Uang darurat

Revisi sejak 28 Januari 2017 06.29 oleh Cristoval21 (bicara | kontrib) (Dibuat dengan menerjemahkan halaman "Notgeld")
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Uang darurat mengacu kepada uang yang dikeluarkan oleh sebuah lembaga dalam keadaan krisis ekonomi maupun politik. Lembaga yang mengeluarkan biasanya adalah lembaga tanpa persetujuan resmi dari pemerintah resmi. Ini biasanya teerjadi ketika uang yang dikeluarkan oleh negara tidak tersedia dari bank sentral. Salah satu contohnya adalah notgeld (bahasa Jerman untuk uang darurat) yang dikeluarkan di Jerman dan Austria selama Perang Dunia I dan Interbellum. Lembaga yang mengeluarkan dapat berupa bank tabungan dari sebuah kota, munisipalitas dan perusahaan milik swasta atau negara.

Uang darurat Jerman, 1917-19

Uang darurat biasanya dikeluarkan dalam bentuk uang kertas. Kadang-kadang, ada juga yang dikeluarkan dalam bentuk lain, seperti uang logam, sutra, linen, prangko, aluminium foil, batu bara, dan porselen; ada juga laporan tentang penggunaan belerang, juga berbagai macam kertas daur ulang dan material karton (contoh: kartu remi). Penggunaan kartu remi adalah sangat jarang dan dikenal sebagai Spielkarten, bahasa Jerman untuk "kartu remi".

Uang darurat adalah alat pembayaran sah di sebuah wilayah atau daerah, tapi juga dapat digunakan secara meluas. Uang darurat berbeda dari uang pendudukan (skrip) yang dikeluarkan oleh tentara yang menduduki sebuah tempat selama perang.

Di Jerman dan Austria

Notgeld selama Perang Raya

 
Uang kertas darurat sebesar 50 pfennig yang dikeluarkan oleh kota Burghausen di Jerman selatan pada tahun 1918
 
Uang kertas darurat sebesar 10 juta Mark dari Trier, Jerman (1923), pemandangan Trier. Desain oleh Fritz Quant dari sebuah cetakan lemping lembaga oleh Matthäus Merian (1646)
 
Sebuah uang logam 5 juta Mark, yang dikeluarkan oleh Provinsi Westphalia selama hiperinflasi tahun 1923

Pengeluaran massal Notgeld pertama dimulai setelah Perang Dunia I terjadi. Akibat dari inflasi-yang disebabkan oleh biaya perang-nilai dari material yang digunakan untuk mencetak sebuah uang logam lebih mahal daripada nilai denominasinya. Banyak lembaga mulai menimbun uang logam. Terlebih lagi, metal yang digunakan untuk mencetak uang logam diperlukan untuk produksi suplai perang. Ini menyebabkan kekurangan yang sangat besar bagi metal untuk uang logam,

Karena uang kertas ini sangat berwarna-warni, mereka segera menjadi target bagi para kolektor. Karena lembaga yang mengeluarkan menyadari permintaan ini, mereka terus mengeluarkan uang ini lebih dari yang benar-benar dibutuhkan untuk ekonomi sampai pada tahun 1922. Seringkali periode validitas uang kertas tersebut sudah kedaluwarsa ketika dikeluarkan. Seri uang kertas yang dikeluarkan pada tahun 1920 dan kebanyakan pada tahun 1921 biasanya sangat berwarna-warni dan menggambarkan berbagai macam subyek, seperti bangunan-bangunan, pemandanga, dan cerita rakyat/kisah setempat. Banyak seri yang menceritakan sebuah kisah singkat, seringkali dengan ilustrasi yang aneh. Seri ini (yang sebenarnya tidak dikeluarkan untuk masuk ke peredaran) dikenal sebagai Serienscheine (Satu bagian yang dikeluarkan sebagai bagian dari sebuah seri). Karena uang kertas ini tidak pernah masuk ke peredaran, uang-uang kertas ini biasanya ditemukan dalam keadaan tidak beredar, dan masih dikoleksi oleh kolektor uang darurat di seluruh dunia.

Notgeld selama hiperinflasi Jerman

Pada tahun 1922 inflasi mulai kehilangan kontrol di Jerman, yang pada akhirnya menyebabkan hiperinflasi Jerman. Sampai tahun 1923, Mark Jerman terus kehilangan nilainya dan uang kertas baru dengan nilai yang lebih tinggi terus dikeluarkan. Bank sentral tidak dapat menyuplai uang yang cukup, dan Uang darurat (Papiermark) dikeluarkan lagi-kali ini dengan nilai sebesar ribuan, jutaan, dan milyaran Mark. Karena Mark telah menjadi sangat tidak stabil, Uang darurat juga dikeluarkan dalam bentuk komoditas atau mata uang lain: gandum, gandum hitam, gula, batu bara, kayu, gas alam, listrik, emas, atau Dolar AS. Mereka dikenal sebagai Wertbeständige, atau uang dengan "nilai tetap".

Ada juga uang darurat berupa logam yang dibuat dari debu batu bara yang dipadatkan. Uang-uang yang terbuat dari bahan tersebut cukup langka, karena sebagian besar diperdagangkan dengan pedagang batu bara untuk dijadikan batu bara benaran dan beberapa kemungkinan dibakar untuk dijadikan bahan bakar.

Di negara-negara lain

Irlandia (1689-91)

 
Crown kuningan yang dikeluarkan oleh pasukan Jakobit. Uang ini dimaksudkan untuk ditukar dengan uang logam perak sterling jika James menang.

Pasukan James II membuat uang logam yang terbuat dari logam dasar (tembaga, kuningan, timah) selama Perang William di Irlandia, yang dikenal sebagai uang senjata, karena sebagian dari logam yang dileburkan berasal dari meriam yang dileburkan. Ini dimaksudkan agar jika James meraih kemenangan, uang logam tersebut dapat ditukar dengan uang perak asli. Uang-uang tersebut juga distempel dengan bulan uang itu dikeluarkan sehingga para prajurit dalam memperoleh bunga saat mereka digaji. Karena James dikalahkan dalam perang tersebut, penukarannya tidak pernah terjadi, tetapi uang-uang logam tersebut diperbolehkan untuk beredar dalam jumlah yang lebih sedikit sebelum pengeluaran uang tembaga dilanjutkan.

Swedia (1715-19)

Di Swedia, antara 1715-19, 42 juta koin dengan nilai nominal 1 daler perak diproduksi, tetapi dibuat dalam tembaga, dengan nilai logam yang lebih kecil. Semua koin perak dikumpulkan oleh pemerintah, dan diganti dengan koin tembaga. Mereka disebut nödmynt ("koin darurat"). Hal ini dilakukan untuk membiayai Perang Utara Raya. Pemerintah berjanji untuk bertukar mereka ke nilai yang benar pada waktu mendatang, semacam obiligasi yang terbuat dari logam. Hanya sebagian kecil dari nilai ini pernah dibayar.

Belgia (1914-18)

 
Koin notgeld Prancis, yang menggunakan prangko 5 sen untuk mengindikasikan nilainya, 1920-an.

Sepanjang pendudukan Jerman di Belgia selama Perang Dunia I, ada kekurangan uang logam dan kertas resmi dalam sirkulasi. Akibatnya, sekitar 600 komune, pemerintah daerah dan perusahaan mengeluarkan "Uang Kebutuhan" (bahasa Prancis: monnaie de nécessité, bahasa Belanda: noodgeld) mereka sendiri, yang tidak resmi untuk tetap menjalankan ekonomi daerah.[1] Uang-uang ini biasanya berupa uang kertas yang diproduksi lokal, tetapi beberapa jenis uang koin yang juga diterbitkan di kotamadya-kotamadya dan kota-kota. Pada tahun 2013, museum yang dimiliki Bank Nasional Belgia meng-digitalisasikan koleksi uang darurat Belgia mereka, yang juga tersedia dalam jaringan[2]

Prancis (1914-27)

Antara tahun 1914 dan 1927, monnaie de nécessité diterbitkan dalam jumlah besar di Prancis dan jajahannya di Afrika Utara selama krisis ekonomi yang disebabkan oleh Perang Dunia I. Di antara instansi yang berwenang adalah perusahaan-perusahaan dan kamar dagang lokal.

Referensi

  1. ^ "Billets de nécessité belges de la Première Guerre mondiale". National Bank of Belgium Museum. Diakses tanggal 23 November 2013. 
  2. ^ "Billets de nécessité belges - catalogue". National Bank of Belgium Museum. Diakses tanggal 14 May 2014. 

Pranala luar