Gading, Balerejo, Madiun

desa di Kabupaten Madiun, Jawa Timur
Revisi sejak 8 Juni 2019 13.34 oleh Rizkydns (bicara | kontrib) (Tradisi: Perbaikan konten)

Gading adalah desa di kecamatan Balerejo, Madiun, Jawa Timur, Indonesia. Terdapat empat dusun di desa Gading yaitu Blawong, Satreyan, Gading dan Ngakar. Kantor kelurahan berada di dusun Ngakar. Mayoritas masyarakat berprofesi sebagai petani dan buruh tani, sedangkan beberapa sebagai tenaga serabutan, kuli, PNS dan swasta.

Gading
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
KabupatenMadiun
KecamatanBalerejo
Kode Kemendagri35.19.10.2004 Edit nilai pada Wikidata
Peta
PetaKoordinat: 7°33′29″S 111°36′9″E / 7.55806°S 111.60250°E / -7.55806; 111.60250

Geografi

Suhu udara rata rata 30 °C–32 °C. Curah hujan tahunan diperkirakan sekitar 1,511 – 2,108 mm terbagi dalam 2 musim hujan (sekitar November – Mei) dan musim kemarau (Juni – Oktober).

Curah hujan bulanan rata rata sekitar 470 mm saat curah hujan tinggi selama periode hujan dan 13–92 mm pada saat bulan kering pada periode musim kemarau. Relief topografi pada wilayah ini beragam mulai dari datar (lereng <2%), berombak (lereng 2%–15%), hingga berbukit (lereng 15%–40%).

Pertanian

Salah satu teknologi yang sudah dipakai di desa gading adalah submersible pump.

Berkas:"Sumber listrik submersible.jpeg"

Pompa benam yang bisa digunakan untuk sumur yang sangat dalam, yang bisa mencapai lebih dari 30 meter atau bahkan ratusan meter dan masih tetap bisa mengalirkan air tanah agar bisa kita gunakan sesuai dengan kebutuhan.

Tradisi

1. Megengan adalah tradisi masyarakat di desa Gading dalam menyambut bulan Ramadhan, megengan diambil dari bahasa Jawa yang artinya menahan. Ini merupakan suatu peringatan bahwa sebentar lagi akan memasuki bulan Ramadhan, bulan dimana umat Islam diwajibkan berpuasa, yaitu menahan untuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat menggugurkan ibadah puasa tersebut. Masyarakat biasanya berbondong-bondong untuk berziarah kubur, membersihkannya serta menaburi bunga diatasnya dan tidak lupa mendoa'akannya serta ada juga yang membacakan yasin dan tahlil.

2. Ritual Methil Mbok Sri adalah tradisi para petani untuk mengungkapkan rasa syukur akan dimulainya panen padi.

 
Upacara untuk Dewi Sri (mapag Sri) pada saat panen di Karang Tengah, Tuntang, Semarang (sekitar 1910)

Kata methil sendiri diambil dari kata mithili atau memotong, dalam hal ini bertepatan dengan panen padi.