Kecapi suling
Kacapi merupakan alat musik Sunda yang dimainkan sebagai alat musik utama dalam Tembang Sunda atau Mamaos Cianjuran dan kacapi suling. Kata kacapi dalam bahasa Sunda juga merujuk kepada tanaman sentul, yang dipercaya kayunya paling bagus digunakan untuk membuat alat musik kacapi. Pada bagian bahwah alat musik kacapi ini diberi lubang penggetar, agar dapat menghasilkan suara. Dalam sejarahnya, alat musik Kacapi ini merupakan alat musik klasik, yang berasal dari negara Tionghoa.
Hal yang memberatkan dalam pembuatan kecapi, karena bahan pembuatannya cukup jarang. Bahan alat musik kecapi ini adalah kayu kenanga. Hal yang memberSenar pada kecapi pun bukan sembarangan senar. Untuk mendapatkan suara yang indah, maka senar yang digunakan harus berasal dari kawat suasa. Berbicara tentang kawat suasa, kawat ini adalah kawat yang merupakan kawat yang berasal dari campuran tembaga dan emas. Untuk itu, kecapi yang adapada masa sekarang, kawat senarnya berasal dari kawat biasa, karena kawat suasa amat mahal harganya.[1]
Bentuk
Kacapi Suling adalah suatu kotak resonansi yang bagian bawahnya diberi lubang resonansi untuk memungkinkan suara keluar. Sisi-sisi jenis kacapi ini dibentuk sedemikian rupa sehingga menyerupai perahu. Pada masa lalu, kacapi ini dibuat langsung dari bongkahan kayu dengan memahatnya.
Kacapi siter merupakan kotak resonansi dengan bidang rata yang sejajar. Serupa dengan kacapi parahu, lubangnya ditempatkan pada bagian bawah. Sisi bagian atas dan bawahnya membentuk trapesium.
Untuk kedua jenis kacapi ini, tiap dawai diikatkan pada suatu sekrup kecil pada sisi kanan atas kotak. Mereka dapat ditala dalam berbagai sistem: pelog, sorog/madenda, atau salendro.
Saat ini, kotak resonansi kacapi dibuat dengan cara mengelem sisi-sisi enam bidang kayu.
Fungsi
Menurut fungsinya dalam mengiringi musik, kacapi dimainkan sebagai:
- Kacapi indung atau kacapi induk
- Kacapi rincik atau kacapi anak
Kacapi indung
Kacapi indung memimpin musik dengan cara memberikan intro, bridges, dan interlude, juga menentukan tempo. Untuk tujuan ini, digunakan sebuah kacapi besar dengan 18 atau 20 dawai.
Kacapi rincik
Kacapi rincik memperkaya iringan musik dengan cara mengisi ruang antar nada dengan frekuensi-frekuensi tinggi, khususnya dalam lagu-lagu yang bermetrum tetap seperti dalam kacapi suling atau Sekar Panambih. Untuk tujuan ini, digunakan sebuah kacapi yang lebih kecil dengan dawai yang jumlahnya sampai 15.
Penalaan dan notasi
Kacapi menggunakan notasi degung. Notasi ini merupakan bagian dari sistem heptachordal pelog. Lihat tabel berikut:
Pelog degung Sunda | Pelog Jawa |
1 (da) | 6 |
2 (mi) | 5 |
3 (na) | 3 |
4 (ti) | 2 |
5 (la) | 1 |