Aisoki

Revisi sejak 23 Februari 2019 11.35 oleh Shobrinaf (bicara | kontrib) (lupa menambahkan { ... } pada kata {sedang ditulis})

{{sedang ditulis}}

Aisoki merupakan permainan tradisional dari provinsi Papua yang berasal dari daerah Yapen Barat.[1] Aisoki diambil dari nama salah satu bahan yang digunakan dalam permainan ini. Permainan ini tidak ada hubungannya dengan kepercayaan maupun adat istiadat setempat. Permainan ini biasanya dimainkan pada pagi dan sore hari atau diwaktu senggang orang-orang yang ingin memainkannya. Permainan ini dimainkan oleh dua regu yang jumlah pemainnya sama banyak. Jadi, bila jumlah pemain regu A terdiri dari 5 orang, maka regu B terdiri dari 5 orang juga. [1]

Setelah penentuan pemain, maka dimulailah lemparan. Misal, regu yang pertama kali melempar adalah regu A. Maka, urutan lemparan adalah orang pertama dari regu pertama disusul orang pertama dari regu kedua dan seterusnya hingga pemain terakhir. Tiap regu diharuskan melempar aisokinya ke Kwang bayabuinya masing-masing. Regu yang seluruh aisokinya telah tertancaplah yang dinyatakan menang dan dengan demikian pemainan untuk kedua regu tersebut telah berakhir. Pemenangnya akan mendapatkan Pi Arirura.[1]

Setiap pelempar diharuskan berdiri di belakang garis yang telah ditetapkan untuk melempar. Jika pelempar yang melewati garis tersebut saat melepar aisoki dan aisokinya tertancap di Kwang Bayabui, maka lemparan tersebut dinyatakan tidak sah. Aisoki hanya dapat dimainkan oleh laki-laki karena permainan ini bertujuan untuk membina fisik dan ketangkasan kaum laki dalam menggunakan tombak dan tempuling yang biasanya digunakan dalam berburu. Penduduk yang memainkan permainan ini biasanya hidup di dusun-dusun atau perdesaan. Tapi permainan ini tidak terbatas bagi kelompok tertentu saja, akan tetapi dapat dimainkan oleh semua orang yang berminat dan memiliki alat-alat yang dibutuhkan dalam permainan ini.[1]

Alat yang dibutuhkan dalam permainan ini adalah

  1. Aisoki yaitu kayu yang panjangnya 2 sampai 2,5 cm serta diruncingkan menyerupai lembing dan digunakan untuk melempar sasaran.
  2. Hwang Bayabui adalah pelepah pohon nipah. Setiap regu harus memiliki dua hwang bayabui. Hawang bayabui ini dapat dikatakan sebagai sasaran untuk melemparkan Aisoki.
  3. Pi Arirura adalah benda yang dipertandingkan. Benda yang dipertandingkan ini biasanya disepakati oleh kedua regu yang akan bertanding.[1]

Referensi

  1. ^ a b c d e "Aisoki » Perpustakaan Digital Budaya Indonesia". budaya-indonesia.org. Diakses tanggal 2019-02-23.