Pembicaraan Wikipedia:Tutorial (Pendaftaran)

Dalam beberapa pesan sistem Wikipedia ini, istilah account diganti dengan rekening. Kalau misalnya istilah ini bisa diterima umum, kayaknya halaman ini perlu dipindah ke [[Wikipedia:keuntungan memiliki rekening]]. Trims, kandar 06:22, 3 Apr 2005 (UTC)

Poin "Perubahan pada suatu tampilan halaman dapat diketahui lewat surat elektronik." bagaimana caranya? ~Rex••pesan•• 07:24, 20 Desember 2006 (UTC)

M. Jumhur Hidayat

M. Jumhur Hidayat lahir di Bandung, Jawa Barat pada Minggu 18 Februari 1968, sebagai anak ketiga dari empat bersaudara pasangan M. Sobari Sumartadinata (almarhum) dan Ati Amiyati. Dua kakaknya, Endah Sulastiana dan M. Imam Afandi, sedangkan adiknya bernama M. Agung Anugerah. Pria yang sehari-hari gemar berbatik serta hobi bermain musik ini, menikah dalam usia 39 tahun dengan mempersunting Runner Up Puteri Indonesia 2001, Alia Febyani Prabandari. Dari pernikahannya Jumhur dikaruniai empat orang anak, Ahmad Moqtav Hidayat, Naeva Hilya Athahira, Ezga dan Vaniaz.

Masa kecil Jumhur berada di lingkungan perumahan perusahaan perbankan nasional kawasan Palbatu, Tebet, Jakarta Selatan. Walau Ayahnya seorang pejabat di Bapindo (Bank Pembangunan Indonesia) namun Jumhur yang akrab disapa Denci lebih senang bermain dengan anak-anak ‘kampung’ di luar kompleks perumahannya, berikut kesukaannya bermain catur di pos ronda milik warga yang berbeda dari tempat tinggalnya. Ia juga dikenal sebagai anak yang pemberani, penuh perhatian pada orang lain dan itu melekat dalam kesederhanaan hidupnya hingga saat ini. Seorang sahabatnya, M. Fadjroel Rachman berkomentar, “Jumhur merupakan pribadi yang menarik. Ia berangkat dengan latar belakang sosial berkecukupan, pintar dan berprestasi, tapi justru hidupnya banyak sekali membantu orang lain,” ujarnya. “Tak ada secuil pun pakaian mahal pada diri Jumhur yang selalu berbatik itu,” tambah Fadjroel. Boleh jadi kesederhanaan begitu mengakar dalam jiwa Jumhur. Saat celana atau bajunya robekpun ia spontan menjahitnya sendiri. Memang, ke mana pun Jumhur pergi, kopernya tak pernah luput dari peralatan alat jahit seumpama benang dan jarum, sehingga sewaktu-waktu dapat digunakan untuk menjahit (menyulam) pakaiannya jika kedapatan robek.

Selepas aktivis Mahasiswa ITB dan menjalani tahanan politik Orde Baru, pada awal 1993 Jumhur diajak Adi Sasono aktif di CIDES (Center for Information and Development Studies), sebuah lembaga pusat kajian pembangunan yang dibidani tokoh-tokoh Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI). Jumhur dipercaya sebagai Direktur Eksekutifnya. Semasa menjalani aktivitas di CIDES 1993-1999, Jumhur kembali kuliah di Teknik Fisika Universitas Nasional (UNAS) Jakarta dan menyelesaikannya pada 1996. Jumhur juga meluaskan kiprah dalam menyebarkan pemahaman demokrasi tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di pentas internasional, seperti menjadi pembicara tunggal yang memberikan gambaran ekonomi-politik Indonesia di hadapan para top eksekutif bisnis internasional yang memimpin regional office Asia Tenggara. Tema yang diusung pada acara itu adalah Guarding the Reform Agendato Build Indonesia Anew. Penyelengaranya IDDS Singapura (International Defense and Strategic Studies), Singapura, Desember 1998. Jumhur juga menjadi pembicara tunggal memaparkan proses perubahan politik saat reformasi dan masa depan ekonomi-politik Indonesia kepada para top eksekutif perusahaan Amerika Serikat yang beroperasi di Indonesia seperti Freeport, Mobil Oil, Unocal 76 dan lain-lain. Acara ini diselenggarakan oleh The United States-Indonesia Society, Washington DC, Februari 1999.

Untuk memperdalam wawasannya Jumhur kerap mengikuti kursus-kursus dan pelatihan, di antaranya To Win the Party Through Democratic Principles yang dihadiri oleh sekitar delapan negara ASEAN (Associations Southeast Asian Nations) di Manila, September 1996. Penyelenggaranya Friedrich Naumann Stiftung. Kemudian Strategy for Development Alternatives yang dihadiri oleh 5 Negara ASEAN di Kuala Lumpur, Juni 1992. Pelatihan ini diselenggarakan oleh SEAFDA (Southeast Asian Forum for Development Alternatives).

Jumhur juga menghadiri beberapa Regional Meeting, yakni Pertemuan Serantau antara Indonesia, Malaysia, dan Singapura yang diadakan The Mastery of Science and Technology in The Context of Human Resources Development, Kuala Lumpur, 1996. Selanjutnya, Bilateral Conference on Enhancing Indonesia-Australia Relations, Jakarta, November 1996. Bilateral Conference on Indonesia-South Africa: New Beginnings and Future Relations, Capetown, South-Africa, April 1996. Belum lagi keikutsertaannya pada International Conference on Methodological Problems in The Study of Religions, Montreal Canada, Februari 1997, dan Regional Conference on Comparisons of Election System: Problems and Prospects yang dihadiri enam negara ASEAN di Bandung, Juli 1998. Juga, International Conference on The Future of Asia’s Cities yang dihadiri beberapa negara ASEAN dan India) di Jakarta, Desember 1996. Aktivitas Jumhur tak pelak mendapat perhatian negeri Paman Sam. Pemerintah Amerika Serikat mengundangnya selama sebulan pada 1999 untuk memperdalam pengetahuan tentang Amerika Serikat terutama sistem ketatanegaraannya. Selanjutnya, Pemerintah Hongkong juga mengundangnya selama seminggu pada 1998 untuk memperdalam pengetahuan mengenai Hongkong setelah bergabung dengan Republik Rakyat China.

Aktivitas Jumhur dalam dunia perburuhan dimulai dengan mendirikan Yayasan Kesejahteraan Pekerja Indonesia (YKPI) yang bergerak dalam bidang pemberdayaan buruh/pekerja dan Gabungan Serikat Pekerja Merdeka Indonesia (GASPERMINDO). Selain itu Jumhur juga pernah menjadi Ketua Bidang Buruh dan Ketenagakerjaan ICMI Pusat, serta Anggota Dewan Pakar ICMI. Selanjutnya, Jumhur menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina GAPERSSI (Gabungan Persatuan Supir Seluruh Indonesia) yang khusus memperdayakan para supir, seperti supir taksi, mikrolet, angkutan kota, metromini, bus dan sebagainya. Aktivitas Jumhur yang bersinggungan dengan sektor informal terus meningkat ketika menjabat sebagai Ketua Dewan Penasehat APGKI (Asosiasi Pedagang Grosir Keliling Indonesia) yang memberdayakan para pedagang grosir keliling. Jumhur juga menjadi anggota Dewan Penasehat APKLI (Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia) yang memberdayakan pedagang kaki melalui pelatihan manajemen, penyaluran permodalan, pengadaan ruang usaha dan memberikan masukan kepada pemda setempat perihal tata ruang yang layak bagi kehidupan.

Selain tokoh intelektual, pekerja dan ormas kerakyatan, Jumhur juga dikenal sebagai politisi yang pernah menjabat Sekretaris Jenderal/Pejabat Ketua Umum Partai Daulat Rakyat (PDR) untuk Pemilihan Umum 1999 dan menjadi Sekjen Partai Sarikat Indonesia (PSI) menjelang Pemilu 2004. Kemudian Koordinator Nasional Koalisi Kerakyatan pendukung SBY-JK menjelang Pilpres (Pemilu Presiden) 2004, serta Koordinator Nasional Koalisi Kerakyatan II pendukung SBY-Boediono menjelang Pilpres 2009. Terakhir menjelang Pemilu 2014 menjadi Koordinator Nasional ARM (Aliansi Rakyat Merdeka) yang di deklarasikan Jumhur bersama Pimpinan Serikat Pekerja/Buruh dan Ormas seperti KSBSI, SBSI 92, SPN, FSPMI, SPOI, GASPERMINDO, ISBI, GAPERSSI, APKLI, HIKMIKINDO, KPJ, GEMAKU dll untuk mendukung dan memenangkan PDI Perjuangan dan pasangan Jokowi-JK di Pilpres 9 Juli 2014.

Jumhur adalah satu dari sekian banyak aktivis yang berhasil menduduki jabatan strategis, yakni Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), lembaga pemerintah non kementerian yang dibentuk berdasarkan amanat Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 dan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2006. Jumhur diangkat menjadi Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui Kepres Nomor 2 Tahun 2007 tertanggal 11 Januari 2007.

Kembali ke halaman Wikipedia "Tutorial (Pendaftaran)".