Haria, Saparua, Maluku Tengah

negeri di Kabupaten Maluku Tengah, Maluku

Haria, adalah salah satu dari 7 negeri yang termasuk ke dalam wilayah kecamatan Saparua, Maluku Tengah, Maluku, Indonesia.

Haria
Leawaka Amapatti
Negara Indonesia
ProvinsiMaluku
KabupatenMaluku Tengah
KecamatanSaparua
Luaskm2
Jumlah pendudukjiwa
Kepadatanjiwa/km2

Etimologi

sejak kedatangan orang-orang Portugis pada abad ke-16, pelabuhan Porto-Haria makin ramai. Masyarakat Haria yang masih tinggal di pegunungan ramai turun ke pantai dan bergaul serta berniaga dengan orang Portugis. Kemudian terjadilah perintahh untuk merelokasi negeri-negeri di pegunungan ke pantai pada masa VOC, maka semua penduduk Haria di gunung turun dan mendirikan permukiman baru. Permukiman itu disebut sebagai aria yang dalam bahasa Tana berarti pergi ke pantai. Pendapat lain mengatakan, ada kemungkinan nama Haria berasal dari orang Portugis yang menyebutkan daerah pelabuhan itu sesuai dengan daerah asal mereka di Haria, Portugal.

Menurut F.Souisa nama Negeri Haria berasal dari kata aria yang dalam Bahasa Portugis bermakna tali. Pada suatu masa, orang-orang Portugis membuang sauh (berlabuh) akibat cuaca dan gelombang yang keras. Ketika mereka mencoba memaksa kembali berlayar kapal mereka kandas. Untuk melepaskan kapal tersebut mereka harus bekerja keras dan seringkali mengucapkan kata aria yang didengar oleh penduduk setempat. Mereka mendengarnya sebagai haria. Oleh karena itu, sejak saat itu daerah pesisir yang sekarang menjadi Negeri Haria dinamakan sebagai Haria.

Sejarah

Negeri Haria yang pertama bernama Nusahunjo dan negerinya letak di tempat lain. Kapitan Loupatty datang dengan 4 fam dari Seram ke gunung Hatu-Hahul. Empat fam tersebut yakni Loupatty sendiri, Parinussa, Sarimolle, dan Tamaela.[1]

Pada suatu waktu, kapitan Loupatty yang bernama Pattiiju berjalan-jalan di Nusahunjo dan bertemu dengan seorang berpakaian kapitan. Kapitan Loupatty berhadapan dengan orang itu dan keduanya mulai berkelahi. Dalam perkelahiannya kapitan Loupatty tidak mampu mengalahkan lawannya. Kedua-duanya sama kuat. Sehingga kapitan itu disebut sebagai Kapitan Hattu yang artinya keras seperti batu. Tempat pertarungan mereka dinamai sebagai Apapa yang berasal dari kata apa, kata yang dipakai olehgh kedua kapitan untuk saling berseru saat mereka bersua dan bersiap untuk bertarung. Kemudian keduanya mulai berkawan dan mengadakan aliansi. Mereka lantas berpisah di tempat bernama Patae. Kapitan Loupatty memerintahkan kapitan Hattu untuk pergi ke Nusahunjo. Sedangkan ia sendiri berjalan terus guna berjumpa dengan pendatang dari Pulau Seram. Dalam perjalanan dia beristirahat untuk makan bekal yang ada. Sementara mau makan, ternyata tidak ada ikan. Tiba-tiba ada burung yang bernama goheba dengan seekor ikan di mulutnya. Tiba-tiba ikan itu jatuh dari mulutnya dan ikan itu diambil oleh Kapitan Loupatty. Oleh sebab itu, tempat tersebut dinamai Yano yang berarti ikan.

Ketika marga sudah mulai banyak, maka mereka pergi ke tempat yang kedua yang bernama Amano. Amano ini dianggap sebagai salah satu negeri lama Haria. Di sana sudah tinggal Kapitan Bastian Latupeirissa. Pada saat itu mereka menyangka bahwa Kapitan Latupeirissa telah memakan babi yang mereka buru. Kapitan Latupeirissa merasa malu lalu lari bersembunyi dekat kolam di sekitar Tanjung Hatualani. Oleh karenya Kapitan Latupeirissa dijuluki sebaggai Kapitan Lahuni. Dikisahkan bahwa pada suatu masa masyarakat Amano diserang wabah penyakit. Kapitan Loupatty berinisiatif mencari Kapitan Latupeirissa dengan bantuan seekor anjing. Anjing itu kehausan dalam perjalanan. Dengan kesaktiannya, Kapitan Loupatty menikamkan tombak ke tanah dan secara ajaib muncullah mata air yang memancar. Mata air tersebut sekarang bernama Waehuhu.

Pada zaman Portugis, kapitan Loupatty dan kawannya yaitu Patih Sakaroni turun ke pantai cari tempat kediaman yang baru. Mereka turun dari Amano dan bermukim di tempat yang sekarang menjadi Negeri Haria. Negeri Haria itu pula mereka sematkan nama adat atau teon yang berbunyi Leawaka Amapatti. Leawaka Amapatti sebagai negeri yang baru di tepi pantai diperintah oleh Patih Sakaroni dan nanti oleh keturunannya. Patih Sakaroni menurunkan fam Manuhutu. Salah seorang keturunan beliau yang bernama Narayai menyusun sturktur pemerintahan adat bagi negeri yang baru itu. Menurut struktur tersebut, Kapitan Loupatty berkuasa sebagai raja di hutan atau gunung, sedangkan Patih Sakaroni berkuasa di pantai.

Ketika Negeri Leawaka di pantai sudah siap untuk dihuni, maka batas-batas antara Haria dengan negeri tetangga diperjelas. Kapitan Loupatty menikam tanah yang menjadi batas antara Haria dengan Porto. Kapitan Hattu menikam tanah di sekitar Air Salobar, tak jauh dari negeri lama. Setelah itu batu pamali negeri dipindahkan dari Amano dan di depan batu tersebut diadakalah pembangunan rumah adat atau baileu. Baileu Haria sendiri dinamai Palapesi Ruma Toru. Menurut cerita baileu itu dibangun tahun 1571. Pada masa yang bersamaan dengan innaugurasi baileu Haria, Kapitan Loupatty memanggil tiga fam yang berdiam di Pulau Molana. Mereka adalah Souisa, Kaya, dan Kainama. Atas panggilan dari kapitan Loupatty mereka turun dari Molana ke Negeri Haria dan bergabung menjadi orang Haria. Setelah negeri Haria sudah mempunyai kedudukan yang tetap, maka kapitan Loupatty berjalan di wilayah Negeri Haria, lalu dia tiba di satu tempat yang disebut Sempurna yang artinya "Selesai", menandakan selesainya upaya pembangunan negeri yang baru di pesisir.

Demografi

Fam

Fam-fam Asli

  1. Hattu
  2. Kainama
  3. Kaya
  4. Latupeirissa
  5. Loupatty
  6. Manuhutu
  7. Parinussa
  8. Sarimolle
  9. Souisa
  10. Tamaela

Fam-fam Pendatang

  1. Leihitu
  2. Leuwol
  3. Lohy
  4. Paunno
  5. Pelamonia
  6. Picarima
  7. Putuhena
  8. Ruhulessin
  9. Sahuleka
  10. Samalohi
  11. Souhoka
  12. Takaria
  13. Waelauru

Hubungan Sosial

Hubungan dengan Negeri-negeri Tetangga

Negeri Haria bertetangga dengan Negeri Porto. Keduanya seakan hampir tidak memiliki batas yang jelas satu sama lain. Bagi keduanya, Haria dan Porto mungkin sangat dekat, tapi juga sangat jauh. Hal ini berkaitan dengan permusuhan dan perbantahan antardua negeri berkaitan dengan sumber air bersih yang dikenal sebagai "Air Raja".[2] Baik Haria maupun Porto sama-sama mengklaim kepemilikan. Meskipun begitu, klaim Negeri Porto lebih kuat karena mereka pernah memenangkan persidangan soal sengketa tanah terhadap beberapa negeri di Saparua pada masa kolonial.

Buntut dari perebutan "Air Raja" adalah kedua negeri sering baku hantam dan saling serang dengan bom dan senjata api. Bahkan baileu Haria pernah terbakar habis dalam konflik tahun 2002.[3] Permasalahan keduanya makin runyam tatkala Porto mengungkit soal status tanah di daerah alang-alang dekat Gunung Kerbau. Menurut Raja Porto, Haria yang berpenduduk padat, tapi sempit tidak punya lahan lagi untuk meluaskan wilayahnya. Sehingga satu-satunya cara untuk memperluas wilayah permukiman adalah dengan meminjam tanah dari negeri lain, dalam hal ini Porto.[4]

Hubungan Pela

Haria memiliki hubungan pela minum darah dengan Sirisori Islam.[5] Negeri ini juga mengikat pela dengan Lilibooi, Hative Besar, dan Waesamu.[6][7]

Kelembagaan

Raja

Haria diperintah oleh raja yang berasal dari matarumah parentah (fam) Manuhutu.

Soa

Di negeri Haria ada terdapat 6 soa[8] yaitu:

  1. Soa Louhatu
  2. soa Lounusa
  3. soa Pemua
  4. soa Samalohy
  5. Soa Tanarisa
  6. Soa Titasomi

Tokoh Terkenal

  • Thomas Matulessy (Kapitan Pattimura), seorang pejuang pra-kemerdekaan Indonesia.

Referensi

  1. ^ Sejara dari Haria
  2. ^ [1] Dendam Haria Porto Kembali Membara, Sumber Mata Air Merenggut Nyawa
  3. ^ Kabar dari Porto Christelijke dorpen Porto en Haria op Saparua slaags: doden en gewonden
  4. ^ [2] Porto Miliki Bukti Kepemilikan Air Raja
  5. ^ [3] Sekilas Sejarah Pela-Gandong Louleha, Potret Rekonsiliasi Anak Negeri Adat di Maluku
  6. ^ Sejarah Pela Antara Hative Besar dan Haria di situs blog http://rangelove2108.blogspot.com
  7. ^ Pela Bi di situs blog http://www.manuhutu.be
  8. ^ Sejara dari Haria