Institut Seni Indonesia Yogyakarta

universitas di Indonesia
Revisi sejak 31 Oktober 2018 05.24 oleh AABot (bicara | kontrib) (Bot: Perubahan kosmetika)

Institut Seni Indonesia Yogyakarta atau yang disingkat ISI Yogyakarta adalah sebuah perguruan tinggi negeri yang berkedudukan di Yogyakarta, Indonesia.[1] ISI Yogyakarta dibentuk atas dasar Keputusan Presiden RI No. 39/1984 tanggal 30 Mei 1984 dan diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Dr. Nugroho Notosusanto pada tanggal 23 Juli 1984. Walaupun usianya sebagai institut masih tergolong muda, namun perguruan-perguruan yang merupakan komponen pembentukan ISI Yogyakarta sudah lama ada dan telah menunjukkan kiprahnya dalam perkembangan seni di Indonesia. ISI telah banyak meluluskan seniman-seniman dan profesional yang tersebar dalam berbagai fungsi, profesi dan keahlian, baik di dalam maupun di luar negeri[2]. Prof. Drs. But Muchtar adalah salah satu rektor ISI yang karyanya sampai sekarang dapat dilihat di depan gedung DPR/MPR RI, di Senayan, Jakarta.

Institut Seni Indonesia Yogyakarta
Lambang ISI Yogyakarta


Institut Seni Indonesia

 
Peta
 
Peta
Peta
Informasi
JenisPerguruan tinggi negeri
Didirikan30 Mei 1984
RektorDr. M. Agus Burhan, M.Hum
Lokasi, ,
KampusJalan Parangtritis Km. 6,5 Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Situs webwww.isi.ac.id

Latar belakang

Kampus ISI Yogyakarta terletak di Jalan Parangtritis Km. 6, Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Institut ini mengkhususkan pada pendidikan di bidang seni, yang terkelompok ke dalam tiga fakultas, yakni Fakultas Seni Rupa, Fakultas Seni Pertunjukan, dan Fakultas Seni Media Rekam. Selain itu, ISI Yogyakarta juga telah membuka Program Pasca Sarjana yang memiliki program S2 dan S3 untuk konsentrasi jurusan Penciptaan Seni dan Pengkajian Seni. ISI Yogyakarta dibentuk berdasarkan penggabungan atas tiga pendidikan tinggi seni yang sudah ada sebelumnya yaitu yaitu Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia “ASRI”, Akademi Musik Indonesia “AMI”, dan Akademi Seni Tari Indonesia “ASTI”. [3][4]

AMI (Akademi Seni Musik Indonesia)

Akademi Musik Indonesia “AMI” komponen yang lain, lahir pada tahun 1961 berkembang dari Sekolah Musik Indonesia (SMIND) yang berdiri tahun 1952; dan Akademi Seni Tari Indonesia “ASTI” lahir pada tahun 1963; merupakan kelanjutan dari Konservatori Tari Indonesia (KONRI) yang lahir agak jauh di belakang, yaitu pada tahun 1961.

ASTI (Akademi Seni Tari Indonesia)

Sama halnya dengan ASRI, berdirinya AMI dan ASTI adalah juga karena dorongan yang kuat dari para pecinta seni budaya Indonesia untuk mengmbangkan apa yang dimilikinya. Walaupun jauh sebelum itu pendidikan seni secara tradisional sudah ada, tetapi untuk meningkatkan baik secara vertikal maupun horisontal diperlukan lembaga-lembaga pendidikan seni yang formal dan modern.

Pada awal tahun 1973 sidang antara para pimpinan STSRI “ASRI”, AMI, ASTI dan beberapa akademi kesenian lainnya dengan pejabat-pejabat dari Departeman Pedidikan dan Kebudayaan, sepakat untuk membentuk suatu lembaga pendidikan tinggi seni yang lebih luas cakupannya dan lebih besar kewenangannya baik di bidang seni maupun dari segi ketentuan-ketentuan pendidikan tinggi.

ASRI (Akademi Seni Rupa Indonesia)

ASRI berdiri atas dasar surat Keputusan Menteri PP dan K no. 32/Kebud., tanggal 15 Desember 1949. Peresmiannya dilakukan pada tanggal 15 Januari 1950 oleh Menteri PP dan K saat itu, S. Mangunsarkoro. Perubahan status terjadi pada tanggal 4 November 1968, yaitu menjadi Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia (STSRI), lewat SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0100/1968. Dengan nama baru STSRI itu, sebutan ASRI tidak dihilangkan karena dimanfaatkan sebagai brand name yang telah familiair dengan masyarakat yaitu STSRI "ASRI".

Pada tahun 1969, dipelopori oleh Soedarso Sp, MA, mengganti sistem kenaikan tingkat atau studi tahunan dengan sistem semester dan studi terpimpin dalam Satuan Kredit Semester (SKS). STSRI “ASRI” menjadi pelopor dalam pemakaian sistem ini. Tentu saja sistem ini dimaksudkan mendorong tradisi dan etos belajar mahasiswa untuk menjadi lebih disiplin, karena untuk mencapai derajat sarjana diperlukan target capaian yang berbobot ilmiah pula. Dan, sebutan Fakultas Seni Rupa merupakan nomenklatur terakhir menyusul berdirinya Institut Seni Indonesia Yogyakarta yang secara resmi dibentuk melalui SK Presiden RI, No. 39/1984, tanggal 30 Mei 1984.

Fakultas dan Program Studi

1. Fakultas Seni Pertunjukan

  • Program Studi S1 Seni Musik
  • Program Studi S1 Etnomusikologi
  • Program Studi S1 Teater
  • Program Studi S1 Tari
  • Program Studi S1 Karawitan
  • Program Studi S1 Pedalangan
  • Program Studi D4 Penyajian Musik
  • Program Studi S1 Pendidikan Sendratasik

2. Fakultas Seni Rupa

  • Program Studi S1 Seni Murni
  • Program Studi S1 Kriya
  • Program Studi S1 Desain Interior
  • Program Studi S1 Desain Produk
  • Program Studi S1 Desain Komunikasi Visual
  • Program Studi D3 Batik dan Fashion
  • Program Studi S1 Tata Kelola Seni

3. Fakultas Seni Media Rekam

  • Program Studi S1 Fotografi
  • Program Studi S1 Televisi dan Film
  • Program Studi D3 Animasi

4. Program Pasca Sarjana

  • Magister Penciptaan & Pengkajian Seni (S-2)
  • Magister Tata Kelola Seni (S-2)
  • Doktor Penciptaan & Pengkajian Seni (S-3)

Rencana pengubahan nama institusi

Pemerintah berencana mengubah Institus Seni Indonesia menjadi Institut Seni dan Budaya Indonesia (ISBI) serta Sekolah Tinggi Seni terus bergulir. Institus seni itu meliputi Aceh, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Keempat ISBI baru ini diharapkan dapat lebih mengembangkan seni budaya khas daerah setempat. Saat ini ada lima institut seni di Indonesia yaitu ISI Yogyakarta, ISI Surakarta, ISI Bali, ISI Padang Panjang, dan Institut Kesenian Jakarta, serta satu Sekolah Tinggi Seni di Bandung. Semua ISI akan diperluas tugasnya. Jika sebelumnya hanya berfokus pada kesenian, nantinya akan diperluas dengan kebudayaan yang terkait dengan kesenian tersebut.

Untuk sementara, pemerintah baru akan mengubah empat ISI menjadi ISBI, yaitu ISI Yogyakarta, ISI Surakarta, ISI Bali, dan ISI Padang Panjang. Keempat ISI milik pemerintah ini juga diserahi tugas membantu pembangunan ISBI baru. ISI Padang Panjang bertanggung jawab melaksanakan pembangunan ISBI Aceh. ISI Yogyakarta melaksanakan pendirian ISBI Kalimantan. ISI Surakarta membangun ISBI Sulawesi. ISI Bali membangun ISBI Papua. Mereka masing-masing bertanggung jawab dalam menyusun kurikulum, program pengajaran, dan kebutuhan lain. Selain ISI, pemerintah juga berencana mengubah STSI Bandung dan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) menjadi ISBI.

Berbeda dengan ISI lainnya, IKJ adalah perguruan tinggi milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Institut yang lebih mengembangkan seni urban ini didirikan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin sehingga pemerintah menyerahkan segala keputusan kepada Pemprov DKI Jakarta[5].

Fakultas Seni Pertunjukan

Musik

  1. Pencipta musik (Untuk film, seni pertunjukan)
  2. Penata musik (komposer/arranger)
  3. Pemain musik (orkestra, pop jazz resitalis, solois, musik kamar, ensambel, band, big band, marching band)
  4. Conductor
  5. Penyaji musik
  6. Penulis/ kritikus musik
  7. Peneliti musik
  8. Pendidik
  9. Pengusaha alat musik
  10. Karyawan/ expert pada lembaga pendidikan dan kebudayaan/ Hankam/ Pariwisata
  11. Pemilik sanggar musik
  12. Manajer/ event organizer seni pertunjukan musik

EtnomusikologI

  1. Pencipta musik etnik (untuk film, seni pertunjukan)
  2. Penata musik etnik (komposer/ arranger musik etnik)
  3. Pemain musik etnik
  4. Penyaji musik etnik
  5. Penulis/ kritikus musik etnik
  6. Peneliti musik etnik
  7. Pendidik musik etnik
  8. Pengusaha alat musik etnik
  9. Karyawan/ expert pada lembaga pendidikan dan kebudayaan/ pariwisata
  10. Pemilik sanggar musik
  11. Manajer/ event organizer seni pertunjukan

Teater

  1. Penulis naskah
  2. Sutradara
  3. Pemain teater (kelompok, monolog)
  4. Penata artistik (tata panggung, lampu, dsb)
  5. Penulis/ kritikus teater
  6. Peneliti teater
  7. Pelatih/ guru teater
  8. Penata busana teater
  9. Penata wajah (makeup)
  10. Karyawan/expert pada lembaga pendidikan dan kebudayaan/ pariwisata
  11. Pemilik sanggar teater
  12. Manajer/ event organizer seni pertunjukan

Tari

  1. Pencipta tari (koreografer)
  2. Pengkaji tari
  3. Penari
  4. Penulis/ kritikus tari
  5. Peneliti tari
  6. Penata busana pergelaran seni pertunjukan
  7. Perias
  8. Pendidik
  9. Pengusaha busana tari
  10. Karyawan/ expert pada lembaga pendidikan dan kebudayaan/ pariwisata
  11. Pemilik sanggar tari/ pengelola
  12. Manajer/ event organizer seni pertunjukan
  13. Penata musik tari

Karawitan

  1. Pencipta karawitan (komposer)
  2. Pengkaji karawitan
  3. Penyaji karawitan
  4. Pemsin karawitan (pengrajin)
  5. Penulis/ kritikus karawitan
  6. Pendidik
  7. Karyawan/ expert pada lembaga pendidikan dan kebudayaan/ pariwisata
  8. Pemilik sanggar karawitan
  9. Manajer/ event organizer seni pertunjukan
  10. Pengusaha gamelan

Pedalangan

  1. Penulis naskah pagelaran wayang
  2. Dalang pewayangan
  3. Pemain wayang orang dan teater
  4. Penata artistik (tata panggung seni pertunjukan tradisi dan kontemporer)
  5. Peneliti wayang/ budaya tradisi
  6. Pendidik
  7. Karyawan/ expert pada lembaga pendidikan dan kebudayaan/ pariwisata
  8. Pemilik sanggar pedalangan
  9. Manajer/ event organizer seni pertunjukan

Fakultas Seni Rupa

Seni Murni

  1. Seniman seni murni/ perupa (pelukis, pengrafis, pematung)
  2. Peneliti/ pengkaji seni rupa
  3. Penulis/ kritikus seni rupa
  4. Kurator seni rupa
  5. Pemilik galeri
  6. Pengusaha (wirausahawan) karya seni
  7. Pendidik
  8. Ilustrator
  9. Komikus
  10. Kartunis
  11. Fotografer
  12. Manajer seni
  13. Event organizer
  14. Karyawan/ expert pada laga pendidikan dan kebudayaan/ pariwisata

Kriya

  1. Pencipta kriya seni (tekstil, kayu, logam, keramik, kulit)
  2. Peneliti/ pengkaji seni kriya (tekstil, batik, logam, kayu, keramik, kulit)
  3. Desainer kriya seni
  4. Penulis/ kritikus kriya seni
  5. Kurator seni kriya
  6. Pemilik/ pengelola galeri
  7. Pendidik kriya
  8. Perancang busana/ batik
  9. Pengusaha (wirausahawan) karya kriya seni, garmen
  10. Pemilik sanggar kriya seni
  11. Karyawan/ expert pada lembaga pendidikan dan kebudayaan/ pariwisata

Desain Interior

  1. Desainer pada biro konsultan Interior, Dekorasi dan Exhibition
  2. Desainer pada industri Mebel dan Aksesoris Interior
  3. Visual Merchandiser pada industri retail
  4. Kontraktor pada industri interior, dekorasi dan exhibition
  5. Pengusaha di bidang mebel dan aksesoris interior
  6. Penulis di media/majalah interior
  7. PNS di kementrian/lembaga yang berhubungan seperti Kementrian Pariwisata, Kementrian Perindustrian, Kementrian Kebudayaan, Badan Ekonomi Kreatif, dll

Desain Komunikasi Visual

  1. Peneliti/ pengkaji desain komunikasi visual
  2. Ahli periklanan
  3. Desainer grafis (environmental graphic), multimedia, grafis produk industri
  4. Desainer web
  5. Visual merchandiser
  6. Penulis desain komunikasi visual
  7. Pengusaha (wirausahawan) media cetak
  8. Creative director
  9. Art director
  10. Animator
  11. Audio visual designer
  12. Computer graphic design consultan
  13. Graphic design consultan
  14. Visual branding consultan
  15. Komikus
  16. Pendidik
  17. Ahli Tipografi
  18. Fotografer
  19. Illustrator
  20. Karyawan/ expert pada lembaga pendidikan dan kebudayaan/ pariwisata

Batik

  1. Pencipta batik
  2. Perancang busana batik
  3. Pengusaha garmen batik
  4. Karyawan/ expert pada lembaga pendidikan dan kebudayaan/ pariwisata

Fakultas Seni Media Rekam

Fotografi

  1. Fotografer
  2. Wartawan fotografi
  3. Editor fotografi
  4. Seniman fotografi
  5. Pengusaha (wirausahawan) fotografi, media cetak
  6. Penata artistik fotografi
  7. Peneliti/ pengkaji fotografi
  8. Ahli/ pakar proses imaji (digital imaging)
  9. Konsultan fotografi pada lembaga Pemerintah dan nonpemerintah
  10. Pegawai Humas pada lembaga Pemerintah dan nonpemerintah
  11. Karyawan/ expert pada lembaga pendidikan dan kebudayaan/ pariwisata

Televisi dan Film

  1. Peneliti program televisi
  2. Kritikus program televisi
  3. Perancang program televisi (program design we)
  4. Produser program televisi dan film
  5. Pengarah acara/ sutradara televisi dan film
  6. Penulis skenario program televisi dan film
  7. Penata artistik program televisi dan film
  8. Penata videografi program televisi dan film
  9. Penata editing program televisi dan film
  10. Penata dan perekam suara program televisi dan film
  11. Kamerawan
  12. Pengusaha rumah produksi
  13. Instruktur produksi audiovisual

Animasi

  1. Seniman storyboard
  2. Pengatur/ perancang keyframe
  3. Pembuat animasi inbetween
  4. Perancang gerakan animasi
  5. Seniman animasi dua dan tiga dimensi
  6. Perancang tokoh/ karakter
  7. Seniman tekstur animasi
  8. Seniman animasi game
  9. Perancang game
  10. Penulis skenario game dan animasi
  11. Sutradara game dan animasi
  12. Seniman efek visual dan grafis animasi

Alumni

Edhi Sunarso (seniman patung)

Alumni ASRI (Akademi Seni Rupa Indonesia) angkatan 1950 (cikal bakal ISI Yogyakarta) merupakan mantan staf pengajar ISI Yogyakarta dan seniman besar yang sering menggarap patung-patung monumental di Indonesia. Beberapa karyanya adalah Patung/Monumen Selamat Datang di Bundaran Hotel Indonesia Jakarta, Monumen Dirgantara/Patung Pancoran Jakarta, Tugu Muda Semarang, Diorama Sejarah di Monumen Nasional (Monas) Jakarta, Monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya Jakarta, Diorama Sejarah Monumen Jogja Kembali Yogyakarta, dll. Berkat prestasi beliau ISI Yogyakarta akhirnya memberikan penghargaan tertinggi di bidang seni dengan memberinya gelar sebagai Empu Ageng.

GM Sudarta (kartunis)

Alumni ASRI (Akademi Seni Rupa Indonesia) angkatan 1965 (cikal bakal ISI Yogyakarta) merupakan seorang pelopor karikatur di Indonesia. Dalam membuat karya kartun beliau dikenal cerdik sebab kartun protesnya yang mencubit tetap dikemas dalam humor yang menggelitik sehingga bisa diterima semua pihak. Karya beliau yang paling terkenal adalah Oom Pasikom yang menghiasi Harian Kompas.

Didik Nini Thowok (seniman tari)

Alumni ASTI (Akademi Seni Tari Indonesia) angkatan 1974 (cikal bakal ISI Yogyakarta) merupakan seniman besar di bidang seni tari baik sebagai penari maupun koreografer . Karya beliau yang paling populer adalah Tari Dwi Muka (double sided dance) yang menggunakan topeng di kepala bagian belakang sehingga beliau bisa memerankan dua karakter sekaligus dalam komposisi tari.

Butet Kertaredjasa (seniman teater)

Alumni ASRI (Akademi Seni Rupa Indonesia) angkatan 1982 (cikal bakal ISI Yogyakarta) ini merupakan seniman teater dan budayawan. Meski kuliahnya di bidang seni lukis dan akhirnya kandas ditengah jalan, namun ia justru terkenal sebagai seorang seniman teater terutama dalam pentas monolog. Kiprah dan karya-karya beliau dikenal sangat kritis terhadap pemerintah.

Djaduk Ferianto (seniman musik etnik)

Alumni ISI Yogyakarta angkatan 1984  ini merupakan seniman musik etnik dan budayawan. Beliau sangat aktif mengangkat dan mengaransemen musik etnik di tengah maraknya industri pop. Kiprah nasionalnya mulai dikenal publik melalui acara ‘dua warna’ di RCTI yang memadukan musik etnik dan modern. Beliau juga menjadi penggagas acara Ngayogjazz yang menggelar musik jazz di tengah-tengah kampung guna mendekatkan diri ke masyarakat. Kini bersama Orkes Sinten Remen dan Grup Kua Etnika beliau sering menghiasi televisi nasional bahkan sering menggelar pentas di mancanegara sebagai duta kebudayaan bagi Indonesia.

Luluk Purwanto (seniman musik jazz)

Alumni ISI Yogyakarta angkatan 1987 ini merupakan pemain biola dan musisi jazz Indonesia yang justru banyak berkiprah di mancanegara. Bersama grup musiknya yang bernama The Helsdingen Trio sering menggelar tour musik jazz keliling dunia dalam sebuah bus yang bisa disulap menjadi panggung musik. Karya musiknya bersama Bhaskara Band setiap hari kita dengar di televisi sebagai musik penutup acara Seputar Indonesia di RCTI.

Oni Krisnerwinto (seniman musik)

Alumni ISI Yogyakarta angkatan 1989 ini merupakan musisi yang dewasa ini kerap menghiasi panggung-panggung di televisi Indonesia. Bersama teman-temannya ia membentuk Sa’unine Orchestra yang membantu sentuhan orkestra pada musisi papan atas Indonesia seperti GIGI, Dewa 19, Sheila On 7, Ungu,Glenn Fredly, dll. Bersama Oni & Friends menjadi music director dan home band untuk program-program televisi seperti Idola Cilik, Indonesian Idol, Asian Idol, Festival Film Indonesia, dll. Beliau juga mendapatkan Anugerah Musik Awards (AMI) 2009 untuk kategori Produser Musik Anak Terbaik.

Ahmad Faisal Ismail (kartunis)

Alumni ISI Yogyakarta angkatan 1992 ini merupakan seorang kartunis. Mesikpun pendidikannya adalah desain interior namun kini beliau lebih aktif sebagai kartunis. Sejak SMA dan mahasiswa beliau telah memenangkan berbagai penghargaan di ajang lomba komik nasional. Kini karya Ismail yaitu kartun Sukribo selalu menghiasi Harian Kompas setiap hari minggu.

I Nyoman Masriadi (pelukis)

Alumni ISI Yogyakarta angkatan 1993 ini merupakan pelukis kontemporer indonesia yang paling bersinar kini. Sebagai pelukis muda, karya-karyanya merajai pasar seni rupa kontemporer. Bahkan salah satu karya I Nyoman Masriadi berjudul ‘The Man from Bantul (The Final Round)’ berhasil terjual sekitar Rp.10 milyar di balai lelang Sotheby Hongkong sebagai lukisan termahal di Asia Tenggara. Karya lain yang berjudul ‘Sudah Biasa Ditelanjangi’ menghebohkan balai lelang Christie karena terjual seharga US$. 554 ribu atau sekitar Rp. 5 milyar.

M. Arief Budiman (desainer grafis/komunikasi visual)

Alumni ISI Yogyakarta angkatan 1994 ini merupakan seorang pengusaha desain grafis. Bersama rekan-rekannya mendirikan PT. Petak Umpet Advertising yang selalu merajai ajang Phinastika Ad Festival sebagai Agency of the Year. Karyanya dalam iklan Gudang Garam edisi kemerdekaan mendapatkan penghargaan dalam Citra Adhi Pariwara. Buku karya beliau yaitu Jualan Ide Segar dan Tuhan Sang Penggoda termasuk dalam jajaran buku best seller untuk kategori creativepreneur.

Soimah Pancawati (sinden,entertainer)

Alumni Jurusan Karawitan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta angkatan 1998 ini merupakan sinden dan entertainer muda yang layak diperhitungkan, meski terbilang baru di industri hiburan nasional ia kini sangat sering menghiasi layar televisi. Memulai kariernya dari ‘ngamen’ atau menyanyi di acara-acara kawinan, kini ia tak hanya aktif menyanyi tradisional, ia sering diajak kolaborasi dengan berbagai aliran musik lain dari pop sampai hip-hop. Berkat kemampuannya menyanyi, keunikan tradisi, dan kemampuannya melontarkan lelucon, kini ia juga sering diajak bergabung mengisi acara-acara humor di televisi.

Ifa Isfansyah (sutradara)

Alumni Fakultas Seni Media Rekam ISI Yogyakarta angkatan 1999 ini merupakan sutradara muda yang layak diperhitungkan, meski terbilang baru ia sudah mendapatkan berbagai penghargaan terutama dalam penyutradaraan film-film indie. Karya Ifa Ifansyah yang paling populer adalah Film Garuda di Dadaku, soundtrack film ini yang dinyanyikan oleh Netral kini menjadi semacam lagu kebangsaan bagi para supporter olahraga yang mampu membangkitkan nasionalisme Indonesia. Film terbarunya yang berjudul ‘Sang Penari’ berhasil memenangkan Piala Citra untuk kategori film terbaik dan sutradara terbaik di Festifal Film Indonesia 2011.

Lihat pula

Pranala luar

Referensi