Kopi daun

minuman dari daun kopi dari Sumatera Barat
Revisi sejak 15 Agustus 2017 00.34 oleh Agifpro (bicara | kontrib)

Aia kawa atau kawa daun, adalah minuman dari daun kopi yang diseduh seperti teh. Daun kopi lokal pilihan awalnya dikeringkan dengan cara disangrai selama 12 jam. Saat akan diminum, daun kering ini dicampur dengan air dingin, lalu diseduh dengan air mendidih.[1]

Sekelompok orang sedang memanggang daun kopi di atas api kecil sampai daun menjadi coklat dan kering, untuk membuat kopi daun (pantai barat Sumatera, tanpa tahun)

Sejarah

kopi kawa atau masyarakat sekarang menyebutnya kopi kawan merupakan merupakan kebudayaan lama masyarakat dalam hal berkebun dan ini seiring dengan kebudayaan orang meminum teh, jadi sebelum VOC masuk kebudayaan meminum daun kopi sudah ada, justru kehadiran VOC adalah mengajarkan masyarakat bahwa kopi memanfaatkan bijinya bukan daunnya. ada kekeliruan publik yang mengaitkannya daun kawa/Aia kawa dengan adanya tanam paksa dalam kekuasaan kolonial Belanda. Penduduk di Sumatera Barat dilarang menikmati biji kopi untuk diri sendiri meskipun dipaksa untuk menanamnya demi kepentingan perdagangan. Peraturan ini diakali dengan menggunakan dedaunan kopi yang dipercaya masih mengandung kafeina.[2]

Tradisi meminum

Minuman ini diseruput di saat cuaca dingin, di dangau-dangau. Penyajiannya tidak dengan gelas atau mangkuk, melainkan tempurung kelapa yang dibelah dua. Tempurung ini diberi tatakan bambu. Aia kawa bisa dinikmati dengan atau tanpa gula, ditemani berbagai penganan kecil.[2]

Referensi

  1. ^ Hangatnya Seduhan Daun Kopi Aia Kawa Daun dari Ranah Minang, diakses dari situs berita Republika
  2. ^ a b Kawa Daun, Sejarah di Sayak Tempurung, diakses dari situs berita Harian Singgalang