Mu'min Ali Gunawan

Revisi sejak 13 Juli 2019 05.10 oleh Mozzacinno (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi 'Mu'min Ali Gunawan, merupakan seorang bankir swasta nasional kenamaan yang mempelopori modernisasi dunia perbankan di Indonesia. Lahir pada tanggal 12 Maret 1939 di Je...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Mu'min Ali Gunawan, merupakan seorang bankir swasta nasional kenamaan yang mempelopori modernisasi dunia perbankan di Indonesia. Lahir pada tanggal 12 Maret 1939 di Jember dengan nama Lie Mo Ming.

Mulai merintis bisnis di bidang perbankan sekitar tahun 1966, empat tahun setelah hijrah ke Jakarta mengikuti iparnya, Mochtar Riady dan bekerja di bidang ekspor impor bersama seorang iparnya yang lain. Bersama Mochtar Riady, ia membeli sebagian saham Bank Industri dan Dagang Indonesia (BIDI) yang saat itu sedang mengalami kesulitan likuiditas. kemudian menjabat sebagai direktur bank tersebut setelah kepemilikan sahamnya naik menjadi 23%. Bisnis perbankan yang dirintisnya terus berkembang dengan meningkatnya aset yang dimilikinya.

Pada tahun 1967 ia membeli Bank Kemakmuran di Jakarta, kemudian mendirikan Bank Industri Djaya Indonesia di Surabaya bersama beberapa koleganya. Tepat pada tanggal 17 Agustus 1971 ketiga bank yang dimilikinya tersebut digabungkan, dan lahirlah Pan Indonesia Bank Ltd. (Panin Bank), hal ini dilakukan sesuai dengan anjuran merjer bagi bank-bank kecil oleh Gubernur Bank Indonesia pada saat itu.

Dibawah kendalinya, aset Panin Bank terus melesat setelah bergabungnya beberapa bank kecil pada tahun 1972 hingga 1975 dan dinyatakan layak go public menjadi bank pertama yang memasyarakatkan sahamnya di Indonesia pada tahun 1982. Aset yang senilai 155 milyar di tahun 1980 terus meningkat menjadi 380 milyar lebih di tahun 1984. Di tahun itu juga Panin Bank menduduki peringkat kedua setelah Bank Central Asia sebagai bank terbesar dan peringkat pertama sebagai bank swasta yang menghasilkan laba tertinggi.

Pada tahun 1986 posisi Panin Bank mengalami kemerosotan bahkan dinilai dalam kondisi yang tidak sehat oleh Bank Indonesia. Dalam rangka memperbaiki kondisi tersebut, kedudukan eksekutif tertinggi terpaksa dipercayakan kepada orang lain. Hingga pada akhir tahun 1988, Mu'min Ali Gunawan bersama Prijatna Atmadja sebagai presien kembali tampil memegang tampuk pimpinan Panin Bank setelah melalui kemelut pengalihan sebagian saham kepada Yan Darmadi.[1]

  1. ^ Lumbantoruan, Magdalena (1992). Ensiklopedi Ekonomi, Bisnis, dan Manajemen. Jakarta: PT. Cipta Adi Pustaka.