Halte Kalimenur

halte kereta api di Indonesia
Revisi sejak 28 Desember 2018 13.34 oleh RaFaDa20631 (bicara | kontrib)

Stasiun Kalimenur (KLR) merupakan stasiun kereta api nonaktif kelas III/kecil yang terletak di Sukoreno, Sentolo, Kulon Progo, tepatnya di antara Stasiun Sentolo dan Stasiun Wates. Stasiun yang terletak pada ketinggian +35 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi VI Yogyakarta.

Stasiun Kalimenur
Kalimenur+35 m
Stasiun Kalimenur, 2016.
Lokasi
Koordinat7°51′56.020″S 110°12′24.066″E / 7.86556111°S 110.20668500°E / -7.86556111; 110.20668500
Ketinggian+35 m
Operator
Letak
Jumlah peronSatu peron sisi yang agak rendah
Jumlah jalur2
Layanan-
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiIII/kecil[2]
Sejarah
DibukaSekitar tahun 1876-1888
Ditutup1974
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Kini kondisi stasiun ini lusuh, kesepian, dan banyak vandalisme karena sejak tahun 1974; 50 tahun lalu (1974), stasiun ini tak lagi beroperasi. Stasiun Kalimenur berhenti beroperasi pada 1974 dan dianggap tak layak lagi meski hanya untuk pemberhentian kereta berkecepatan tinggi karena posisinya yang tidak strategis, okupansi yang minim, dan berada di tikungan besar Kalimenur.

Stasiun ini diperkirakan dibangun pada masa yang sama dengan pembangunan jalur rel Surabaya-Cilacap, sekitar 1876-1888. Hingga masa revolusi, Stasiun Kalimenur menjadi salah satu stasiun yang riuh dengan penumpang menunggu kereta uap yang sering disebut sebagai sepur bumel atau sepur grenjeng. Yang unik, stasiun ini dulu juga disebut sebagai Stasiun Tahu, karena mayoritas penumpangnya adalah penjual tahu dari Desa Tuksono yang hendak berjualan ke Yogyakarta atau Kutoarjo.[3]

Pada masa revolusi sekitar 1948, sejumlah stasiun di jalur ini pernah dibom oleh Belanda, hingga hampir hancur. Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) kemudian membangun kembali, dan meresmikan Stasiun Kalimenur menjadi stoplat (stasiun mini) pada tahun 1954.

Arsitektur stasiun ini masih asli dan merupakan peninggalan Staatsspoorwegen. Bahkan bangunan utama dan ruang kepala stasiunnya pun masih dapat diselamatkan.[3]

Saat ini, Stasiun Kalimenur dijadikan sebagai tempat beristirahat oleh warga dan railfans yang hendak menyaksikan atau memotret kereta api yang sedang menikung di tikungan Kalimenur.

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ a b Media, Kompas Cyber (2009-11-14). "Mari Menelusuri Kejayaan Kereta Masa Silam". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2018-12-09. 

Pranala luar

Stasiun sebelumnya     Lintas Kereta Api Indonesia   Stasiun berikutnya
Templat:KAI lines

7°51′57″S 110°12′23″E / 7.865802°S 110.206270°E / -7.865802; 110.206270{{#coordinates:}}: tidak bisa memiliki lebih dari satu tag utama per halaman