Kota Balikpapan

kota di Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia

Kota Balikpapan adalah salah satu kota di provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Kota ini memiliki luas wilayah 946 km² dan berpenduduk sebanyak 535.829 jiwa (20 April 2005). Motto kota Balikpapan yaitu "Gawi Manuntung Waja Sampai Kaputing" (bahasa Banjar) yang artinya adalah Apabila memulai suatu pekerjaan harus sampai selesai pelaksanaannya. Logo dari kota yang sering dijuluki "Kota Minyak" (Banua Patra) ini adalah Beruang Madu, binatang khas kota Balikpapan yang sekarang sudah mulai punah.

Kota Balikpapan
Daerah tingkat II
Motto: 
Gawi Manuntung Waja Sampai Kaputing (bahasa Banjar: Apabila memulai suatu pekerjaan harus sampai selesai pelaksanaannya)
Kota Balikpapan di Kalimantan
Kota Balikpapan
Kota Balikpapan
Peta
Kota Balikpapan di Indonesia
Kota Balikpapan
Kota Balikpapan
Kota Balikpapan (Indonesia)
Koordinat: 1°08′56″S 116°54′11″E / 1.1489°S 116.9031°E / -1.1489; 116.9031
Negara Indonesia
ProvinsiKalimantan Timur
Tanggal berdiri-
Dasar hukum-
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 5
  • Kelurahan: 27
Pemerintahan
 • BupatiImdaad Hamid
Luas
 • Total946 km² km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi)
Populasi
 • Total535,829 (20 April 2.005)
Demografi
 • AgamaIslam dan agama lainnya
 • BahasaMelayu Banjar, Indonesia
Zona waktuUTC+08:00 (WITA)
Kode BPS
6471 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon0542
Kode Kemendagri64.71 Edit nilai pada Wikidata
APBDRp 1,271 Triliun (2007)[1]
Fauna resmiBeruang Madu
Situs webhttp://www.balikpapan.go.id/

Asal usul dan sejarah

Hikayat populer mengenai asal-usul nama Balikpapan

Ada beberapa hikayat populer yang menceritakan asal usul kota ini yang berada di pesisir timur Kalimantan ini.

  • Adanya 10 Keping papan yang kembali ke Jenebora dari 1.000 keping yang diminta oleh Sultan Kutai sebagai sumbangan bahan bangunan untuk Pembangunan Istana Baru Kutai Lama. Ke sepuluh papan yang balik tersebut disebut oleh orang Kutai Balikpapan Tu. Sehingga wilayah sepanjang Teluk Balikpapan tersebut, tepatnya di Jenebora disebut Balikpapan.
  • Suku Pasir Balik (Suku Asli Balikpapan) adalah keturunan kakek dan nenek bernama Kayun Kuleng dan Papan Ayun. Sehingga daerah sepanjang teluk Balikpapan oleh keturunannya disebut Kuleng - Papan atau artinya Balikpapan (dalam bahasa Pasir, Kuleng artinya Balik)
  • Dalam legenda lain juga disebutkan asal usul Kota Balikpapan, yaitu dari seorang putri yang dilepas oleh ayahnya seorang raja yang tidak ingin putrinya tersebut jatuh ketangan musuh. Sang putri yang masih balita diikat diatas beberapa keping papan dalam keadaan terbaring. Karena terbawa arus dan diterpa gelombang, papan tersebut terbalik. Ketika papan tersebut terdampar ditepi pantai ditemukan oleh seorang nelayan dan begitu dibalik ternyata terdapat seorang putri yang masih dalam keadaan terikat. Konon putri tersebut bernama Putri Petung yang berasal dari Kerajaan Pasir. Sehingga daerah tempat ditemukannya putri tersebut dinamakan Balikpapan.
  • Hari jadi kota Balikpapan ditentukan pada tanggal 10 Februari 1897. Penetapan tanggal ini merupakan Seminar Sejarah Kota Balikpapan pada tanggal 1 Desember 1984. Tanggal 10 Februari 1897 ini adalah tanggal Pemboran pertama minyak di Balikpapan yang dilakukan oleh perusahaan Mathilda sebagai realisasi dari pasal-pasal kerjasama antara J.H. Menten dengan Mr. Adams dari Firma Samuel dan Co.[2]

Hindia Belanda

 
Tentara Sekutu mendarat di Balikpapan, 1 Juli 1945

Dengan ditemukannya Sumber sumber Minyak di daerah Balikpapan dan daerah sekitarnya (Samboja, Sanga-Sanga, Muara Badak, Pemerintah Hindia Belanda akhirnya membeli wilayah ini dari Sultan Kutai Kertanegara. Serta dibangun untuk mendukung usaha usaha Pertambangan khususnya perminyakan dengan mendirikan kilang minyak, kantor operasi serta perumahan pegawai (Sisa-sisa usaha pembangunan Hindia Belanda dapat dilihat dari pemukiman para Staf Pertamina). Aktivitas perminyakan ini juga membantu perpindahan penduduk terutama para pekerja dari Jawa, serta dari berbagai daerah. Saat itu perusahaan minyak yang dikenal adalah BPM, Shell dan KPM.

Jepang

Pada masa Perang Dunia II, Jepang mengincar wilayah ini sebagai batu loncatan mengadakan serangan ke Jawa, Pada bulan 23 Januari 1942, Armada Jepang di bawah pimpinan Shizuo Sakaguchi merebut Balikpapan dari tangan pasukan Sekutu dan Hindia Belanda. Nilai strategis kota Balikpapan juga diperhitungkan tentara Sekutu, pada tahun 1945 tentara sekutu yang dikomando Australia merebut kota ini dari tangan Jepang pada pertempuran 26 Juni-15 Juli 1945 dalam usaha merebut kembali wilayah yang jatuh ke tangan Jepang.

Indonesia

Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia agak terlambat sampai di kota ini, sekitar 1945-1946 melalu pekerja BPM yang datang dari Jawa dalam rangka rehabilitasi Kilang Minyak yang hancur akibat perang, yang dilanjutkan dengan pernyataan rakyat di Lapangan FONI. Namun karena Belanda, berniat menguasai kembali kota ini, terjadi peperangan yang berlanjut sampai pada pertempuran Sangatta. Pada masa pengakuan kedaulatan tahun 1949, Wilayah ini diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia Serikat yang berlanjut kepada Republik Indonesia.

Budaya

Suku yang ada

Suku-suku yang ada di Balikpapan adalah

  1. Suku Paser
  2. Suku Dayak
  3. Suku Kutai
  4. Suku Banjar
  5. Suku Bugis
  6. Suku Jawa
  7. Suku Minahasa
  8. Suku Batak

Bahasa daerah

Bahasa daerah yang sering di gunakan adalah

  1. Bahasa Pasir
  2. Bahasa Banjar
  3. Bahasa Bugis
  4. Bahasa Jawa
  5. Bahasa Kutai

Umumnya bahasa yang digunakan pada keseharian warga Balikpapan adalah Bahasa Indonesia.

Adat Perkawinan

Penduduk kota Balikpapan masih sangat mencintai adat istiadat dan aturan pernikahan tradisional. Adapun adat istiadat pernikahan yang sering terjadi adalah pernikahan dengan menggunakan adat:

  1. Suku Kutai
  2. Suku Dayak
  3. Suku Banjar
  4. Suku Bugis
  5. Suku Jawa
  6. dan sebagian kecil dari adat Manado, Padang, Aceh, Flores

Cerita Legenda

Tersebutlah 4 orang kakak beradik sekandung yang datang dari Lautan untuk bertapa di sebuah bukit (Balikpapan). Selama masa pertapaan tersebut, jadilah 3 orang diantara mereka sebagai ular naga yang sangat besar dan melingkari seluruh daratan kota Balikpapan yang berbukit-bukit. Badan ular naga tersebut meliuk-liuk mengikuti kontur tanah kota Balikpapan. Mereka bertapa dalam tempo tertentu yang di ketahui oleh mereka sendiri untuk membentuk dan menjaga keharmonisan bukit-bukit tersebut. Selesainya waktu pertapaan dan masa untuk meninggalkan bukit tersebut di tandai dengan hujan yang sangat deras. Satu persatu dari mereka akan pergi apabila hujan yang sangat deras menyelimuti bukit-bukit.

Orang-orang tua terdahulu dan yang masih mempercayai cerita tersebut, sangat khawatir apabila hujan turun tiada henti dengan jumlah curah hujan yang besar. Adapun ular naga pertama keluar pada kira-kira tahun 1978 dimana saat itu terjadi banjir dan tanah longsor yang mengkawatirkan seluruh penduduk dan merugikan jiwa dan harta. Menurut cerita orang, jalan yang di tuju saat itu adalah lautan melewati sekitar pasar baru. Yang mana setelah hujan reda dan banjir kering, tanah di jalanan tersebut berbentuk seperti ular naga.

Kira-kira pada tahun 1985, terjadi lagi hujan dengan petir dan mengakibatkan banjir serta tanah longsor yang sangat meresahkan. Terjadi di sekitar bukit perumahan pertamina. Yang mengkibatkan pecahnya saluran besar pembuangan air pertamina dan menimpa perumahan penduduk kampung yang ada di bawahnya dan juga merugikan jiwa dan harta. Setelah hujan reda dan masyarakat mulai berbenah, ditemukan di jalan tersebut, bentuk meliuk seperti jalan ular menembus pagar kawat dan memperlihatkan bahwa kawat tersebut berlubang menuju arah lautan.

Seekor naga masih tetap bertapa sampai dengan saat ini, dan ini adalah naga terbesar dari ketiganya. Apabila ada hujan yang lebat dan tiada henti, mungkin saat itulah naga terbesar kembali kelautan. Sedangkan seorang lagi, berubah menjadi manusia. Yang dalam jangka waktu pertapaannya tersebut, ia berdiri tegak seperti pohon yang memiliki akar, daun dan ranting.

Dari kejauhan di lautan, pelaut tersesat, sering melihat titik merah seperti api yang memandang lautan, yang mana konon itu adalah mata sang naga. Adapun mengapa naga tersebut keluar dari bukit adalah karena telah tidak senang dengan keadaan kehidupan di bukit-bukit tersebut dan versi lain menyebutkan bahwa telah selesai masa pertapaannya dan ia kembali ke laut untuk berpasangan.

Rumah Ibadah

Rumah ibadah yang terdapat di Kota Balikpapan antara lain:

Geografi

Kota Balikpapan memiliki wilayah 85% berbukit bukit serta 12% berupa daerah datar yang sempit yang terutama berada di daerah Aliran Sungai dan Sungai Kecil serta Pesisir Pantai. Dengan kondisi tanah yang bersifat asam (gambut), serta dominan tanah merah yang kurang subur. Sebagaimana layaknya wilayah Indonesia, kota ini beriklim tropis. Kota ini berada di pesisir timur kalimantan yang langsung berbatasan degan Selat Makassar, memiliki teluk yang dimanfaatkan sebagai pelabuhan laut komersial dan pelabuhan minyak.

Batas wilayah

Letak Astronomis Balikpapan berada antara 1,0 LS - 1,5 LS dan 116,5 BT - 117,5 dengan luas sekitar 50.330,57 Ha atau sekitar 503,3 Km ² dengan batas-batas sebagai berikut:

  • Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Kutai Kartanegara.
  • Sebelah selatan berbatasan dengan Selat Makassar.
  • Sebelah timur berbatasan dengan Selat Makassar.
  • Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Penajam Paser Utara.

Pembagian wilayah dan pemerintahan

Kecamatan

Dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 38 Tahun 1996, maka sejak 24 Februari 1997 Kota Balikpapan resmi dimekarkan dari 3 (tiga) kecamatan, yakni:

  1. Kecamatan Balikpapan Barat
  2. Kecamatan Balikpapan Utara
  3. Kecamatan Balikpapan Timur

menjadi 5 (lima) Kecamatan yaitu:

  1. Kecamatan Balikpapan Timur
  2. Kecamatan Balikpapan Selatan
  3. Kecamatan Balikpapan Tengah
  4. Kecamatan Balikpapan Utara
  5. Kecamatan Balikpapan Barat

Kelurahan

Sehubungan dengan pemekaran wilayah kecamatan tersebut, maka melalui Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Timur No. 19 Tahun 1996, maka sejak tanggal 15 Oktober 1996 ditetapkan 7 (tujuh) kelurahan persiapan menjadi kelurahan definitif dan pada tanggal 17 Mei 1996 ditetapkan pula melalui Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Timur perubahan status Desa Manggar Baru menjadi Kelurahan Manggar Baru secara definitif. Dengan demikian maka pada saat ini wilayah Kota Balikpapan terdiri dari 27 (dua puluh tujuh) kelurahan yaitu:

  1. Manggar
  2. Manggar Baru
  3. Lamaru
  4. Teritip
  5. Prapatan
  6. Klandasan Ulu
  7. Klandasan Ilir
  8. Damai
  9. Gunung Bahagia
  10. Sepinggan
  11. Gunung Sari Ilir
  12. Gunung Sari Ulu
  13. Mekar Sari
  14. Karang Rejo
  15. Sumber Rejo
  16. Karang Jati
  17. Gunung Samarinda
  18. Muara Rapak
  19. Batu Ampar
  20. Karang Joang
  21. Baru Ilir
  22. Margo Mulyo
  23. Marga Sari
  24. Baru Tengah
  25. Baru Ulu
  26. Kariangau
  27. Tegal Sari

Dari 27 kelurahan tersebut terdapat 369 RW dan 1.143 RT. Ini berarti bahwa jumlah RW sebelum dan sesudah pemekaran tidak berubah sedangkan RT mengalami penambahan sebanyak 62 buah sehingga berubah dari jumlah 1.081 menjadi 1.143 buah RT.

Mendapatkan status kota

 
Air mancur di pusat Kota Balikpapan

Balikpapan adalah berstatus sebagai kota dengan walikota sebagai kepala daerah dan DPRD sebagai legistatif serta memiliki perlengkapan pemerintahan dan aparatur pemerintah seperti kepolisian, kejaksaan negeri, rumah tahanan dan lembaga permasyarakatan dan pengadilan negeri. Selain itu, Balikpapan menjadi pusat pemerintahan untuk wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan. Tercatat diantaranya kantor POLDA (Kepolisian Daerah) Kalimantan Timur dan Kejaksaan Tinggi berpusat disini. Serta markas besar Angkatan Darat yakni Komando Daerah Militer (KODAM) VI Tanjungpura yang memiliki daerah operasi seluruh wilayah Kalimantan berpusat di kota ini. KODAM yang memiliki motto "Gawi Manuntung Waja Sampai Kaputing" merupakan satu-satunya KODAM yang berpusat di kota bukan ibu kota provinsi.

Walikota

Berikut adalah nama-nama pejabat walikota Balikpapan:

  1. H.A.R.S. Muhammad (1960 - 1963)
  2. Mayor TNI AD Bambang Soetikno (1963 - 1965)
  3. Mayor TNI AD Imat Saili (1965 - 1967)
  4. Mayor POL. Zainal Arifin (1967 - 1973)
  5. Letkol. Pol. H.M. Asnawi Arbain (1974 - 1981)
  6. Kol. CZI. TNI AD Syarifudin Yoes (1981 - 1989)
  7. H. Hermain Okol (sebagai Pelaksana Walikota) (1989 - 1991)
  8. Kol. Inf. H. Tjutjup Suparna (1991 - Juni 2001)
  9. Imdaad Hamid (Juni 2001 - kini)

Ekonomi dan Penduduk

Perekonomian kota ini bertumpu pada sektor industri yang didominasi oleh industri minyak dan gas, perdagangan dan jasa. Kota ini memiliki bandar udara berskala internasional yakni Bandara Sepinggan serta Pelabuhan Semayang selain pelabuhan minyak yang dimiliki Pertamina.

Dengan semakin tumbuhnya perekonomian terutama sejak diberlakukannya otonomi daerah, kota ini terus dibanjiri oleh pendatang dari berbagai daerah, sehingga pemerintah kotamadya memberlakukan operasi kependudukan berupa operasi Kartu Tanda Penduduk. Penduduk terutama dari etnis pendatang yang sudah lama menetap di Balikpapan yakni berasal dari etnis Jawa Timur, Banjar, Bugis, Makassar kemudian pendatang lain yang di antaranya beretnis Madura, Manado, Gorontalo, Jawa, Sunda dan lain-lain. Selain dibanjiri oleh banyak pendatang, banyak perusahan-perusahaan asing dan lokal yang berinvestasi di Balikpapan. Hal ini semakin membuat Kota Balikpapan sebagai kota yang paling maju di Kalimantan, khususnya Kalimantan Timur.

Transportasi

Darat

  1. Taksi tanpa argo meter
  2. Taksi dengan argo meter
  3. Angkutan Kota dengan jalur Trayek berdasar Nomor
  4. Ojek/motor

Laut

  1. Kapal Laut
  2. Speed Boat
  3. Ketinting

Udara

  1. Bandara Sepinggan yang dapat didarati pesawat berbadan lebar seperti Boeing 7373.

Wisata

  1. Taman Agrowisata, diresmikan tanggal 17 Desember 1997 oleh Bapak Tri Sutrisno, berlokasi di Jl. Soekarno Hatta km 23, dengan luas 100 Ha memiliki berbagai koleksi tanaman tropis dan dilengkapi dengan tempat piknik terbuka, rumah panjang Dayak, tempat berkemah, dan pemandangan alami, dilengkapi play ground, shelter, tempat parkir, mushola, play group, dapat dikunjungi dengan angkutan kota trayek no. 6.
  2. Wana Wisata Km 10 adalah taman arboretum yang dibangun PT. Inhutani I Unit Balikpapan, dengan berbagai jenis pohon hutan dan buah-buahan langka, sebagai tempat berkemah dan jogging yang sejuk dan alami, dilengkapi gedung pertemuan, pusat informasi, gazebo, play ground, warung kaki lima, dapat ditempuh dengan angkutan kota trayek no. 8.
  3. Karang Joang Resort, Golf dan Country Club Balikpapan yaitu padang Golf Kariangau terletak di Kelurahan Karang Joang tidak jauh dari sungai Wain, terdapat drive rain, hotel berbintang dengan teras dan pembakaran barbeque, club house dengan kolam renang dan activity room dengan karaoke, meja bilyard, bar dan ruangan dengan acara khusus serta tersedia menu masakan Tionghoa, Eropa dan Indonesia, dapat dipesan pada Resort & Golf Karang Joang Jl. Soekarno Hatta Km 5,5 Balikpapan, telp (0542) 641443 (16 lines), Hotel ()542) 733141.
  4. Jembatan Ulin Kariangau merupakan jembatan ulin terpanjang dengan panjang 800 m dan lebar 2 m, terletak 11 km dari pusat kota Balikpapan, terdapat hutan bakau dengan pemandangan lepas ke teluk Balikpapan dengan aktivitas nelayan dan kapal-kapal yang melintas dari pelabiuhan Somber menuju Pelabuhan Penajam.
  5. Pantai Manggar Segarasari merupakan tempat rekreasi pantai terletak 22 Km dari pusat Kota Balikpapan, terdapat shlter, ruang informasi, warung kali lima, dapat dicapai dengan angkutan kota trayek no. 7.
  6. Hutan Lindung Sungai Wain merupakan hutan lindung dengan luas 10.025 Ha yang dilalui sungai Wain yang panjangnya 18.300 m dengan airnya yang jernih dengan hutan bakau dan habitat burung, ikan , kepiting dan orang hutan.
  7. Panorama Dermaga Penyeberangan Somber, dapat dicapai dengan trayek angkutan kota n0. 4.
  8. Penangkaran Buaya
  9. Monumen Jepang
  10. Monumen Perjuangan Rakyat
  11. Perkebunan Salak
  12. Tugu Peringatan Divisi 7 Australia
  13. Kilang Minyak Balikpapan
  14. Monumen Mathilda
  15. Taman Bekapai
  16. Pantai Melawai
  17. Pantai Strans (Pantai Banua Patra)
  18. Goa Jepang
  19. Meriam Peninggalan Jepang
  20. Kampung Atas Air (kampung Baru)

Referensi

  1. ^ http://www.kaltimpost.web.id/berita/index.asp?Berita=Balikpapan&id=191540
  2. ^ http://www.balikpapan.go.id/index.php?option=com_balikpapan&task=sejarah

Pranala luar