Amenorea

kondisi tidak terjadinya menstruasi pada perempuan berusia subur
Revisi sejak 25 Februari 2019 11.46 oleh Nusinau (bicara | kontrib)

Amenorea adalah panjang siklus haid yang memanjang dari panjang siklus haid klasik (oligomenorea) atau tidak terjadinya perdarahan haid, minimal tiga bulan berturut-turut. Terjadinya amenorea dan Oligomenorea sering kali mempunyai penyebab yang sama.[1] Sumber lain menjelaskan bahwa amenorea adalah keadaaan pada wanita yang tidak mengalami menstruasi.[2] Amenorea normal terjadi pada masa sebelum pubertas, kehamilan dan menyusui, dan setelah menopause.[2] Siklus menstruasi normal meliputi interaksi antara komplek hipotalamus-hipofisi-aksis indung telur serta organ reproduksi yang sehat (lihat artikel menstruasi).[2]

Berkas:Amenorea.jpg
Amenorea pada wanita

Jenis-jenis Amenorea

Amenorea dibedakan menjadi 2 jenis yaitu sebagai berikut:[1]

  1. Amenorea Primer, yaitu tidak terjadinya haid sekalipun pada wanita yang mengalami amenorea.[1]
  2. Amenorea Sekunder, yaitu tidak terjadinya haid, yang dieslingi dengan perdarahan haid sesekali pada wanita yang mengalami amenorea.[1]

Penyebab terjadinya amenorea primer ini secara umumnya lebih berat dan lebih sulit daripada penyebab terjadinya amenorea sekunder, seperti adanya kelainan-kelainan kongenital dan genetik. Sedangkan, penyebab terjadinya amenorea sekunder lebih mengarah pada sebab-sebab yang timbul dalam kehidupan wanita, seperti gangguan-gangguan gizi tubuh, metabolisme tubuh, tumor dan penyakit infeksi.[1]

Sebab

Fisiologis; terjadi sebelum pubertas, dalam kehamilan, dalam masa laktasi maupun dalam masa menopause; gangguan pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium; kelainan kongenital; gangguan sistem hormonal; penyakit-penyakit lain; ketidakstabilan emosi; kurang zat makanan yang mempunyai nilai gizi lebih.[3]

Terapi

Terapi pada amenorea, tergantung dengan etiologinya. Secara umum dapat diberikan hormon-hormon yang merangsang ovulasi, iradiasi dari ovarium dan pengembalian keadaan umum, menyeimbangkan antara kerja-rekreasi dan istirahat.[3]

Referensi

  1. ^ a b c d e H. Hendirk (2006). Problem Haid: Tinjauan Syariat Islam dan Medis. Jakarta: Tiga Serangkai. hlm. 122-123. ISBN 9793304421. 
  2. ^ a b c "Amenorea". Diakses tanggal 13 Juni 2014. 
  3. ^ a b Rochmawati, Lusa (2009-08-02). "Gangguan dan Masalah Haid dalam Sistem Reproduksi | Ginekologi". Lusa. Diakses tanggal 2019-02-25.