Argumentasi

Revisi sejak 22 Mei 2018 16.06 oleh Argo Carpathians (bicara | kontrib) (←Suntingan 182.0.238.92 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh HsfBot)

Argumentasi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang ditulis dengan tujuan untuk meyakinkan atau membujuk [butuh rujukan] pembaca. Dalam penulisan argumentasi isi dapat berupa penjelasan, pembuktian, alasan, maupun ulasan obyektif dimana disertakan contoh, analogi, dan sebab akibat.

Tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti.

Menurut Iskandar, sudah saatnya masyarakat mengubah paradigma agar lulusan SMP tidak latah masuk SMA. Kalau memang lebih berbakat pada jalur profesi sebaiknya memilih SMK. Dia mengingatkan sejumlah risiko bagi lulusan SMP yang sembarangan melanjutkan sekolah. Misalnya, lulusan SMP yang tidak mempunyai potensi bakat-minat ke jalur akademik sampai perguruan tinggi, tetapi memaksakan diri masuk SMA, dia tidak akan lulus UAN karena sulit mengikuti pelajaran di SMA. Tanpa lulus UAN mustahil bisa sampai perguruan tinggi. Pada akhirnya mereka akan menjadi pengangguran karena pelajaran di SMA tidak memberi bekal untuk bekerja. [1]

Kesimpulan dari paragraf tersebut ialah memilih SMA tanpa pertimbangan yang matang hanya akan menambah pengangguran.

Dilihat dari struktur informasinya, dalam paragraf argumentasi akan ditemukan:

  • Pendahuluan, bertujuan untuk menarik perhatian pembaca, memusatkan perhatian pembaca kepada argumen yang akan disampaikan, atau menunjukkan dasar-dasar mengapa argumentasi dikemukakan.
  • Tubuh argumen, bertujuan untuk membuktikan kebenaran yang akan disampaikan dalam paragraf argumentasi sehingga kesimpulan yang akan dicapai juga benar. Kebenaran yang disampaikan dalam tubuh argument harus dianalisis, disusun, dan dikemukakan dengan mengadakan observasi, eksperimen, penyusun fakta, dan jalan pikiran yang logis.
  • Kesimpulan atau ringkasan, bertujuan untuk membuktikan kepada pembaca bahwa kebenaran yang ingin disampaikan melalui proses penalaran memang dapat diterima sebagai sesuatu yang logis.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Sumber : Cerdas Berpikir Bahasa dan Sastra Indonesia