Pangkalan Udara Soewondo
- Polonia beralih ke halaman ini. Untuk kecamatan di Medan, lihat Medan Polonia.
|} Bandara Internasional Polonia (kode IATA: MES; kode ICAO: WIMM) adalah sebuah bandar udara internasional yang terletak sekitar 2 km dari pusat kota Medan, Indonesia. Bandara ini melayani penerbangan ke kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Batam dan juga ke Malaysia (Kuala Lumpur, Penang, Ipoh) dan Singapura. Dihitung dari jumlah arus penumpang, Polonia adalah bandara terbesar keempat di Indonesia setelah Soekarno-Hatta, Juanda, dan Ngurah Rai.[1]
Bandara Polonia | |
---|---|
Informasi | |
Jenis | sipil dan militer |
Lokasi | Medan, Sumatra Utara |
Zona waktu | UTC+7 |
Koordinat | {{{coordinates}}} |
Landas pacu | |||
Arah | Panjang | Permukaan | |
---|---|---|---|
ft | m |
Sejarah
Nama Polonia berasal dari nama negara asal para pembangunnya, Polandia (Polonia merupakan nama "Polandia" dalam bahasa Latin). Sebelum menjadi bandar udara, kawasan tersebut merupakan lahan perkebunan milik orang Polandia bernama Baron Michalsky. Tahun 1872 dia mendapat konsesi dari Pemerintah Belanda untuk membuka perkebunan tembakau di Sumatra Timur di daerah Medan. Kemudian dia menamakan daerah itu dengan nama Polonia, sebuah daerah di negeri kelahirannya.
Tahun 1879 karena suatu hal, konsesi atas tanah perkebunan itu berpindah tangan kepada Deli Maatschappij (Deli MIJ) atau NV Deli Maskapai. Tahun itu terdapat kabar pionir penerbang bangsa Belanda van der Hoop akan menerbangkan pesawat kecilnya Fokker dari Eropa ke wilayah Hindia Belanda dalam waktu 20 jam terbang. Maka Deli MIJ yang memegang konsesi atas tanah itu, menyediakan sebidang lahan untuk diserahkan sebagai lapangan terbang pertama di Medan.
Pada tahun 1924, setelah berita pertama tentang kedatangan pesawat udara itu tidak terdengar, maka rencana kedatangan pesawat udara kembali terdengar. Mengingat waktu itu sangat pendek, persiapan untuk lapangan terbang tidak dapat dikejar, akhirnya pesawat kecil yang diawaki van der Hoop yang menumpangi pesawat Fokker, bersama VN Poelman dan van der Broeke mendarat di lapangan pacuan kuda yakni Deli Renvereeniging, disambut Sultan Deli Sulaiman Syariful Alamsyah.
Setelah pesawat pertama mendarat di Medan, maka Asisten Residen Sumatera Timur Mr. CS Van Kempen mendesak pemerintah Hindia Belanda di Batavia, agar mempercepat dropping dana untuk menyelesaikan pembangunan lapangan terbang Polonia. Pada 1928 lapangan terbang Polonia dibuka secara resmi, ditandai dengan mendaratnya enam pesawat udara milik KNILM, anak perusahaan KLM, pada landasan yang masih darurat, berupa tanah yang dikeraskan. Mulai tahun 1930, perusahaan penerbangan Belanda KLM serta anak perusahaannya KNILM membuka jaringan penerbangan ke Medan secara berkala. Pada tahun 1936 lapangan terbang Polonia untuk pertama kalinya melakukan perbaikan yaitu pembuatan landasan pacu (runway) sepanjang 600 meter.
Pada tahun 1975, berdasarkan keputusan bersama Departemen Pertahanan dan Keamanan, Departemen Perhubungan dan Departemen Keuangan, pengelolaan pelabuhan udara Polonia menjadi hak pengelolaan bersama antara Pangkalan Udara AURI dan Pelabuhan Udara Sipil. Dan mulai 1985 berdasarkan Peraturan Pemerintah No 30 Tahun 1985, pengelolaan pelabuhan udara Polonia diserahkan kepada Perum Angkasa Pura yang selanjutnya mulai 1 Januari 1994 menjadi PT. Angkasa Pura II (Persero).
Data dan statistik
Tahun | Penumpang penerbangan domestik (dalam ribuan) |
Penumpang penerbangan mancanegara (dalam ribuan) |
---|---|---|
2002 | 400,1 | 170,9 |
2003 | 603,3 | 157,4 |
2004 | 825,0 | 210,9 |
2005 | 956,9 | 251,7 |
2006 | 1.062,3 | 248,3 |
2007 | 1.176,2[2] | 253,2[3] |
Bandara Polonia mempunyai luas sebesar 144 hektar. Panjang landasan pacu saat ini adalah 2.900 meter, sementara yang dapat digunakan sepanjang 2.625 meter (sehingga terdapat displaced threshold sebesar 275 meter). Hal ini terjadi karena banyaknya benda yang menghalang di sekitar tempat lepas landas dan mendarat. Polonia juga memiliki 4 taxiway dan apron seluas 81.455 meter. Polonia dirancang untuk dapat memuat maksimum sekitar 900.000 penumpang.[4]
Dari tahun ke tahun arus penumpang Polonia cenderung mengalami peningkatan antara 15 hingga 20 persen. Pada tahun 2003, arus penumpang mencapai sebesar 2.736.332 orang, naik dari 2.090.519 orang pada tahun sebelumnya.[5] Jumlah pergerakan pesawat adalah 36.359 pada tahun 2003, naik dari 29.894 pada tahun 2002. Tercatat ada 13.713 penerbangan domestik dan 4.387 penerbangan internasional dari Polonia pada 1998. Pada 2004 jumlahnya telah mencapai 35.100 penerbangan domestik dan 8.266 penerbangan internasional.
Dari segi jumlah penerbangan, pada 1998 terdapat 56 penerbangan dalam sehari, namun pada tahun 2005 telah meningkat antara 125 hingga melebihi 150 penerbangan perhari, dengan penumpang lebih kurang 3,8 juta orang pertahun, baik domestik dan internasional.
Di bidang transportasi barang, pada tahun 2005 pergerakan kargo di Polonia mencapai 31.347 ton.[4]
Terminal
Terdapat dua terminal penumpang di Polonia, satu terminal keberangkatan dan satu untuk kedatangan, dan jika ditotal luasnya mencapai 13.811 meter².[4] Keduanya juga masing-masing dibagi untuk penerbangan domestik dan internasional. Terminal domestik Polonia mempunyai luas 7.941 meter² dan saat ini (laporan Januari 2006) menampung 1.810 orang yang datang bersamaan, sehingga setiap penumpang mempunyai luas 4m², kurang dari standar sebesar 14m² yang ditetapkan pemerintah. Sebuah kebakaran menghanguskan seluruh dari terminal kedatangan internasional pada 9 Maret 2006, namun tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Sebab kebakaran diduga adalah arus pendek.[6] Kebakaran kembali terjadi pada 1 Desember 2007 namun kali ini terjadi di terminal keberangkatan domestik. Hampir seluruh gedung terminal terbakar dalam peristiwa ini.[7]
Mulai 1 Oktober 2006, menyusul peristiwa penyimpangan muatan barang di Bandara Soekarno-Hatta pada September 2006, dioperasikan pula sebuah terminal kargo satu pintu yang diharapkan dapat menertibkan pergerakan kargo dan mencegah terjadinya manipulasi muatan barang.
Masalah dengan letak dan masa depan
Akibat letaknya yang sangat dekat dengan pusat kota – sekitar 2 km – bandara ini menyebabkan bangunan-bangunan di Medan dibatasi jumlah tingkatnya. Dampak dari peraturan ini adalah sedikitnya jumlah bangunan tinggi di Medan. Selain itu, bandara ini juga diperkirakan sudah atau hampir melebihi kapasitasnya. Sejak pemberian izin penerbangan diringankan di Indonesia pada tahun 2000-an, jumlah penerbangan yang melayani Polonia meningkat tajam.
Menurut rencana, bandara ini dalam beberapa tahun ke depan akan dipindahkan ke Kuala Namu, di Kabupaten Deli Serdang. Pada 29 Juni 2006, wakil presiden Indonesia, Jusuf Kalla, meresmikan pembangunan Bandara Kuala Namu. Setelah Kuala Namu mulai beroperasi, Polonia direncanakan akan dialihkan fungsinya menjadi sebuah central business district (CBD) serta 40% lahannya diperuntukkan bagi sebuah kebun raya.[8]
Kecelakaan
Telah terjadi beberapa kecelakaan di Polonia atau di sekitarnya:
- 11 Juli 1979 - Fokker F28-100 milik Garuda Indonesia menabrak Gunung Pertektekan; 64 orang tewas.
- 4 April 1987 - Sebuah pesawat DC-9 milik Garuda Indonesia PK-GNQ jatuh dan terbakar di landasan bandara; 26 awak dan penumpang serta 19 orang luka berat. Penyebabnya, saat berada di ketinggian 1.700 kaki menjelang mendarat, pesawat mengalami gangguan dalam cuaca buruk, hujan, kilat dan angin berkecepatan 4 knot.
- 20 September 1981 - DC-9 Porong Garuda mendarat darurat akibat kerusakan mesin. Sewaktu mendarat kedua ban belakang kiri pecah mengakibatkan pelek ban menghunjam landasan hingga sulit dipindahkan, namun 38 penumpang dan awaknya selamat.
- 20 November 1985 - Pesawat C-130H-MP Hercules milik TNI AU bernomor AI-1322 jatuh menjelang pendaratan setelah menabrak dinding pegunungan Sibayak, menewaskan 10 awaknya. Pesawat tersebut sedang melakukan patroli udara di Lanud Padang dan Lanud Medan.
- 26 September 1997 - Garuda Indonesia Penerbangan GA 152 jenis Airbus A300-B4-200 jatuh sekitar pukul 13.30 WIB di kawasan perladangan warga di Desa Buah Nabar, Kec. Sibolangit, Kab. Deli Serdang, sekitar 50 kilometer dari Medan, Indonesia; 222 penumpang dan 12 awak pesawat tewas. Penyebab jatuh diduga karena kesalahan petugas air traffic control (ATC) saat membimbing pilot Hance Rahmowiyogo keluar dari kabut asap 15 menit sebelum mencapai Bandara Polonia dalam penerbangannya dari Jakarta. Bukannya keluar dari kabut, pesawat justru menabrak perbukitan dan menewaskan seluruh penumpang dan awak, yakni 234 orang.
- 30 Januari 1993 - Pesawat SC-7 Skyvan Pan Malaysia Air Transport beregistrasi 9M-PID, hilang 35 menit setelah lepas landas dari Polonia. Pesawat dengan 11 penumpang dan lima awak tersebut jatuh di kawasan hutan Aceh Timur.
- 5 September 2005 - Boeing 737 milik Mandala Airlines dengan nomor penerbangan RI 091 jenis Boeing 737-200, jatuh di tengah jalan raya di Jalan Jamin Ginting, Padang Bulan, Medan, satu menit setelah lepas landas. Menelan korban 145 orang tewas termasuk Gubernur Sumut Rizal Nurdin.
Maskapai bersama tujuan
Terminal Dalam Negeri
- AirAsia
- Indonesia AirAsia (Jakarta)
- Batavia Air (Batam, Jakarta)
- Garuda Indonesia (Banda Aceh, Jakarta)
- Kartika Airlines (Banda Aceh, Batam) [9]
- Lion Air (Banda Aceh, Jakarta) [10]
- Wings Air (Jakarta)
- Mandala Airlines (Banda Aceh, Batam, Jakarta, Padang, Pekanbaru)
- Merpati Nusantara Airlines (Bandung, Jakarta, Pekanbaru)
- Sriwijaya Air (Banda Aceh, Batam, Jakarta, Lhok Seumawe, Pekanbaru) [11]
Terminal Mancanegara
- AirAsia (Johor Bahru, Kuala Lumpur)
- Indonesia AirAsia (Kuala Lumpur, Pulau Pinang)
- Garuda Indonesia (Chennai [Mula April 2008], Singapura)
- Jetstar Asia Airways
- Valuair (Singapura)
- Kartika Airlines (Ipoh, Pulau Pinang)
- Lion Air (Pulau Pinang)
- Malaysia Airlines (Kuala Lumpur, Pulau Pinang)
- Merpati Nusantara Airlines (Kuala Lumpur)
- Singapore Airlines
- SilkAir (Singapura)
Catatan
- ^ a b Biro Pusat Statistik, "Perkembangan Pariwisata dan Transportasi Nasional Bulan Juli 2006" [1], No. 45/IX/1 September 2006
- ^ Biro Pusat Statistik, "Number of Domestic Passenger of Air Transportation, 2006-2007 (Persons)", diakses 15 September 2007
- ^ Biro Pusat Statistik, "Number of International Passenger of Air Transportation at Main Airport in Indonesia (Polonia, Sukarno Hatta, Juanda and Ngurahrai (2006-2007) (Persons)", diakses 15 September 2007
- ^ a b c "Ground breaking Bandara Baru Medan", 29 Juni 2006
- ^ Angkasa Pura II, "Air Traffic Statistics (Annual)", diakses 28 September 2006
- ^ Waspada, "Terminal Polonia Hancur - Penumpang Luar Negeri Masuk Lewat Ruang Darurat", 10 Maret 2006
- ^ "Bandara Tetap Beroperasi", Kompas, 1 Desember 2007
- ^ Hutabarat, Hendrik "Eks Bandara Polonia Dijadikan Central Business District", Medan Bisnis, 1 November 2006
- ^ http://www.kartika-airlines.com/detail_schedule.htm
- ^ http://www.lionair.co.id/route_map.htm
- ^ http://www.sriwijayaair-online.com/route.aspx
Lihat pula
Pranala luar dan referensi
- (Indonesia) Data Polonia di situs web PT. Angkasa Pura II
- (Indonesia) Data dari proyek Kuala Namu (format PDF)
- (Indonesia) "Pemprov Sumut Minta Bandara Kuala Namu Segera Dibangun", Detikcom, 14 Januari 2006
- (Indonesia) 11.000 Kecelakaan Pesawat Tercatat Pada Abad 20 Lalu, Angkasa, No.4 Tahun X, Januari 2000
- (Indonesia) "Pembangunan Kuala Namu Sudah Mendesak", KOMPAS, 25 Januari 2006
- (Indonesia) Sebuah cerpen yang memuat sepotong bagian mengenai sejarah Polonia