Kota Probolinggo
Kota Probolinggo (Pegon: كَوتَ ڤرَبَولِڠْغَ, Hanacaraka: ꦏꦸꦠꦥꦿꦧꦭꦶꦁꦒ) adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Terletak sekitar 100 km sebelah tenggara Surabaya, Kota Probolinggo berbatasan dengan Selat Madura di sebelah utara, serta Kabupaten Probolinggo di sebelah timur, selatan, dan barat. Probolinggo merupakan kota terbesar keempat di Jawa Timur setelah Surabaya, Malang, dan Kediri menurut jumlah penduduk. Kota ini terletak di wilayah Tapal Kuda, Jawa Timur dan menjadi jalur utama pantai utara yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Bali.
Kota Probolinggo
كَوتَ ڤرَبَولِڠْغَ / ꦏꦸꦠꦥꦿꦧꦭꦶꦁꦒ | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Julukan: Kota Anggur | |
Motto: Tri Karsa Bina Praja | |
Koordinat: 7°45′S 113°13′E / 7.750°S 113.217°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Timur |
Tanggal berdiri | 4 September 1359 |
Dasar hukum | UU No. 12/1950 |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Wali Kota | Hj. Rukmini Buchori, S.H., M.Si. |
• Wakil Wali Kota | H. M. Suhadak, S.Pd. |
Luas | |
• Total | 56,67 km2 (21,88 sq mi) |
Peringkat | 75 |
Populasi (2010) | |
• Total | 196.957 |
• Peringkat | 48 |
• Kepadatan | 3,500/km2 (9,000/sq mi) |
• Peringkat kepadatan | 35 |
Demografi | |
• Agama | Islam, Kristen Katolik, Protestan, Hindu, Buddha, Konghucu, dll |
• Bahasa | Indonesia, Jawa, Madura, dll |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | [[Daftar kode telepon di Indonesia|+62 335]] |
Pelat kendaraan | N |
Kode Kemendagri | 35.74 |
DAU | Rp. 414.534.284.000.- |
Situs web | www |
Etimologi
Probolinggo yang ada hubungannya dengan cerita kuno, yaitu jatuhnya sebuah benda bercahaya (meteor). Tempat jatuhnya benda tersebut oleh raja-raja dahulu dipilih sebagai tempat untuk mendapatkan perdamaian dan mengakhiri perselisihan.
Probo dalam bahasa Sanskerta berarti sinar, sedang Lingga berarti tanda, dalam hal ini tanda perdamaian. Dapat juga diartikan : asli atau sederhana (seperti perwujudan seluruh lambang yang sederhana).
Dengan lambang ini diharapkan jiwa nurani segenap penduduk Kota Probolinggo selalu mendapat tuntunan cahaya terang sehingga alam pikiran dan perbuatannya selalu ditujukan pada usaha tercapainya masyarakat adil makmur, sesuai dengan cita-cita proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Sejarah
Pada zaman Pemerintahan Prabu Radjasanagara (Sri Nata Hayam Wuruk) raja Majapahit yang ke IV (1350-1389), Probolinggo dikenal dengan nama “Banger”, nama sungai yang mengalir di tengah daerah Banger ini. Banger merupakan pedukuhan kecil di bawah pemerintahan Akuwu di Sukodono. Nama Banger dikenal dari buku Negarakertagama yang ditulis oleh Pujangga Kerajaan Majapahit yang terkenal, yaitu Empu Prapanca.
Sejalan dengan perkembangan politik kenegaraan/kekuasaan pada zaman Kerajaan Majapahit, pemerintahan di Banger juga mengalami perubahan-perubahan/perkembangan seirama dengan perkembangan zaman. Semula merupakan pedukuhan kecil di muara kali Banger, kemudian berkembang manjadi Pakuwon yang dipimpin oleh seorang Akuwu, di bawah kekuasaan kerajaan Majapahit. Pada saat Bre Wirabumi (Minakjinggo), Raja Blambangan berkuasa, Banger yang merupakan perbatasan antara Majapahit dan Blambangan, dikuasai pula oleh Bre Wirabumi. Bahkan Banger menjadi kancah perang saudara antara Bre Wirabumi (Blambangan) dengan Prabu Wikramawardhana (Majapahit) yang dikenal dengan “Perang Paregreg”. Matar Pada masa Pemerintahan VOC, setelah kompeni dapat meredakan mataram, dalam perjanjian yang dipaksakan kepada Sunan Pakubuwono II di Mataram, seluruh daerah di sebelah Timur Pasuruan (termasuk Banger) diserahkan kepada VOC pada tahun 1743. Untuk memimpin pemerintahan di Banger, pada tahun 1746 VOC mengengkat Kyai Djojolelono sebagai Bupati Pertama di Banger, dengan gelar Tumenggung. Kabupatennya terletak di Desa Kebonsari Kulon. Kyai Djojolelono adalah putera Kyai Boen Djolodrijo (Kiem Boen), Patih Pasuruan. Patihnya Bupati Pasuruan Tumenggung Wironagoro (Untung Suropati). Kompeni (VOC) terkenal dengan politik adu dombanya. Kyai Djojolelono dipengaruhi , diadu untuk menangkap/membunuh Panembahan Semeru, Patih Tengger, keturunan Untung Suropati yang turut memusuhi kompeni. Panembahan Semeru akhirnya terbunuh oleh Kyai Djojolelono. Setelah menyadari akan kekhilafannya, terpengaruh oleh politik adu domba kompeni, Kyai Djojolelono menyesali tindakannya. Kyai Djojolelono mewarisi darah ayahnya dalam menentang/melawan kompeni. Sebagai tanda sikap permusuhannya tersebut, Kyai Djojolelono kemudian menyingkir, meninggalkan istana dan jabatannya sebagai Bupati Banger pada tahun 1768, terus mengembara/lelono.
Sebagai pengganti Kyai Djojolelono, kompeni mengangkat Raden Tumenggung Djojonegoro, putra Raden Tumenggung Tjondronegoro, Bupati Surabaya ke 10 sebagai Bupati Banger kedua. Rumah kabupatennya dipindahkan ke Benteng Lama. Kompeni tetap kompeni, bukan kompeni kalau tidak adu domba. Karena politik adu domba kompeni, Kyai Djojolelono yang tetap memusuhi kompeni ditangkap oleh Tumenggung Djojonegoro. Setelah wafat, Kyai Djojolelono dimakamkan di pasarean “Sentono”, yang oleh masyarakat dianggap sebagai makam keramat.
Di bawah pimpinan Tumenggung Djojonegoro, daerah Banger tampak makin makmur, penduduk tambah banyak. Dia juga mendirikan Masjid Jami’ (± Tahun 1770). Karena sangat disenangi masyarakat, dia mendapat sebutan “Kanjeng Djimat”. Pada tahun 1770 nama Banger oleh Tumenggung Djojonegoro (Kanjeng Djimat) diubah menjadi “Probolinggo” (Probo : sinar, linggo : tugu, badan, tanda peringatan, tongkat). Probolinggo : sinar yang berbentuk tugu, gada, tongkat (mungkin yang dimaksud adalah meteor/bintang jatuh). Setelah wafat Kanjeng Djimat dimakamkan di pasarean belakang Masjid Jami’.
Geografi
Letak Kota Probolinggo berada pada 7° 43′ 41" sampai dengan 7° 49′ 04" Lintang Selatan dan 113° 10′ sampai dengan 113° 15′ Bujur Timur dengan luas wilayah 56,667 Km². Disamping itu Kota Probolinggo merupakan daerah transit yang menghubungkan kota-kota (sebelah timur Kota) : Banyuwangi, Jember, Bondowoso, Situbondo, Lumajang, dengan kota-kota (sebelah barat Kota) : Pasuruan, Malang, Surabaya.
Adapun batas wilayah administrasi Kota Probolinggo meliputi :
1. Sebelah Utara : Selat Madura
2. Sebelah Timur : Kecamatan Dringu, Probolinggo Kabupaten Probolinggo
3. Sebelah Selatan : Kecamatan Leces, Probolinggo, Wonomerto, Probolinggo, Sumberasih, Probolinggo Kabupaten Probolinggo
4. Sebelah Barat : Kecamatan Sumberasih, Probolinggo Kabupaten Probolinggo
Luas wilayah Kota Probolinggo tercatat sebesar 56.667 Km. Secara administrasi pemerintahan Kota Probolinggo terbagi dalam 5 (lima) Kecamatan dan 29 Kelurahan yang terdiri dari Kecamatan Mayangan terdapat 5 Kelurahan, Kecamatan Kademangan terdapat 6 Kelurahan, Kecamatan Wonoasih terdapat 6 Kelurahan, Kecamatan Kedopok terdapat 6 Kelurahan, dan Kecamatan Kanigaran terdapat 6 Kelurahan .[1]
Iklim
Pada umumnya wilayah Kota Probolinggo beriklim tropis dengan rata-rata curah hujan mencapai + 961 millimeter dengan jumlah hari hujan mencapai 55 hari. Curah hujan tertinggi pada umumnya terjadi pada bulan Desember, sedangkan hujan terendah terjadi pada bulan Agustus. Temperatur rata-rata terendah mencapai 26 °C dan tertinggi mencapai 32 °C.
Kota Probolinggo mempunyai perubahan iklim sebanyak 2 musim setiap tahunnya, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Pada kondisi normal, musim penghujan berada pada bulan Nopember hingga April, sedangkan musim kemarau berada pada bulan Mei hingga Oktober setiap tahunnya. Jumlah curah hujan pada tahun 2008 dari hasil pemantauan pada 4 stasiun pengamatan hujan yang ada di Kota Probolinggo, rata – rata tercatat sebesar 1.072 mm dan hari hujan sebanyak 63 hari. Apabila dibandingkan dengan rata-rata curah hujan tahun 2007 sebesar 1.368 mm dengan 74 hari hujan, maka kondisi tahun 2008 lebih kering dibandingkan tahun 2008, di mana curah hujan per hari pada tahun 2008 sebesar 3,75 mm/hari, sedangkan curah hujan per hari pada tahun 2008 sebesar 2,94 mm/hari. Curah hujan terlebat terjadi pada bulan Februari dan Maret rata-rata sebesar 19,84 mm per hari. Selain itu pada bulan Juli sampai dengan September di Kota Probolinggo terdapat angin kering yang bertiup cukup kencang (kecepatan dapat mencapai 81 km/jam) dari arah tenggara ke barat laut, angin ini populer dengan sebutan ”Angin Gending” .[2]
Tata Ruang
Meskipun merupakan wilayah perkotaan, pola penggunaan tanah di Kota Probolinggo ternyata masih terdapat lahan sawah seluas 1.967,70 hektare (21 %), lahan bukan sawah seluas 3.699,00 hektare (39,5 %). Lahan bukan sawah terbagi atas lahan kering 3.595,00 hektare (38,4 %) dan lahan lainnya (tambak) seluas 104 hektare (1,11%).Melihat potensi dan pemanfaatan wilayah demikian itu, banyak alternatif yang bisa dipilih untuk mengoptimalkan pemanfaatan dan pemberdayaan potensi daerah kota, guna mewujudkan visi Kota Probolinggo sebagai kota tujuan investasi yang perspektif, kondusif dan partisipatif.
Topografi
Wilayah Kota Probolinggo terletak pada ketinggian 0 sampai kurang dari 50 meter dia atas permukaan air laut. Apabila ketinggian tersebut dikelompokkan atas; ketinggian 0 -10 meter, ketinggian 10 -25 meter, ketinggian 25 -50 meter. Semakin ke wilayah selatan, ketinggian dari permukaan laut semakin besar. Namun seluruh wilayah Kota Probolinggo relatif berlereng (0 – 2%). Hal ini mengakibatkan masalah erosi tanah dan genangan cenderung terjadi di daerah ini.
Karakteristik Sosial
Karaktaristik sosial ini penduduk Kota Probolinggo dapat dilihat dari segi etnik dan budaya masyarakatnya. Masyarakat Probolinggo dilihat dari sosial budaya sebagian berasal dari budaya agraris (petani dan nelayan) dan berkembang menjadi masyarakat urbanis. Sedangkan ditinjau dari suku, sebagian besar merupakan Suku Jawa dan Suku Madura yang terkenal ulet, lugas, terbuka, dan kuat dalam mengarungi kehidupan (berjiwa wiraswasta tinggi). Selain itu perpaduan masyarakat dan budaya yang masih asli dicerminkan dengan gotong royong, dan adat budaya khas, serta diwarnai dengan unsur Islam. Hal ini dapat dipandang sebagai potensi masyarakat sehingga menjadi modal dalam peningkatan sumber daya manusia sehingga terbentuk suatu masyarakat yang handal dan berkembang dan mudah tanggap terhadap kemajuan. Lebih dari itu potensi potensi yang ada menjadikan ketahanan sosial masyarakat akan mampu menangkal dan menyaring kemungkinan adanya pengaruh budaya luar yang negatif.
Salah satu wujud kekhasan budaya masyarakat ialah lahirnya seni budaya khas daerah seperti seni tari, seni suara, seni musik dan seni rupa. Hal ini selain memperkuat budaya masyarakat juga menjadi aset yang bisa dikembangkan untuk wisata maupun industri.[3]
Hidrologi
Sungai-sungai utama yang terdapat di Kota Probolinggo adalah Sungai Kedunggaleng, Umbul, Banger, Legundi, Kasbah dan Pancur. Dengan rata-rata panjang aliran sungai mencapai 4.94 km, yang terpanjang alirannya adalah Sungai Banger dengan panjang aliran mencapai 6.40 km dan yang terpendek alirannya adalah Sungai Pancur dengan aliran hanya 3.20 km. Sungai tersebut mengalir sepanjang tahun dari arah selatan ke utara sesuai dengan kelerengan wilayah. Air sungai dimanfaatkan untuk kebutuhan pertanian dan perikanan, hal ini dimungkinkan karena sungai tersebut belum tercemar oleh industri-industri besar yang memang tidak terdapat di Kota Probolinggo.
Demografi
Dari piramida penduduk Kota Probolinggo tahun 2006 terlihat bahwa jumlah penduduk usia produktif 18 tahun ke atas yang berjumlah 124.413 jiwa (66,61%) dibandingkan dengan jumlah penduduk usia non produktif . Dari gambaran ini terlihat bahwa Kota Probolinggo memiliki potensi SDM yang memadai karena jumlah usia produktif yang ada cukup besar. Penduduk usia produktif sebagai angkatan kerja merupakan salah satu modal dalam pelaksanaan pembangunan.
Jumlah penduduk Kota Probolinggo berdasarkan Pencocokan dan Penelitian(Coklit) oleh Badan Kependudukan, Catatan Sipil dan Keluarga Berencana pada tahun 2008 adalah sebesar 216.833 jiwa dengan komposisi penduduk laki-laki sebanyak 107.569 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 109.264 jiwa. Data ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk laki-laki dan tingkat kepadatan penduduk Kota Probolinggo mencapai 3.813 jiwa setiap 1 km². Kondisi tenaga kerja di Kota Probolinggo tahun 2008 meliputi Angkatan Kerja sebanyak 13.195 orang. Berdasarkan data dari Dinas Tenaga Kerja Kota Probolinggo, pencari kerja terdaftar 13.195 orang, berhasil ditempatkan 912 orang, pencari kerja yang tidak melapor 538 orang, sehingga jumlah pencari kerja yang masih terdaftar hingga akhir tahun 2008 sebesar 11.745 orang. Berdasarkan tingkat pendidikan, 11.059 orang atau 83,81% pencari kerja yang terdaftar berpendidikan minimal SLTA.[4]
Pedologi
Jenis tanah penting diketahui terutama dalam usaha pengembangan pertanian. Jenis tanah di wilayah Kota Probolinggo terdiri dari Alluvial, Mediteran, dan Regosol. Jenis tanah alluvial regosol terdapat pada daerah paling utara yaitu daerah pantai. Alluvial kelabu tua pada bagian tengah ke utara. Jenis tanah yang terluas di wilayah Kota Probolinggo adalah alluvial coklat keabuan, yaitu dari bagian tengah hingga selatan kota. Jenis tanah regosol coklat terdapat sebagian kecil di bagian timur kota, sedangkan kompleks grumosol hitam dan litosol pada bagian barat daya kota. Jenis tanah aluvial (63.98%) merupakan tanah yang sangat baik untuk usaha pertanian, karena tersedia cukup mineral yang diperlukan untuk tumbuh-tumbuhan. Demikian pula jika digunakan untuk bangunan, jenis tanah ini mempunyai daya tahan yang kuat karena merupakan endapan tanah liat yang bercampur pasir halus. Jenis tanah grumosol (4.82%) sifat tanahnya mudah longsor dan memiliki drainase buruk. Dengan demikian, tentunya jenis tanah ini kurang baik guna didirikan bangunan karena selalu terancam bahaya. Jenis tanah Mediteran (31.20%) merupakan jenis tanah yang memiliki karakteristik tahan menahan.
Kemampuan tanah suatu wilayah perlu ditinjau mengenai kedalaman efektif tanah, tesktur tanah, drainase, dan faktor pembatasnya.
1. Kedalaman efektif
Kedalaman efektif merupakan kedalaman tanah di mana perakaran tanaman masih bisa tumbuh denga baik. Kedalaman tanah di wilayah Kota Probolinggo adalah lebih dari 90 cm.
2. Tekstur Tanah
Tesktur tanah adalah perbandingan partikel liat, debu dan pasir yang terdapat pada suatu gumpalan tanah. Data mengenai tekstur tanah yang diperoleh adalah tekstur tanah pada kedalaman 20 cm. Tekstur tanah secara umum diklasifikasikan dalam 3 kelas, yaitu halus, sedang dan kasar. Tekstur tanah di Kota Probolinggo terdiri dari tekstur halus dan sedang. Tanah bertekstur halus terdapat di wilayah bagian Utara, sedangkan tanah bertekstur sedang terdapat di bagian wilayah lainnya. Luas tanah bertekstur halus ialah 3.816 Ha (67,35% dari luas wilayah), sedang tanah bertekstur sedang ialah 1.849,93 Ha (32,65% luas wilayah). Tanah pertanian, tanah bertekstur sedang merupakan tanah yang paling mudah pengolahannya.
3. Drainase
Drainase yang dimaksud adalah kemampuan permukaan tanah untuk merembeskan air secara alami. Keadaan drainase tanah dikelompokkan atas 3 kelas, yaitu drainase baik/tidak pernah tergenang, tergenang periodik, dan drainase tergenang terus-menerus. Sebagian besar wilayah Kota Probolinggo berdrainse cukup baik/tidak pernah tergenang. Drainase tergenang periodik terdapat di dekat pantai dan beberapa kawasan di daerah tengah. Areal persawahan dan tambak dimasukkan pada tanah berdrainase baik. Berdasarkan tabel 2.4, hanya 52,5 Ha (0.93%) tanah berdrainase tergenang periodik dan terus-menerus. Tanah tergenang periodik tersebut diakibatkan oleh keadaan pasang surut air laut. Keadaan tanah yang sebagian besar berdrainase baik, tentunya menguntungkan dalam pengembangan fisik kota.[5]
Pemerintahan
Kepala Daerah
Perwakilan
DPRD Kota Probolinggo hasil Pemilu 2014 tersusun dari 8 partai politik, dengan perincian sebagai berikut:
Partai | Kursi |
---|---|
Lambang PDI-P PDI-P | 8 |
Lambang Partai Golkar Partai Golkar | 5 |
PKB | 4 |
Partai NasDem | 4 |
PPP | 3 |
Partai Gerindra | 3 |
Lambang Partai Demokrat Partai Demokrat | 2 |
Lambang PKS PKS | 1 |
Total | 30 |
Pembagian administratif
Kota Probolinggo terdiri atas 5 Kecamatan, yaitu
Transportasi
Transportasi antar Kota
Terminal Bayuangga
Terminal Bayuangga merupakan terminal terbesar di Kota Probolinggo yang memiliki 6 shelter. Terminal ini melayani beberapa armada bus antar kota dalam provinsi, yakni menuju Surabaya, Malang, Kencong, Ambulu, Jember, Banyuwangi, Situbondo, dan Bondowoso. Selain itu juga tersedia armada bus antar kota antar provinsi, yakni Probolinggo-Tuban-Semarang, Probolinggo-Jember-Denpasar, Probolinggo-Situbondo-Denpasar, Probolinggo-Cirebon, dan Probolinggo-Yogyakarta.
Stasiun Probolinggo (PB) +5M
Stasiun Probolinggo merupakan stasiun kereta api kelas I yang dioperasikan oleh Daerah Operasional IX Jember. Ada pun kereta api yang singgah di stasiun ini antara lain:
- Mutiara Timur (eksekutif-bisnis), jurusan Banyuwangi-Surabaya PP
- Logawa (ekonomi), jurusan Purwokerto-Surabaya-Jember PP
- Sri Tanjung (ekonomi), jurusan Banyuwangi-Surabaya-Yogyakarta PP
- Tawang Alun (ekonomi), jurusan Banyuwangi-Bangil-Malang PP
- Probowangi (ekonomi), jurusan Banyuwangi-Surabaya PP
Transportasi dalam Kota
Lin atau Len (sebutan warga untuk angkot atau angkutan kota),
Angkutan yang menghubungkan sebagian besar jalur-jalur utama dalam Kota Probolinggo. Transportasi massal ini berupa mobil berwarna kuning. Tarif rata-rata Rp 5000 untuk umum dan Rp 3000 untuk pelajar. Ada pun trayek lin yang ada, antara lain:
- Lin A: Terminal Bayuangga-Jl. Soekarno Hatta-Jl. PB. Sudirman-Jl. Pahlawan(Cokroaminoto)-Slamet Riyadi Kademangan
- Lin B: Dringu-Jl. PB. Sudirman-Jl. Pahlawan-Jl. DI. Panjaitan-Jl. KH. Mansur-Jl. Gatot Subroto-Jl. Panglima Sudirman
- Lin C: Jl. PB. Sudirman-Jl. Pahlawan-Jl. Cokroaminoto-Jl. Mastrip-Wonoasih
- Lin D: Terminan Banyuangga-Jl. PB. Sudirman-Jl. Hayam Wuruk-Jl. KH. Mansur-Jl. DI. Panjaitan-Jl. Soekarno Hatta-Terminal Banyuangga
- Lin E: Jl. KH. Mansur-Jl. Gatot Subroto-Jl. PB. Sudirman-Jl. KH. Hasan Genggong Jorongan
- Lin F: Terminal Banyuangga-Jl. Soekarno Hatta-Jl. Panglima Sudirman-Jl. DR. Sutomo-Jl. Imam Bonjol-Jl. Gatot Subroto-Jl. Pahlawan
- Lin G: Terminal Banyuangga-Jl. Soekarno Hatta-Jl. DI. Panjaitan-Jl. Ach. Yani-Jl. Serma Abdul Rahman-Jl. Panglima Sudirman-Jl. Pahlawan-Jl. Soekarno Hatta
- Lin H: Dringu-Jl. PB. Sudirman-Jl. Pahlawan-Jl. DI. Panjaitan-Jl. KH. Mansur-Jl. Gatot Subroto-Jl. PB. Sudirman
- Lin I: Jl. DI. Panjaitan-Jl. KH. Mansur-Jl. Gatot Subroto-Jl. Pahlawan-Jl. Cokroaminoto-Jl. Wahid Hasyim-Jl. A. Hamid-Jl. Sunan Ampel
- Lin J: Wonoasih-Jl. PB. Sudirman-Dringu-Jl. PB. Sudirman-Jl. Pahlawan-Jl. Cokroaminoto-Jl. Mastrip-Wonoasih
Bison/MPU
Angkutan ini menghubungkan hanya beberapa daerah yang dilewati jalan antar kota, seperti, Sumbertaman, Pabean dan Sukoharjo. Tarif rata-rata Rp 3000. Transportasi berupa mobil yang berukuran besar.
Becak
Tarif becak rata-rata di kota Probolinggo adalah Rp 5000/km.
Ojek
Hanya beberapa daerah saja yang ada penarik ojek. Sebagian besar di daerah terminal. Transportasi ini berupa kendaraan sepeda motor.
Obyek Wisata
Probolinggo dikenal sebagai kota singgah dalam perjalanan pariwisata menuju Gunung Bromo. Secara umum Probolinggo dijangkau oleh para wisatawan lokal maupun mancanegara melalui Surabaya dengan menggunakan kendaraan umum seperti bus maupun kereta api. Adapun objek wisata dalam kota sebagai berikut:
- Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL).
Berupa kebun binatang mini yang berada di daerah Mangunharjo. Satwa yang ada dalam kebun binatang ini cukup beragam. Kini, TWSL terus dikembangkan. Biaya masuk hanya Rp 3000/orang untuk dewasa dan Rp 2000 untuk anak-anak.
- Pelabuhan Tanjung Tembaga dan Perikanan Pantai
Masyarakat kota Probolinggo sering berwisata ke Pelabuhan Tanjung Tembaga dan Perikanan Pantai. Walaupun sebenarnya bukan sebuah objek wisata, tetapi pemandangan dan suasana yang disajikan cukup bagus. Tarif masuk hanya dikenakan terhadap kendaraan bermotor. Untuk Sepeda Motor sebesar Rp 1000 dan Mobil Rp 2000.
- Alun-Alun.
Alun-Alun merupakan pusat kota Probolinggo. Terdapat beberapa bangunan penting mengelilingi alun-alun tersebut, seperti, Perpustakaanl, Penjara, Masjid, Kantor DPRD, dan Stasiun. Di sekitar alun-alun juga terdapat banyak penjual makanan dan minuman (semacam pusat jajanan). Terutama setiap minggu, diadakan pasar di alun-alun kota ini, menjual makanan dan berbagai tumbuh-tumbuhan. Tidak dikenakan biaya untuk masuk alun-alun.
- Taman Manula
adalah taman rekreasi terletak di jalan Soekarno Hatta yang menyediakan fasilitas HotSPot gratis dan juga fasilitas Massage relaksasi.
- Museum Probolinggo
yaitu museum yang dirintis sejak tahun 2009 dengan mengumpulkan sejumlah bukti-bukti. Misalnya bangunan, pusaka dan foto-foto kuno. Setelah tim museum terbentuk, akhirnya memburu dan mengumpulkan sejumlah bukti sejarah Probolinggo.Sebanyak 140 koleksi Museum Probolinggo terdiri dari temuan Arkeologi, Etnografi, Nomismatik (Uang), Filologi, Keramik Arkelogi, Pusaka, Alat Transportasi dan foto-foto masa lalu.
- BeeJay Bakau Resort (BJBR)
Adalah ekowisata bakau di atas pantai pasang surut di Kota Probolinggo dengan fasilitas lengkap antara lain: Pantai pasir putih dengan Permainan Air, Water Boom, FlyingFox, Cafe, Restoran Sari Laut dan Bungalow.
- Mahagoni Park
Adalah wisata yg terletak di kecamatan Sumber... Mahagoni Park adalah Wisata Hutan Pinus yg menyajikan pemandangan yg Sangat Indah... Biaya Masuk hanya Rp. 5.000 Rupiah...
Kuliner khas Kota Probolinggo
- Soto Kecapan
- Nasi Glepungan
Buah dari Probolinggo
Buah yang terkenal dari kota Probolinggo adalah buah mangga dan anggur. Berbagai macam buah mangga yang terdapat di kota Probolinggo misalnya, mangga manalagi, mangga arum manis, mangga gadung, dan lain-lain.
Pendidikan
Sekolah Dasar
Terdapat banyak sekolah dasar di Kota Probolinggo. Biasanya didasarkan pada kelurahan masing-masing. seperti SDN Bremi 1
Sekolah yang paling terkenal di Kota Probolinggo: SDK Mater Dei, SDN Sukabumi 2 Probolinggo (RSBI), SDN Sukoharjo 1 Probolinggo (SSN), SDN Tisnonegaran 2 Probolinggo (SBM),dan SDN Mangunharjo I Probolinggo.
Sekolah Menengah Pertama
- MTS SIROJUL ISLAM : Jl. KH. Munir Chozin No. 8 Probolinggo
- MTS AL FALAH : Jl. Durian No. 13B Probolinggo
- MTS ASSULTHONIYAH : Jl. KH. Sulthon No. 1 Probolinggo
- MTS HIDAYAT : Jl. Supriadi 25A Beberan Kanigaran-Probolinggo
- MTS INTISYARUL ULUM : Jl. Sunan Giri No. 6 Probolinggo
- MTS MIFTAHUL ULUM : Jl. Musi No. 25 Probolinggo
- MTS NEGERI : Jl. Citarum Kentangan No. 09 Probolinggo
- MTS NURUL HIDAYAH : Jl. KH. Fadhol No. 524 Probolinggo
- MTS NURUL HUDA : Jl. Ciwulan No. 5 Probolinggo
- MTS NURUL YAQIN : Jl. Sunan Ampel No. 10 Probolinggo
- MTS NUSANTARA : Jl. Sunan Giri Probolinggo
- MTS RAUDLATUL HASANIYAH : Jl. KH. Abdul Hamid Probolinggo
- MTS RAUDLATUL MUTAALLIMIN : Jl. Mastrip No. 154 Probolinggo
- MTS RIYADLUS SHOLIHIN : Jl. Lawu No. 39 Probolinggo
- MTS ROUDLOTUL THOLIBIN : Jl. KH. Fadhol No. 970 Probolinggo
- MTS SUNAN GIRI : Jl. Sukapura No. 127 Probolinggo
- MTS UNGGULAN TUNAS BANGSA : Jl. Citarum Kentangan No. 57 Probolinggo
- SMP ASSULTHONIYAH : Jl. KH. Sulthon No. 1 Probolinggo
- SMP DIPONEGORO : Jl. Diponegoro No. 2 Probolinggo
- SMP MUHAMMADIYAH 1 : Jl. Mayjen Panjaitan No. 73 Probolinggo
- SMP NURUL ISLAM : Jl. Merapi No. 103 Probolinggo
- SMP PANCA MARGA : Jl. Basuki Rahmat No. 42 Probolinggo
- SMP PGRI 1 : Jl. Dr. Moh. Saleh No. 28 Probolinggo
- SMP SETIA PROBOLINGGO : Jl. Slamet Riyadi Probolinggo
- SMP SUNAN GIRI : Jl. KH. Agus Salim No. 4 Probolinggo
- SMP TAMAN DEWASA : Jl. Suroyo No. 8 Probolinggo
- SMP TERBUKA 10 : Jl. Soekarno-Hatta 263 Probolinggo
- SMP TERBUKA 4 : Jl. Sunan Ampel No. 253 Probolinggo
- SMP TERBUKA 6 : Jl. Kedondong No. 4 Probolinggo
- SMP TERBUKA 8 : Jl. Salak 137 Probolinggo
- SMPK MATER DEI : Jl. Raya Panglima Sudirman 22 Probolinggo
- SMPLB SINAR HARAPAN : Jl. Semeru Probolinggo
- SMPN 1 : Jl. Imam Bonjol No. 49 Probolinggo
- SMPN 2 : Jl. Dr. Moh. Saleh No. 7 Probolinggo
- SMPN 3 : Jl. Hayam Wuruk No. 155 Probolinggo
- SMPN 4 : Jl. Sunan Ampel No. 253 Probolinggo
- SMPN 5 : Jl. Cokroaminoto No. 26 Probolinggo
- SMPN 6 : Jl. Kedondong No. 4 Probolinggo
- SMPN 7 : Jl. Wali Kota Gatot No. 181 Probolinggo
- SMPN 8 : Jl. Salak 137 Probolinggo
- SMPN 9 : Jl. Cokroaminoto No. 11 Probolinggo
- SMPN 10 : Jl. Soekarno-Hatta 263Q Probolinggo
SMA/SMK/MA sederajat
- SMA N 1 KOTA PROBOLINGGO (EX, RSBI) : Jl. Raya Soekarno-Hatta No. 137, Probolinggo
- SMA N 2 KOTA PROBOLINGGO : Jl. Ki Hajar Dewantoro No 1, Probolinggo
- SMA N 3 KOTA PROBOLINGGO : Jl. Jeruk No. 66 - 68, Probolinggo
- SMA N 4 KOTA PROBOLINGGO : Jl. Slamet Riyadi, Kanigaran, Probolinggo
- SMA TAMAN MADYA KOTA PROBOLINGGO : Jl. Suroyo No. 8, Kanigaran, Probolinggo
- SMK N 1 KOTA PROBOLINGGO : Jl. Mastrip No. 357 Probolinggo
- SMK N 2 KOTA PROBOLINGGO : Jl. Mastrip No. 153 Probolinggo
- SMK N 3 KOTA PROBOLINGGO : Jl. Pahlawan No. 26 Probolinggo
- SMK N 4 KOTA PROBOLINGGO : Jl. Semeru No. 123 Probolinggo
- MA N 1 KOTA PROBOLINGGO : Jl. Jeruk No 7 - Wonoasih Probolinggo
- MA N 2 KOTA PROBOLINGGO : Jl. Soekarno Hatta 255 Probolinggo
- SMAK MATER DEI KOTA PROBOLINGGO : Jl. Mayjen Panjaitan No. 62B Probolinggo
- SMK TAMANSISWA 2 : Jl. Dr. Moch. Saleh
- SMK AHMAD YANI KOTA PROBOLINGGO : Jl. Mastrip No. 152 Kota Probolinggo
- SMK MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO : Jl. Slamet Riyadi, Kanigaran, Kota Probolinggo
Media Massa
Referensi
- ^ Geografis Wilayah Kota Probolinggo.
- ^ Iklim, Iklim Kota Probolinggo.
- ^ Karakteristik Sosial, Karakteristk Sosial Kota Probolinggo.
- ^ Sumber Daya Manusia.
- ^ Tanah Kota Probolinggo, Tanah dan Lahan Kota Probolinggo.