Filsafat atau pendirian hidup humanisme sekuler (secara alternatif dikenal oleh beberapa pengikutnya sebagai Humanisme, secara spesifik dengan huruf besar H untuk membedakannya dari bentuk lainnya dari humanisme) memegang alasan, etika, keadilan sosial, dan naturalisme filsafat manusia sesambil secara spesifik menyangkap dogma agama, supranaturalisme, dan supertisi sebagai dasar moralitas dan pembuatan keputusan.[1][2][3][4]

Humanisme sekuler memandang bahwa manusia dapat beretika dan bermoral tanpa agama atau dewa. Namun, hal itu tidak berarti manusia menjadi jahat dan meninggalkan kebaikan, sehingga menghadirkan manusia sebagai superior alam.

International Humanist and Ethical Union (IHEU) merupakan serikat dunia dengan lebih dari seratus organisasi Humanis, rasionalis, irelijius, ateis, Bright, sekuler, Budaya Etika, dan pemikir besar di lebih dari 40 negara. "Happy Human" adalah simbol resmi IHEU serta dipandang sebagai simbol yang paling diakui secara universal bagi orang-orang yang menganggap diri mereka sendiri sebagai Humanis. Organisasi-organisasi humanis sekuler ditemukan di seluruh belahan dunia. Orang-orang yang memanggil dirinya sendiri sebagai humanis diperkirakan berjumlah antara empat sampai lima juta orang di seluruh dunia.

Catatan dan referensi

  1. ^ Council for Secular Humanism. "10 Myths About Secular Humanism". Diakses tanggal 12 June 2015. 
  2. ^ Edwords, Fred (1989). "What Is Humanism?". American Humanist Association. Diakses tanggal 19 August 2009. Secular Humanism is an outgrowth of eighteenth century enlightenment rationalism and nineteenth century freethought... A decidedly anti-theistic version of secular humanism, however, is developed by Adolf Grünbaum, 'In Defense of Secular Humanism' (1995), in his Collected Works (edited by Thomas Kupka), vol. I, New York: Oxford University Press 2013, ch. 6 (pp. 115–48) 
  3. ^ Compact Oxford English dictionary. Oxford University Press. 2007. humanism n. 1 a rationalistic system of thought attaching prime importance to human rather than divine or supernatural matters. 
  4. ^ "Definitions of humanism (subsection)". Institute for Humanist Studies. Diakses tanggal 16 January 2007. 

Bacaan tambahan

  • Bullock, Alan. The Humanist Tradition in the West (1985), by a leading historian.
  • Friess, Horace L. Felix Adler and Ethical Culture (1981).
  • Pfeffer, Leo. "The 'Religion' of Secular Humanism," Journal of Church and State, Summer 1987, Vol. 29 Issue 3, pp. 495–507
  • Radest, Howard B. The Devil and Secular Humanism: The Children of the Enlightenment (1990) online edition a favorable account
  • Toumey, Christopher P. "Evolution and secular humanism," Journal of the American Academy of Religion, Summer 1993, Vol. 61 Issue 2, pp. 275–301, focused on fundamentalist attacks

Sumber primer

  • Adler, Felix. An Ethical Philosophy of Life (1918).
  • Ericson, Edward L. The Humanist Way: An introduction to ethical humanist religion (1988).
  • Frankel, Charles. The Case for Modern Man (1956).
  • Hook, Sidney. Out of Step: An Unquiet Life in the 20th century (1987).
  • Huxley, Julian. Essay of a Humanist (1964).
  • Russell, Bertrand. Why I Am Not a Christian (1957).