidup dengan berkecukupan, tetapi akan menjadi masalah untuk paska timah. Fasilitas publik di kota ini termasuk kurang, mengingat daerah ini baru berkembang. masyarakat di daerah ini kebanyakan hidup mandiri secara ekonomi, karena pemerintah kelihatannya kurang intervensi dalam mengentaskan kemiskinan.

Budaya orang toboali salah satunya adalah 'kawin massal', menikah dengan jumlah pasangan yang banyak, disertai dengan hiburan band, yang pada umumnya dilaksanakan malam hari, yang akhir-akhir ini membawa banyak masalah terutama dapak negatif generasi mudanya yang tidak militan belajar menuntut ilmu, dan ada kecenderungan hura-hura dan foya-foya.

Transportasi darat lancar berupa bus Antarkota seperti Damri & bis lokal lainnya, terutama menghubungkan kota toboali ke Kota Koba & ibukota provinsi, serta beberapa jalur umum lainnya, seperti trayek sadai. transportasi laut, terutama pelabuhan sadai menyeberangkan penumpang dari pulau bangka ke pulau belitung serta pulau jawa. Rata-rata orang toboali punya sepeda & kota Toboali punya jalur sepeda gunung (MTB) yang menantang.

Kehidupan ekonomi sedang berkembang & belum memanfaatkan teknologi maju, seperti nelayan yang tradisional, petani tradisional. Masyarakat toboali secara umum sudah terbuka dengan kemajuan dan mulai bisa mengikuti arus perubahan global dengan ditopang sarana transportasi dan telekomunikasi yang lancar dan lumayan layak. Meskipun demikian tingkat kemajuannya lambat, karena pemerintah daerahnya agak lamban dalam melihat peluang perubahan dan persaingan global yang semestinya mengembangkan dan mendorong rakyatnya untuk bisa menerobos halangan kemajuan ekonomi, pendidikan, budaya dan sosial politik.

Sejarah

Asal kata Toboali menurut beberapa versi adalah;

  1. Pada tempat tersebut terdapat kebun tebu milik Ali dan orang menyebut daerah itu Tebu Ali.
  2. Pada tempat tersebut terdapat tebu yang bisa beralih dengan sendirinya, hingga disebut Tebu Alih atau Tebu Ale.
  3. Pada tempat tersebut, pernah tinggal seorang tokoh bernama Raden Wahab. Beberapa waktu setelah dia wafat, makamnya digali untuk suatu kepentingan. Mereka menemukan bagian kepala jenazah dia telah hilang. Menurut bisikan ghaib yang diterima pihak keluarganya bahwa bagian kepala jenazah tersebut telah beralih ke tempat kelahiran dia di daerah Palembang. Hingga berita bagian tubuh yang beralih tersiar luas ke masyarakat, maka mulai saat itu daerah ini disebut Tubuh Alih dan dalam perkembangannya sebutan tersebut menjadi Toboali.

Administrasi

Kecamatan Kota Toboali merupakan pusat pemerintahan sekaligus ibu kota Kabupaten Bangka Selatan. Kecamatan Toboali secara administratif terbagi menjadi 11 Desa/Kelurahan yaitu Kelurahan Toboali, Kelurahan Teladan, Kelurahan Tanjung Ketapang, Desa Gadung, Desa Bikang, Desa Jeriji, Desa Serdang, Desa Kepoh, Desa Rindik, Desa Rias dan Desa Kaposang.[1]

Geografi

Toboali dengan luas wilayah 1.460,36 km, berbatasan dengan Kecamatan Air Gegas di sebelah utara dan barat, Selat Bangka di sebelah selatan kemudian di sebelah timur berbatasan dengan Selat Gaspar dan Kecamatan Tukak Sadai. Lokasi yang berbatasan dengan laut tersebut, menjadikan 5 dari 11 desa di Kecamatan Toboali merupakan desa pesisir. Namun apabila dilihat dari topografi, semua desa/kelurahan mempunyai topografi datar.

Kecamatan Toboali beriklim tropis tipe A, dengan tekanan udara rata-rata berkisar 1.009,4 mb pada tahun 2010. Suhu udara rata-rata yang terjadi di Kecamatan Toboali tahun 2010 cukup sejuk yaitu 26,95 dengan kelembaban sebesar 82,8 % dan curah hujan rata-rata sebesar 287,0 mm/bulan yang terjadi selama 260 hari.[2][3]

Demografi

Komposisi penduduk di Kecamatan Toboali tahun 2010 tercermin pada piramida penduduknya yang didominasi oleh kelompok umur usia produktif yaitu penduduk berusia 15-64 tahun. Selain itu komposisi penduduk juga di dominasi oleh penduduk laki-laki dengan sex ratio tahun 2010 sebesar 106 artinya untuk setiap 206 jiwa penduduk di Kecamatan Toboali terdapat 100 penduduk perempuan dan 106 penduduk laki-laki. Kondisi ini harus menjadi perhatian pemerintah dalam menyiapkan lapangan usaha agar penduduk usia produktif ini tidaklah menjadi potensi pengangguran di Kecamatan Toboali.

Selama periode 2008-2010, jumlah penduduk Kecamatan Toboali terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 jumlah penduduk sebanyak 54.799 jiwa kemudian tumbuh sebesar 1,45 persen pada tahun 2009 sehingga penduduk menjadi 55.592 jiwa. Meskipun terjadi pertumbuhan penduduk pada tahun 2009, namun kepadatan penduduk tahun 2009 masih sama dengan tahun 2008 yaitu 38 jiwa/km. Tahun 2010 jumlah penduduk Kecamatan Toboali sebanyak 65.071 jiwa dengan pertumbuhan penduduk 17,05 persen dan kepadatan penduduk 45 jiwa/km.[4]

Pendidikan

Mencerdaskan kehidupan bangsa adalah salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai-mana disebut dalam pembukaan dan batang tubuh UUD 1945. Upaya pemenuhan tujuan tersebut dilaksanakan melalui penyelenggaraan pendidikan yang tersebar di seluruh wilayah nusantara baik negri atau swasta. Untuk Kecamatan Toboali tahun 2010 sudah tersedia sampai pada jenjang SMA/sederajat dengan rincian sekolah SD negeri/swasta sebanyak 30 unit, SMP negeri/swasta 8 unit, serta SMA negeri/swasta sebanyak 4 unit.

Dari sekolah yang ada tersebut jumlah murid pada tahun 2010 berjumlah 11.318 siswa negeri/swasta dengan sebaran murid SD sebanyak 8.739 murid, murid SMP sebanyak 2.628 murid, dan murid SMA sebanyak 1.467 murid.[5]

Sebagai pendukung sarana dan prasarana yang telah dibangun harus diimbangi pula dengan keberadaan guru yang relatif banyak. Hingga tahun 2010 jumlah guru yang berada di Kecamatan Toboali seluruhnya ada 618 orang baik untuk sekolah negeri ataupun swasta dengan rincian mengajar di SD sebanyak 419 orang, di SMP sebanyak 155 orang, dan di SMU sebanyak 95 orang.[6]

Kesehatan

Hingga tahun 2010, fasilitas kesehatan yang dimiliki Kota Toboali sudah cukup lengkap. Hal ini dibuktikan dengan adanya satu rumah sakit (RSUD Toboali), dua puskesmas induk, empat puskesmas pembantu, dan 43 posyandu.[7]

Jumlah tenaga medis di Kecamatan Toboali tahun 2010 meningkat dibandingkan tahun 2009. Dimana pada tahun 2010 jumlah dokter yang ada sebanyak 12 orang, 100 orang sebagai paramedis, dan 18 orang sebagai bidan desa.[8]

Dari sepuluh penyakit terbanyak yang menjadi gangguan kesehatan penduduk di Kecamatan Toboali, penyakit infeksi akut Malaria paling banyak diderita oleh masyarakat. Selain paling banyak, perkembangan penyakit ini pesat, bisa dilihat tahun 2009 penderita penyakit ini sebanyak 2535 orang kemudian meningkat tajam pada tahun 2010 menjadi 3061 orang. Hal ini harus menjadi perhatian serius pemerintah agar tercipta SDM yang sehat.[9]

Pertanian

Sektor Pertanian merupakan salah satu sektor utama dalam perekonomian Kecamatan Toboali, karena merupakan kontributor terbesar ke dua terhadap PDRB Kecamatan Toboali. Dilihat dari subsektor pendukungnya, kontribusi subsektor tanaman bahan makanan (tabama) dan subsektor perkebunan merupakan merupakan yang terbesar.[10]

Pada subsektor tabama, padi merupakan komoditas utama karena menghasilkan produksi yang terbesar dibandingkan dengan komoditas tabama lainnya. Pada tahun 2010 produksi padi (padi sawah dan padi ladang) mencapai 4.585 ton, meningkat 79,6 ton dari tahun sebelumnya. Sedang produksi jagung mencapai 235,5 ton, ketela pohon 1.848 ton dan kacang tanah 47,15 ton. Lada dan karet merupakan komoditas unggulan pada subsektor perkebunan di Kecamatan Toboali. Selama tiga tahun terakhir yaitu dari tahun 2008 sampai tahun 2010 produksi lada dan karet selalu meningkat. Tahun 2008 produksi lada mencapai 500 ton kemudian meningkat hingga tahun 2010 mencapai 505 ton, sedangkan untuk karet tahun 2008 produksinya mencapai 651 ton kemudian terus meningkat hingga tahun 2010 mencapai 671 ton.[11]

Pertambangan

Pertambangan merupakan salah satu sektor penting bagi perekonomian Kecamatan Toboali, karena di dalamnya terdapat produk yang bernilai tinggi yaitu timah dan sektor ini cukup banyak dalam hal penyerapan tenaga kerja. Dari data yang ada, produksi bijih timah di Kec. Toboali selama tiga tahun terakhir terus menurun. Tahun 2008 produksi bijih timah mencapai 3.683 ton dan terus menurun hingga tahun 2010 mencapai 1.665 ton.[12]

Dalam hal penyerapan tenaga kerja, tahun 2008 sektor pertambangan mampu menyerap 805 Tambang Inkonvensional (TI) dengan tenaga kerja 2523 orang. Tahun 2009 penyerapnya menurun menjadi hanya 186 TI dengan tenaga kerja 605 orang. Tahun 2010 penyerapanya meningkat lagi menjadi 801 TI dengan tenaga kerja 3204 orang. Dengan produksi bijih timah yang menurun dan peningkatan tenga kerja pada tahun 2010 menunjukan adanya penurunan produktivitas.[13]

Energi

Pada sektor energi, penyediaan listrik PLN di Kecamatan Toboali hanya dinikmati sekitar 28,37 persen dari rumah tangga (RT) yang ada, sisanya sebesar 10,48 persen menggunakan mesin diesel sendiri, 41,61 persen menggunanakan diesel milik orang lain dan sebanyak 10,48 persen menggunakan minyak tanah.[14]

Transportasi

Untuk hal transportasi, masyarakat Kecamatan Toboali lebih banyak menggunakan motor & sepeda. Dari data yang ada, jumlah kendaraan bermotor yang digunankan terus meningkat dari tahun 2008 yaitu 32256 motor menjadi 32869 motor pada tahun 2010 serta jumlah pesepeda yang meningkat tiap tahunnya. Guna mendukung kelancaran sektor transportasi tersebut dibuatlah jalan-jalan aspal, jalan aspal juga selelu di pelihara untuk kelancaran transportasi bis-bis yang menuju ke Pangkalpinang. Sampai tahun 2010 kondisi jalan di Kecamatan Toboali sudah cukup bagus. Dari sekitar 230 km panjang jalan yang ada di Kecamatan Toboali, 75 persen jalan sudah diaspal sedangkan 25 persen masih dalam kondisi tanah.[http://bangkaselatankab.go.id/

Pariwisata

 
Tembok utara Benteng Toboali

1.Benteng Toboali.


Benteng Toboali merupakan peninggalan pemerintah kolonial Belanda yang dibangun pada tahun 1825 di sebuah bukit dipinggir pantai sebelah utara kelurahan Tanjung Ketapang, Toboali di Bangka Selatan. Jarak benteng dari pusat kota Toboali hanya sekitar 10 menit perjalanan dengan kendaraan bermotor. Jarak benteng ini sekitar 130 Km dari Kota Pangkalpinang. Dari bukit yang berketinggian sekitar 18 meter itu, dapat dilihat pemandangan Pantai Bhayangkara atau yang lebih akrab di sebut warga setempat dengan Pantai Nek Aji.

Ketika memasuki area benteng, pengunjung akan disambut oleh deretan anak tangga yang landai dan sebuah artifak berbentuk rudal tua yang dipasang mengarah ke langit di sisi kanan anak tangga. Pada dinding benteng terdapat pohon-pohon yang tumbuh dengan akar-akar besarnya yang menempel, yang menjadi spot menarik bagi pengunjung untuk berfoto.

Benteng dengan ukuran luas 54X32 meter ini memang sudah tidak utuh lagi. Atap serta sebagian dinding sudah rubuh. Benteng ini dibangun dengan tinggi bervariasi antara 2 meter – 3 meter, dengan ketebalan dinding benteng bagian utama sekitar 90-120 cm. Di dalam benteng dapat dilihat ada 7 ruangan yang dulunya digunakan sebagai barak prajurit, dapur, ruang administrasi, gudang makanan dan tempat menyimpan senjata. Di tengah benteng terdapat kursi-kursi batu yang katanya menjadi tempat para prajurit bertemu ataupun makan. Benteng Toboali memang dibangun oleh Pemerintah Kolonial Belanda untuk melindungi Kota Toboali yang mempunyai posisi sangat strategis dalam penguasaan pertambangan timah oleh pemerintah kolonial Belanda sejak abad ke-16. Lokasi benteng juga dipilih karena alasan stratejik, yaitu berada di atas bukit yang dapat memantau perairan di Laut Jawa di sebelah selatan Bangka serta Pelabuhan Bom Pendek di Toboali. Seperti kota Muntok di ujung barat Pulau Bangka, Pemerintah kolonial Belanda juga membagi Toboali dalam beberapa klaster, yaitu klaster Eropa, klaster Cina dan klaster Melayu untuk pribumi agar dapat mengendalikan penduduk Bangka dan stabilititas di Toboali. Dari Benteng Toboali, pengunjung dapat menyaksikan pemandangan kota Toboali serta Pantai Nek Aji dan beberapa bangunan-bangunan tua yang dibangun oleh pemerintah Kolonial Belanda, yang salah satunya berfungsi sebagai gedung wedana. Biasanya, orang-orang berkunjung ke benteng ini di waktu sore hari.